Minggu, 08 November 2015
Panduan Revolusi Mental
Panduan Revolusi Mental
Menuju Indonesia Hebat
7 Semangat Baru Revolusi Mental
Saturday, August 02, 2014 10:58 AM
Beikut ini adalah 7 SEMANGAT BARU dalam Revolusi Mental yang akan menjadi pondasi perubahan bangsa Indonesia menuju INDONESIA HEBAT.
Klik Gambar untuk penjelasan dan contoh konkritnya.
Mari kita bersama-sama bekerja keras dan cerdas dengan penuh semangat pembaruan diatas.
Niscaya kita akan menjadi bangsa yang maju, bermartabat, dan berbudaya luhur!
SELAMAT DATANG PERUBAHAN !!
Urus Paspor Sehari Jadi, Bebas Sogok dan Calo
Saturday, August 16, 2014 7:56 AM
Kepada khalayak ramai diinformasikan bahwa format paspor RI mulai September 2014 mengalami perubahan yang sangat siknifikan yakni tidak ada lagi halaman legalisasi Kepala Kantor Imigrasi.
Anda tak perlu repot-repot lagi apabila akan ke luar negeri termasuk umroh dan haji dengan mendatangi Kantor Imigrasi. Cukup dilakukan secara online, terjadi peningkatan pelayanan.
Paspor model lama tetap masih berlaku dengan secara bertahap akan ditarik apabila telah habis masa berlakunya.
Paspor model baru mengikuti standar ICAO yang diberlakukan dan diikuti oleh semua negara didunia paling lambat tahun 2015.
Paspor baru ini penuh dengan security fiture yang bisa dilihat kasat mata maupun dengan bantuan alat, dan dapat dibaca oleh "Readable Pasport Machine" yang terpasang di tempat-tempat pemeriksaan imigrasi di negara yang dikunjungi.
Informasi ini hendaknya disebarluaskan ke khalayak ramai untuk menghindari ekses misalnya penipuan, calo,dan perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab.. Dengan begitu secara pasti pencaloan akan otomatis hilang pada akhir tahun ini karena permohonan paspor akan diproses melalu isistem berdasarkan antrian elektrronik dan SEHARI JADI!
Sistemakan online dengan BNI dan pembayaran dilakukan disana/BNI. Jadi, TIDAK akan ada lagi lalulintas uang di kantor imigrasi.
Saat ini sedang dilakukan uji coba di kantor imigrasi Jakarta Barat dan Jakarta Pusat untuk Pelayanan sehari jadi.
Silakan kunjungi kedua kantor tersebut, daftar online dulu di https://onlinedpri.imigraso.go.id. Bawa KTP, surat lahir, KK. Foto disana, juga fotokopi disana karena ada dan ukurannya khusus.
Biaya Rp.225.000,- sehari jadi!
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Membangun Indonesia Yang Mandiri
Sunday, August 03, 2014 5:50 PM
Mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang berdaulat dan memiliki kemandirian bukanlah utopia, tetapi nyata bisa kita lakukan. Kisah masyarakat sebuah desa di Blitar JawaTimur yang berhasil melepaskan diri dari ketergantungan bahan bakar terutama gas elpiji (lihat disini) membuktikan hal itu. Juga keberhasilan masyarakat di Pantai Selatan Yogyakarta dalam ketahanan pangan dengan cara menanam berbagai tananaman pangan di PASIR (lihat disini) sekali lagi membuktikan bahwa kita bisa mandiri.
Apa sebenarnya yang membuat mereka bisa berprestasi begitu?
Jawabannya tidak sulit, Mentalitas dan CaraBerpikir!
Mereka punya sikap mental dan cara berpikir yang mendorong mereka bertindak tidak seperti biasanya.
Belajar dari kedua daerah tersebut, mentalitas dan cara berpikir seperti apa yang membuat mereka miliki?
Tidak mau bergantung (Dependent Mentality)
Saling bergantung (Interdependency Mentality) atau Gotong Royong
Berpikir "DAN" bukan "ATAU"
Melihat Kendala sebagai Peluang.
Mental bergantung adalah mentalitas seorang bayi, yang tanpa bantuan orang lain akan mati. Mereka (masyarakat kedua desa itu) tidak mau seperti itu. Mereka tidak mau nasib meeka tergantung atas kebaikan orang lain, tergantung dari pemerintah, NGO, dsb. Mereka sadar, nasib merekaditentukan oleh mereka sendiri, karena mereka yang bertanggung jawab atas diri mereka, bukan orang lain. Kalau nasib mereka buruk, mereka tidak ingin mengeluh dan menyalahkan oranglain atau lingkungan.
Masyarakat kedua desa itu juga sadar bahwa mereka saling mebutuhkan satu sama lain untuk melakukan sesuatu yang bisa membuahkan hasil luar biasa. Dengan bergotong royong mereka menyatukan tenaga, pikiran dan hati mereka sehingga tercipta solusi hebat atas masalah yang mereka hadapi. Mereka tahu kalau bekerja sendiri, berpikir sendiri dan menyemangati diri sendiri tidak mampu menghasilkan karya luar biasa yang sinergis.
Hal ketiga yang dubutuhkan adalah konsep berpikir DAN, bukan ATAU
Sadar atau tidak, masyarakat kedua desa itu memiliki konsep berpikir "DAN" bukan "ATAU".
Masyarakat di Blitar itu tidak mau berpola pikir,
"Beli sapi untuk dipiara tapi tidak punya gas elpiji ATAU bisa beli gas untuk masak dll tapi tidak punya sapi untuk dipiara",
melainkan,
"Beli sapi untuk dipiara DAN punya gas untuk memasak dll"
Demikian juga masyarakat dipantai Selatan Jogja, mereka tidak memilih berpola pikir,
"Punya lahan tanah subur tapi sempit serta mahal ATAU punya lahan pasir luas serta murah tapi tidak subur"
melainkan,
"Punya lahan luas serta murah DAN subur"
Pola pikir mereka telah maju, bahkan melampaui para pengambil kebijakan negara selama ini yang cenderung berpikir ATAU (biar gampang).
Banyak contohnya, antara lain,
"Kita babat hutan untuk jual kayu gelondongan tapi dapat devisa ATAU tetap punya hutan lebat tapi tidak dapat devisa"
Kenapa tidak berpikir,
"Kita tetap punya hutan lebat DAN dapat devisa"
Contoh lain,
"Kita jual minyak (mentah) dengan harga murah tapi dapat devisa ATAU tetap punya minyak tapi rakyat lapar"
Bukannya berpola pikir,
"Kita jual minya (olahan) dengan harga tinggi DAN rakyat kenyang sejahtera"
Tentu saja konsekwensi memilih pola pikir "DAN" membutuh Kerja Ekstra serta KREATIVITAS.
Itulah yang yang dipilih dan diempuh oleh masyarakat Biltar dan Jogja sehingga mereka bisa memiliki kemandirian di sektor-sektor itu. Sedangkan para pembuat kebikan negara selama ini lebih memilih yang gampang: "ATAU".! Tinggal ambil saja....weleh..weleh!
Disamping ketiga hal diatas ada satu lagi yakni BERANI melihat dengan cara yang berbeda yaitu melihat KENDALA sebagai PELUANG!
Masyarakat Jogja mampu dan berani melihat lahan pasir yang tidak subur (kendala) tapi relatif murah sebagai peluang untuk menanam tanaman. Dikatakan BERANI karena untuk bisa menjadikan peluang dibutuhkan Kerja Ekstra dan KREATIVITAS disamping 3 hal yg telah dibahas diatas.
Catatan: Tentang Kreativitas akan dibahas pada artikel tersendiri.
http://revo-mental.blogspot.com/2014/07/semangat-kemandirian-produksi-pangan-di.html
7 Semangat Baru Revolusi Mental
Keren, Orkestra Revolusi Mental Akan Bergaung Membahana!
Friday, August 01, 2014 12:58 PM
Bukan Main...!!!
Jika satu orang memulai maka akan ada orang lain yang juga akan ikut mulai melakukannya dan anda akan terheran sendiri akan gerakan yang membahana menggetarkan semua orang, dan mereka akan ikut juga sehingga lebih membahana.
Perhatikan video yang menarik ini baik-baik
Jadi, jangan takut memulai atau mengikuti Gerakan Revolusi Mental Indonesia. Mungkin baru saya dan anda saat ini, tetapi percayalah orkestra Revolusi Mental akan diikuti oleh banyak saudara-saudara kita yg sama-sama merindukan Indonesia Hebat.
Dipimpin oleh dirigen yang penuh semangat, Orkestra kita akan bergaung mendunia menyuntikkan semangat produktif anak bangsa menuju Indonesia Hebat.
Mari ikut dalam Orkestra Revolusi Mental Indonesia!
Revolusi MentalIndonesia
7 Mentalitas Baru
Sunday, August 03, 2014 1:37 PM
KITA DAPAT MULAI MELAKUKAN PERUBAHAN
DENGAN MERUBAH TERLEBIH DAHULU
7 MENTALITAS BARU DI BAWAH INI
Dari PASIF Menjadi AKTIF
Dari PESIMIS Menjadi OPTIMIS
Dari MENGELUH Menjadi FOKUS PADA SOLUSI
Dari MALAS-MALASAN Menjadi GIAT BEKERJA
Dari MUDAH MENYERAH Menjadi PANTANG MENYERAH
Dari BERORIENTASI HASIL Menjadi BERORIENTASI PROSES
Dari PENONTON Menjadi PELAKU
KLIK Tulisan Diatas Untuk Penjelasannya Masing-Masing
Bagaimana merubah mentalitas dari Pasif menjadi Aktif,
dari Pesimis menjadi Optimis,
dan seterusnya ......
Klik masing-masing butir diatas
Membangun Pemerintah Yang Melayani
Saturday, August 02, 2014 10:59 AM
Pernahkan anda membayangkan Indonesia diisi oleh semua institusi pemerintah yang siap melayani masyarakat dan rakyatnya dengan sigap, cekatan, ramah, tanpa suap atau pungutan tak resmi dan diskriminasi? Mulai dari kantor kelurahan hingga kementerian, dinas-dinas, rumah sakit, dan sebagainya semuanya cepat melayani anda tanpa bertele-tele. Tak ada lagi motto "Kalau Bisa Diperlambat, Kenapa Harus Dipercepat?" di kepala para pegawai pemerintah. Semuanya berjalan secara transparan dan cepat, nyaman dan manusiawi
Mereka cepat tanggap bila ada hal-hal yang tidak beres terjadi dimasyarakat tanpa menunggu pengaduan, protes dan demo dari masyarakat. Jalanan rusak segera diperbaiki, rakyat sakit kurang gizi segera ditangani, jembatan amtar desa jebol segera ditangani dsb,dsb....
Tentu menyenangkan bukan?
Nah, bagaimana hal itu bisa kita wujudkan?
Mungkin anda berpikir, "mungkinkah itu, kapan itu, atau itu hanya ilusi!"
Wong, sekarang ini semuanya bertolak belakang dengan angan-angan itu. Kalau kita datang ke instansi pemerintah kita harus menunggu lama, dilempar kesana kemari, wajah pegawai yang ketus tanpa keramahan seakan kita pengemis yang menyebalkan, atau kalau (pura-pura) ramah itu karena ada maunya, proses yang tidak transparan, dsb, dsb... Merekapun sama sekali tidak tanggap jika ada masalah di masyarakat, bahkan pura-pura tidak tahu. Alasan "Kami belum menerima laporan" tidak ada lagi.
Kembali, bagaimana hal itu bisa diwujudkan?
Semua itu bisa berlaku jika sikap mental para pegawai pemerintah itu telah berubah!
Nah, bagaimana merubahnya? Itukan tidak gampang..... wong sudah berurat berakar bin karatan begitu..
Diperlukan Kepemimpinan yang Kuat terutama Komitmennya dalam menggerakkan Gerakan Revolusi Mental khususnya terhadap para pegawai pemerintah. Mentalitas Pemerintah harus diganti dengan mentalitas pelayanan. kalau perlu kata PEMERINTAH diganti saja dengan INSTITUSI PELAYANAN PUBLIK. Bagaimanapun, kata pemerintah berasal dari kata Perintah, jadi Pemerintah adalah orang (lembaga) yang memberikan perintah! Bagaimana mereka mau melayani kalau dikepala mereka, mereka adalah orang yang tugasnya Memerintah??
Disamping kepemimpinan yang kuat memegang komitmen diperlukan pendekatan Three-In-One yakni Learning By Values, Doing By Values dan Living By Values.
Mentalitas baru akan terbentuk dan terbangun jika dan hanya jika melakukan 3 langkah secara simultan yaitu pembelajaran dan sosialisasi nilai-nilai baru secara masif dan sistematis (learning by values) diikuti dengan praktek nyata para pimpinan lembaga dalam menrapkan nilai-nilai baru (Doing by values) dan didukung dengan penciptaan sistem yang merangsang dan atau mengancam para pegawai untuk menerapkan nilai-nilai baru.
Penjelasan detil tentang Three in One Approach ini akan dibahas secara tersendiri.
Dengan mentalitas baru yang telah terbentuk itulah baru memungkinkan para pegawai pemerintah bisa melaksanakan pekerjaan mereka dalam pelayanan masyarakat secara cepat, terampil, ramah edan tanggap. Dengan begitu barulah akan dapat dirasakan oleh mastarakat bahwa pemerintah senantiasa hadir untuk melayani.
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Pengertian Revolusi Mental
Tuesday, August 05, 2014 5:47 PM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
Seiring dengan kemenangan Bapak Joko Widdodo dan Yusuf Kalla dalam pilpres 9 Juli 2014, maka tampaknya kita akan memasuki era perubahan yang siknifikan (semoga) melalui kosep REVOLUSI MENTAL yang dicanangkan oleh Presiden Baru periode 2014-2019 itu. Perubahan yang siknifikan tersebut sebaiknya kita sikapi dengan kesiapan untuk berubah dari kita masing-masing agar tidak menjadi korban perubahan.
Tapi, apa sih sebenarnya Revolusi Mental itu?
Yep, Revolusi Mental teridiri atas 2 kata yakni Revolusi dan Mental.
Revolusi (dari bahasa latin revolutio, yang berarti "berputar arah") adalah perubahan fundamental (mendasar) dalam struktur kekuatan atau organisasi yang terjadi dalam periode waktu yang relatif singkat. Kata kuncinya adalah Perubahan dalam Waktu Singkat.
Aristoteles menggambarkan pada dasarnya ada 2 jenis revolusi yakni:
Perubahan sepenuhnya dari satu aturan ke yang lainnya
Modifikasi terhadap aturan yang ada.
Revolusi telah banyak terjadi dalam sejarah umat manusia dan bervariasi dalam berbagai metoda, durasi, dan ideologi motivasi. Hasilnya telah terjadi perubahan besar dalam budaya, ekonomi, dan institusi sosio-politik.
Sedangkan Mental atau tepatnya Mentalitas adalah cara berpikir atau kemampuan untuk berpikir, belajar dan merespons terhadap suatu situasi atau kondisi. Contohnya, jika seseorang mengatakan anda mempunyai mentalitas anak TK, maka itu sih oke-oke saja kalau anda memang murid TK, tetapi jika anda anak SMA, itu berarti anda dianggap tidak dewasa (sematang semestinya anak SMA). Tidak lucu kan, anak SMA bermental anak TK...??
Contoh lain, Mental Priyayi, artinya orang yang cara berpikir, bersikap dan merspons sesuatu seperti priyayi (bangsawan), maunya diladeni, tak mau kerja keras/kotor, mintanya selalu dihormati, duduk harus didepan, menjaga jarak dengan kaum miskin, maunya yang mahal-mahal dst... Tentu orang seperti ini tidak bisa diajak berjuang, bekerja keras dan maunya dapat hasilnya saja.
Jelas bahwa kata asal mentalitas adalah mental, yang berarti 'pikiran'
Bagaimana pikiran anda bekerja itulah mentalitas anda, yaitu cara anda berpikir tentang sesuatu. Cara berpikir (mentalitas) dibentuk dari pengalaman, hasil belajar, atau pengaruh lingkungan. Contohnya, anda mungkin memiliki mentalitas kompetitif (berebutan) kalau ada makanan, karena di keluarga anda, saat makan anda semeja dan harus berbagi dengan 9 saudara.
Jadi, Revolusi Mental dapat diartikan dengan perubahan yang relatif cepat dalam cara berpikir kita dalam merespon, bertindak dan bekerja.
Memangnya kenapa harus dirubah? Apa ada yang salah?
Banyak...., bahkan banyak sekali!
Kita sekarang telah hidup di Era Informasi yang membuat globalisasi dunia dengan pradigmanya sendiri, sementara kita masih banyak... bahkan banyak sekali terperangkap dalam paradigma atau pola pikir lama, Era Industrial maupun era agrikultural, yang sudah jauh tertingal dan banyak bertolak belakang dengan era informasi yang meng-global itu.
Juga mentalitas yang terbentuk akibat penjajahan selama 350 tahun! Ada mental penjilat, mental budak, dan berbagai pola pikir tidak produktif lainnya.
Apa saja sikap mental, paradigma atau cara berpikir yang sudah usang itu dan harus dirubah dalam waktu relatif singkat dan bagaimana merubahnya, silakan anda ikuti di situs ini "Panduan Revolusi Mental" disini.
.
brought to you by Sumber Ilmu-Sumber Kearifan
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Menjadi PELAKU bukan PENONTON
Tuesday, July 29, 2014 5:53 PM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Memang menyedihkan kalau sampai sekarang kita hanya bisa menjadi penonton dari pesta kemajuan dunia yang marak disana-sini. Hampir di segala bidang kita hanya bisa melihat gegap gempita dan sorak sorai dunia mengelu-elukan para jawara, dan sayangnya kita sering terbuai dengan nikmatnya sebagai pengguna hasil para kampiun itu.
Contoh nyata bisa dilihat di dunia internet, Indonesia menduduki ranking ke 3 terbanyak dunia pengguna Facebook dan kebanyakan penikmat layanan yang disediakan oleh sosmed itu dengan TIDAK PRODUKTIF. Contoh lain anda bisa lihat hampir setiap kali ada kompleks perumahan dibangun maka dibuatlah ruko berderet-deret yang nanti akan menjadi etalase barang impor (yg sebenarnya tidak selalu bermutu juga) dan kta akan menjadi pembeli yang mengkonsumsi tanpa perlu merasa bersalah. Kenapa bukan tempat produksi yang berderet-deret itu? Masih banyak contoh lain yang bisa anda lihat dikanan-kiri anda.
Bagaimana kita bisa menjadi Pelaku bukan Penonton yang notabene sebagai penikmat yang membayar tanpa menghasilkan sesuatu?
Rumusnya sederhana!
Menjadi Pelaku merupakan hasil akibat logis dari 6 sikap mental yang telah kita bahas sebelumnya. Perhatikan gambar di bawah ini:
Yang pertama harus dilakukan adalah berubah dari Pasif Menjadi Aktif. Lihat caranya disini. Setelah itu kitaharus mampu mengembangkan Sikap Optimis, tidak mudah Pesimis. Lihat pembahasannya disini. Kiat berikutnya adalah jika masalah timbul tidak terpaku pada masahnya saja den mudah Mengeluh tetapi Fokus Pada Pencarian Solusi pemecahannya. Kiatnya anda bisa baca disini.
Nah, setelah itu kini gilirannya anda Giat Bekerja, tidak Bermalas-malasan sibuk mencari alasan untuk menunda-nunda pekerjaan. Caranya juga sudah dibahas, silakan simak disini. tentu saja dalam bekerja kita akan menghadapi banyak hambatan dan kendala, tetapi saya dan anda harus membangun sikap batin Pantang Menyerah. Lihat disini ulasannya.
Salah satu hal yang mebuat anda tetap akan giat bekerja adalah karena anda mampu membangun konsep "sukses baru" yaitu terletak di proses atau usaha, bukan pada hasil, karena hasil hanya merupakan akibat dari proses yang dijalankan dengan baik, sekuat tenaga dan sesuai kehendak Tuhan YME. Karena itu, anda diharapkan dapat Berorientasi Pada Proses, Bukan fokusnya pada Hasil. Lihat pembahasannya disini.
Nah, kalau anda sudah melakukan dan melalui tahap-tahap diatas, maka secara otomatis anda akan menjadi PELAKU yang aktif, produkti, giat bekerja, pantang menyerah dan selalu bisa bersyukur atas apapun yang anda peroleh. dan anda akan selalu SUKSES! Karena meski hasil yang anda oeroleh tidak sesuai harapan, target atau ekspektasi anda, anda tettap MEMPEROLEH sesuatu yang berharga. Itulah sebabnya GAGAL pun anda tetap SUKSES!
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Jangan Berorientasi Pada Hasil !!???
Tuesday, July 29, 2014 2:56 PM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
"Untuk bisa maju, jangan anda berorientasi pada hasil!"
Kalimat diatas mungkin bagi banyak orang kelihatannya aneh.
"Loh, memang apa salahnya?" begitu komentar mereka.
"Bukankah kita berusaha untuk mencapai hasil...!!"
Sebelum membaca alasan di bawah, ada baiknya juga anda membaca "Management By Objective: Hasil itu Milik Siapa" disini.
Tonton juga video "The Death Crawl" ini.
Banyak salahnya!
Jika anda hanya fokus pada hasil yang ingin dicapai, maka otak anda hanya berpikir pokoknya hasil harus diperoleh bagaimanapun caranya. Akibatnya orang bisa keblinger menghalalkan segala cara. Dan bila cara yang tidak halal yang dipakai tentu saja akan banyak merugikan orang lain, bukan saja merugikan lawan atau pesaingnya, tetapi juga masyarakat konsumen yang harusnya memperoleh "tontonan" atau hasil karya yang bermutu! Hemmm...., contohnya, lihat saja Pilpres 2014 yang barus saja kita lalui..
Jika anda hanya berorientasi pada hasil, maka bisa jadi dan tanpa sadar anda menjadi anti Tuhan! Loh, kok begitu? Ingatlah bahwa yang menentukan hasil itu bukan kita tetapi Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukankah orang islam kalau ditanya hasilnya bagaimana, jawabannya "Insya Allah", artinya jika Tuhan berkehendak. Jadi urusan hasil adalah bukan domain kita tetapi Tuhan YME. Nah kalau kita gusar, kecewa, atau marah karena hasil usaha kita tidak sesuai dengan yang diharapkan, siapakah yang kita marahi itu? Nah, lo...., makanya jangan memaksakan hasil karena berarti mau mendikte bin memaksa Tuhan menuruti kemauan anda...?? Weleh...weleeehhh!
Jika anda hanya mementingkan hasil saja, maka bisa jadi tidak belajar sesuatupun, tidak menambah pengalaman karena anda tidak perduli dengan usaha. Bisa saja hasil sesuai dengan harapan anda karena kebetulan (tiba-tiba dapat, ada orang yg mengerjakannya, sistem sedang berpihak pada anda dsb) tetapi anda tidak tambah ilmunya, sehingga bila yang "kebetulan" itu tidak ada lagi anda akan segera jatuh dan bangkrut!
Jika anda hanya fokus pada hasil, maka hidup anda tidak akan bahagia dan bersyukur. Kenapa? Karena yang namanya hasil sama dengan harapan anda itu jumlahnya sedikit (tergantung Yang Diatas), sedangkan yang lebih sering terjadi adalah "gagal" (saya tidak ingin menggunakan istilah ini) dimana hasil tidak sesuai harapan. Karena yang penting bagi anda adalah (yang sesuai dengan harapan anda) maka anda akan banyak mengalami kekecewaan dan kegusaran. Dan itu tentu saja membuat anda tidak bahagia.
Karena anda tidak perduli pada proses maka anda tidak pernah mencari cara yang lebih baik, dan itu membelenggu anda pada pencapaian yang biasa saja, seperti biasa atau standar saja. Anda tidak pernah bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa, sehingga anda maksimal hanya menjadi orang yang bisa saja, standar.
Nah,... anda bisa teruskan daftar ini bukan?
Silakan kirim masukan anda dan berbagi dengan orang lain. Isi kotak komentar di bawah, dan saya akan menambahkan ke dalam daftar diatas. Ok?, terimakasih atas masukannya.
Baca ini Juga,"Kenapa Kita Harus Berorientasi Pada Proses" disini
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Rahasia Pantang Menyerah.
Friday, August 08, 2014 6:15 AM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Orang Pantang Menyerah bisa kita lihat dimana-mana, di sekeliling anda, di dalam maupun luar negeri. Dan mereka selalu mendapatkan decak kagum.
Apakah mereka mendapatkan apa yang mereka kejar? Belum tentu!
Tapi usaha mereka yang gigih dan tak kenal menyerah itulah yg mengagumkan.
Bagaimana mereka bisa pantang menyerah begitu?
Berikut beberapa rahasianya.
10 CARA PANTANG MENYERAH
1. Pandang sbg Permainan yg Menantang
2. Ajak Orang Lain Ikut Serta
3. Buat Strategi untuk Mencapainya
4. Adakan orang yg selalu mendorong untuk berprestasi
5. Berusaha sekeras mungkin, sebaik mungkin
6. Kalau "gagal", DAPAT-kan sesuatu darinya dan Nikmati
7. Buat strategi baru dan Coba Lagi
8. Kalau "gagal", DAPAT-kan sesuatu darinya dan Nikmati
9. Buat strategi baru dan Coba Lagi
10. Kumpulkan "DAPAT" yg anda punya dan Manfaatkan
Itulah SUKSES anda
dan Anda akan Selalu Bisa Bersyukur!
Apakah anda punya rahasia lain selain yang ada di atas?
Silakan berbagi. Tulis di kolom komentar di bawah.
Nanti saya akan tambahkan di dalam daftar diatas.
Terimakasih.
==================================================
Lanjutkan ke sini
"GAGAL = SUKSES"
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
PELAJARAN Dari The Death Crawl
Friday, August 08, 2014 5:46 AM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Kalau anda tiba-tiba sudah sampai di halaman ini, sebaiknya baca ini dulu, biar tidak bingung.
Kalau sudah dari sana, tentunya anda sudah punya daftar yang ingin anda cocokkan, bukan? (kalau jawabannya bukan, wah anda memang .....)
Ok, kalau sudah, silahkan cocokkan!
1. Berani menerima tantangan yang berat
2. Punya passion (suka olahraga football)
3. Tidak perlu melihat hasilnya saat berusaha
4. Ada orang yg selalu mendorong untuk berprestasi
5. Awalnya ada yg sinis meremehkan, jangan hiraukan
6. Berusaha sekeras mungkin, sebaik mungkin
7. Tidak tahu kalau orang diam-diam mengagumi
8. Orang lain mulai mendukung dan mendorong anda
9. Merasa Puas karena sudah berusaha sekuatnya
10. Punya kemampuan yg lebih dari yg dikira
11. Pengaruhnya Meningkatkan semangat tim
12. Tuhan telah memberikan talenta bagi setiap orang
13. Jangan menyia-nyiakan yg sudah diberikan Tuhan
14. Kita punya tanggungjawab terhadap kelompok
15. Menjadi lebih kuat, lebih produktif
16. Menjadi Lebih Optimis.
Apakah anda punya poin lain selain yang ada di atas?
Silakan berbagi. Tulis di kolom komentar.
Nanti saya akan tambahkan di dalam daftar diatas.
Terimakasih.
==================================================
Lanjutkan ke sini
"10 Rhasia Pantang Menyerah"
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
BELAJAR Dari The Death Crawl
Sunday, July 27, 2014 5:14 PM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Bagaimana seseorang bisa mencapai hasil yang luar biasa,
bahkan melampaui kemampuan dirinya yang dia ketahui selama ini.
Simak baik-baik video di bawah ini dan coba petik pelajarannya.
Poin-poin apakah yang anda dapatkan?
BUAT DAFTAR sebanyak mugkin seperti di bawah ini.
Sudahkah anda dapatkan poin-poin pembelajarannya?
Jika belum cobalah, agar anda benar-benar mendapatkan manfaatnya.
Kalau belum juga,JANGAN teruskan baca tulisan di bawah ini!
Kalau sudah,
SILAHKAN COCOKKAN HASIL (DAFTAR) ANDA DISINI
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Cara Mengatasi Sikap PASIF
Friday, July 25, 2014 8:10 AM
Apakah anda sering merasa ingin melakukan sesuatu, tetapi tidak memiliki keberanian untuk melakukannya? Apakah anda sebel dengan perasaan terlalu lemah untuk melakukan bahkan hal-hal yang mendasar? Apakah itu tampaknya karena ada sesuatu yang selalu menahan anda untuk melakukan yang anda inginkan, atau anda selalu menunggu orang lain atau sesuatu untuk "Mendorong" anda sebelum bertindak? Menjadi terlalu pasif akan mencegah anda menjalani hidup yang anda idamkan!
Berikut beberapa cara untuk mengatasi sikap pasif dan menjadi pasif menjalani hidup anda.
1. Kenali Kenapa Anda Cenderung Bersikap Pasif
2. Kumpulkan Kemauan
3. Dapatkan Harapan
4. Bangun Motivasi
5. Minta Bantuan Jika Perlu
6. Bersikap Lebih Positif
7. Kenali Apa yg Anda Perlukan dan Dapatkan itu
8. Angkat Pantat Anda. Melangkahlah!
9. Percaya Dirilah
10. Kenalilah Sisi Positif Dari Perubahan
11. Menjadi Lebih Disiplin
12. Jangan Berpikir Anda Tidak Bisa Melakukannya
13. Buat Hidup Anda Tidak Membosankan
Klik Masing-masing butir diatas untuk penjelasannya lebih lanjut dan lengkap.
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Membangun Sikap Pantang Menyerah
Sunday, July 27, 2014 2:56 PM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Pepatah bijak mengatakan "Gagal itu kalau anda Berhenti".
Jadi kalau anda tidak berhenti berarti Tidak Gagal.
Karena itu ada pepatah juga mengatakan "Gagal itu adalah Sukses yang Tertunda." Benarkah?
Benarkah Sukses itu adalah ketika HASIL yang dicapai sama atau lebih besar daripada TARGET yang direncanakan?
Apakah anda termasuk orang yang mudah menyerah?
Bagaimana agar bisa Pantang Menyerah?
Disini anda akan temukan bahwa GAGAL = SUKSES !!???
Bagaimana bisa?
Ikuti pembahasan dibawah ini agar anda bisa Pantang Menyerah, melalui 3 topik berikut:
Belajar dari The Death Crawl
Sepuluh Langkah Menjadi Pantang Menyerah
Gagal = Sukses!
Klik butir diatas!
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
4. Hargai Waktu Anda
Tuesday, August 05, 2014 7:54 PM
Step 4 Mengatasi Malas
Waktu anda sangat berharga. Berikut beberapa cara untuk mengatasi kemalasan dan membuat optimal hari anda.
Belajar Mengerjakan sesuatu di Waktu Senggang Anda.
Ambil suatu minat atau hobby baru. Kehidupan lebih penuh kalau anda produktif.
Kerjakan Tugas Anda Sekarang. Jika anda punya sebuah tugas yang harus dilakukan di rumah, jangan ditunda hingga akhir minggu. Lakukan sekarang ketika segalanya masih segar di benak anda.
Hilangkan Penyebab Penundaan. Kenali apa yang anda habiskan waktu anda saat menunda dan hilangkan itu. Jika anda menghabiskan waktu dengan surfing internet, bekerjalah di tempat yang tidak ada akses internet. Jika chating atau bbm penyebabnya, singkirkan HP anda di tempat lain atau minta teman memegangnya hingga sore hari saat istirahat.
Paksa Tepat Waktu. Jika anda bilang anda akan mulai bekerja di siang hari jam sekian, kerjakan tepat jam itu. Jangan biarkan terlambat 30 atau 40 menit dari waktu yang sudah anda tetapkan.
Buat Jadwal untuk Kerja dan Istirahat. Sangat alamiah kalau anda perlu istirahat saat bekerja, tetapi pastikan waktunya terbatas. Misalnya, anda bertekad untuk bekerja selama 50 menit dalam 1 jam lalu istirahat 1o menit. Setelah itu kerja lagi dan seterusnya. I
Just do it! Tak ada obat untuk menyembuhkan malas. Satu-satunya cara untuk mengatasi malas adalah menyetel otak anda pada pekerjaan itu dan selesaikan. Milikilah Disiplin Diri.
Kembali Ke Step 1
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
3. Membuat Prioritas Waktu
Tuesday, August 05, 2014 7:42 PM
Step 3 Mengatasi Malas
Jika anda mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan, maka hal itu akan dapat membuat anda merasa "blenger" sehingga berakhir dengan tak berbuat apa-apa. Berikut beberapa cara untuk memaksimalkan waktu yang anda miliki.
BUAT DAFTAR
Jika anda memiliki beberapa hal yang harus dikerjakan dalam suatu hari, buatlah prioritanya ke dalam "Yang Harus" , "Yang Perlu", dan "Yang Akan". Lakukan Yang Harus lebih dahulu. Dengan memiliki daftar tertulis sering membuat lebih mudah untuk melihat mana yang paling penting.
Kerjakan Yang MUDAH Dahulu
Sementara anda belum meningkatkan energi. kerjakan yang paling tidak menyenangkan belakangan. Jika anda fokus pada yang lebih mudah lebih dahulu, anda akan mempunyai waktu lebih banyak untuk mengerjakan yang sulit nanti. Pekerjaan yang tidak anda sukai biasanya akan memakan waktu dari biasanya. Ini membuat halangan tambahan di benak anda karena anda punya pekerjaan lain yang lebih mudah tapi belum dikerjkan karena anda tersangkut di pekerjaan yang tidak menyenangkan itu.
Ambil "Proyek" Dengan Hati-Hati
Sekali lagi, anda tidak ingin membuat diri anda "blenger" sehingga anda menjadi lesu. Ambil satu atau dua hal untuk fokus dan sepenuhnya menyediakan diri anda untuk mengerjakan tugas itu. Anda tidak akan membuat diri anda gepeng tergencet pekerjaan, kan?
Pecah Pekerjaan Menjadi Bagian-Bagian Kecil
Cara lain untuk menghindari memiliki pekerjaan yang kelihatannya banyak adalah dengan memecah pekerjaan menjadi bagian-bagian tersendiri, lalu fokus pada bagian-bagian itu satu persatu.
Buat Jadwal Waktu Secara Detil
Jika anda memiliki 'proyek' dan sudah anda dedikasikan diri anda untuk waktujatuh tempo, maka sangat mudah bagi anda menyingkirkan yang lain sebelum pekerjaan itu selesai. Buatlah jadwal waktu yang rinci yang berisi dafta semua langkah yang diperlukan menuju waktu jatuh tempo itu dan buatlah jadwal waktu yang masuk akal.untuk menyelesaikannya.
Bersambung ke Step 4
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
2. Bangun Kerangka Berpikir Yang Benar
Tuesday, August 05, 2014 7:53 PM
Step 2 Mengatasi Malas
Perasaan malas atau atau lesu seringkali berkaitan dengan bagaimana perasaan kita terhadap diri kita atau kehidupan kita. berikut beberapa tips untuk merubah mood anda.
BERSIHKAN Rumah atau Kantor Anda
Memiliki lingkungan yang bebas dari kekusutan dan ketidak-aturan sering dapat menghilangkan beberapa kekusutan dari pikiran anda, dan membuat anda merasa lebih termotivasi dan produktif.
Mulailah Hari Anda Dengan SELF-TALK Positif
Berbicara dengan diri sendiri untuk melakukan hal-hal positif akan membantu anda menggugah semangat untuk melakukan apa yang telah anda katakan kepada diri anda. Contohnya, "Hari ini saya akan pergi untuk bekerja" atau "Hari ini saya akan pergi berolahraga", dan sebagainya ...
Dengarkan MUSIK Yang Energik
Lagu-lagu yang bersemangat atau untuk senam yang membuat anda terhentak dan merasa aktif dapat membantu menggairahkan nada positif dalam hari anda. Jangan dengarkan lagu-lagu sendu yang merengek-rengek cengeng dan tidak semangat karena akan membawa suasana loyo juga di hari anda.
Rubah LINGKUNGAN Anda
Lingkungan yang berbeda membawa dampak yang berbeda pula pada produktivitas kita. Contohnya, jika anda mau melakukan sesuatu di tempat tidur anda, apakah akan merangsang anda untuk bekerja atau memancing anda untuk tidur lagi? Anda mungkin perlu mempertimbangkan ruang yang berbeda jika anda ingin menyelesaikan suatu pekerjaan.
Bergaul Dengan Orang-Orang PRODUKTIF
Dengan orang-orang seperti apa anda dikelilingi akan menginspirasi perilaku anda. Bergaullah dengan dengan-orang-orang sukses dan bermotivasi, maka energi mereka akan menular kepada anda.
Ceritakan TUJUAN Anda.
Jika anda ingin mencari kerja atau ikut lomba maraton, ceritakan kepada orang lain. Jika meeka bertemu anda lagi, mereka akan bertanya bagaimana keinginan anda itu dilakukan dan hasil yang anda sudah dapatkan. Ini cara yang bagus untuk membuat anda bertanggungjawab atas tindakan anda.
Stop Membuat RUMIT.
Anda tak perlu menunggu waktu yang tepat sempurna untuk menyelesaikan sesuatu, karena biasanya tidak ada itu! Harus begini, harus begitu, syratnya ini-itu dan kompleks bin rumit. Sayangnya, perfeksionisme dapat menjadi salah satu dari alasan terbesarAre you waiting for a perfect time to accomplis untuk menunda-nunda pekerjaan.
Nyambung ke Step 3
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
1. Tubuh, Pikiran, dan Semangat
Tuesday, August 05, 2014 7:52 PM
Step 1 Mengatasi Malas
Jika anda merasa malas, itu mungkin berkaitan dengan bagaimana anda menjaga tubuh anda. Berikut beberapa tips yang secara alamiah memberikan tambahan energi.
TIDUR
Sebaiknya anda tidur 8 jam sehari idealnya, dan cobalah tidur dengan teratur. Pola tidur yang tidak teratur atau kurang tidur malam dapat menyebabkan kurang tenaga dan cenderung malas.
CUCI MUKA
Segera setelah bangun tidur di pagi hari, basuh muka anda dan segarkan. Ini cara yang sangat muah untuk lebih membangunkan diri anda dan memulai hari anda segera.
SENAM atau OLAHRAGA Secara Teratur
Senam atau olahraga meski hanya jalan cepat akan memberikan anda energi alamiah dan juga melepaskan endorphin yang akan meningkatkan mood anda secara keseluruhan. Ini membuat anda merasa lebih condong pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu di hari itu.
Jaga POLA MAKAN
Jika anda tidak cukup asupan sayuran atau makanan sehat lainnya dalam tubuh anda, hal itu juga akan mempengaruhi energi tubuh anda secara keseluruhan. Cobalah menghindari junk r setiap hari.
CARI BANTUAN
Jika cara-cara diatas tidak berhasil, perasaan malas anda mungkin terkait dengan depresi, atau kesehatan mental yang lebih serius seperti penyakit akibat kurangnya perhatian, dan macam-macam penyebab lainnya. Sebaiknya anda mencari bantuan profesional.
Lanjut ke Step 2
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Mengatasi Sikap Malas
Tuesday, August 05, 2014 7:27 AM
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Bermalas-malasan bisa jadi merupakan cara hidup yang paling tidak sehat. Mungkin yang paling buruk dari segalanya, adalah orang yang bermalas-malasan sangat mudah terperangkap dalam pola menjadi malas akut, terus-terusan, dan tidak punya motivasi.
Bagaimana anda mengelola waktu dan apa yang anda kerjakan dengan waktu saat ini akan mempengaruhi hidup anda kemudian. Jadi bacalah beberapa tips di bawah ini bagaimana menghentikan sikap malas dan mulai lebih produktif.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi sikap malas dan menjadi lebih giat, lebihproduktif.
1. Tubuh, Pikiran, dan Semangat
Tidur
Cuci Muka
Olahraga Teratur
Jaga Pola Makan
Cari Bantuan
2. Bangun Kerangka Berpikir Yang Benar
Bersihkan Rumah dan Kantor
Memulai Hari Dengan "Self-Talk" Positif
Dengarkan Musik Yang Energik
Ganti Lingkungan Anda
Bergaul Dengan Orang-Orang Produktif
Ceritakan Tujuan Anda
Stop Membuat Rumit
3. Buat prioritas Waktu
Buat Daftar
Lakukan Yang Mudah Dulu
Ambil 'Proyek' Dengan Hati-Hati
Pecah Pekerjaan Menjadi Bagian-Bagian Kecil
Buat batas Waktu Yang Detil
4. Hargai Waktu Anda
Lakukan Sesuatu Di Waktu Senggang
Kerjakan Semua Tugas Anda Segera
Hilangkan faktor Penunda
Kejar Ketepatan Waktu
Buat Jadwal Kerja dan Istirahat
Kerjakan!
Klik masing-masing butir diatas untuk penjelasannya lebih lanjut dan lengkap.
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Transformasi Indonesia Menuju Indonesia Hebat
Saturday, July 26, 2014 8:50 AM
Sebagaimana digambarkan dalam Rumah Indonesia Hebat (lihat disini), Revolusi Mental menjadi pondasi untuk membentuk manusia Indonesia (Aparat + Rakyat) dengan semangat dan mentalitas baru yang mampu menciptakan Customer Value yang Tinggi didukung oleh Business Process yang Pintar.
Ini berarti kita harus melakukan Transformasi Indonesia menuju Indonesia Hebat. Bukan sekedar perubahan biasa tetapi memetamorfosiskan Indonesia bak membuat ulat menjadi kupu-kupu.
TRANSFORMASI berarti melakukan perubahan Mendasar, Strategik, dan Menyeluruh.
Perubahan Mendasar adalah perubahan manusianya karena mausia adalah pelaku/subyek perubahan itu dan itu dimulai dari Perubahan Mentalitas (mindset,pola pikir, nilai).
Perubahan Strategik adalah perubahan secara siknifikan dalam visi dan misi yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Baru (2014-2019).
Perubahan Menyeluruh berarti meliputi semua aspek kehidupan masyarakat dan manajemen pemerintahan.
Tentu kita harus melalui masa transisi (masa kepompong) dimana dimasa ini sebagian besar masyarakat indonesia sudah memahami dan menghayati mentalitas dan semangat baru yang dituntut untuk mampu membawa menuju Indonesia Hebat. Masa transisi ini semoga bisa diselesaikan dalam waktu 3-5 tahun.
Karena itu MARI SEGERA MELAKUKAN REVOLUSI MENTAL !!
5. Melakukan Perubahan Untuk Lebih Baik
Tuesday, August 05, 2014 7:49 PM
Langkah 5 Mengatasi Skap Mengeluh
Hidup di dunia ini Tidak ada yang sempurna, sehingga selalu saja ada ruang untuk perbaikan. Apapun itu, lihatlah di sekitar anda. Kalau anda sedikit mau mengamati dan berpikir, tentu segera menemukan sesuatu yang bisa anda katakan "sebaiknya begini .... Ini lebih baik kalau .... Kalau saja tidak seperti ini..... Mestinya....." dan seterusnya.
Jelas bahwa tak ada kata 'Tidak Ada yang bisa diperbaiki'. Karena itu di dunia manajemen orang Jepang memiliki "Kaizen" atau continuous improvement alias perbaikan yang berkelanjutan, terus menerus. Jadi, jangan hanya mengeluh tidak sempurna, perbaikilah!
Penulis Maya Angelou menyarankan, "Jika kamu tidak suka sesuatu, rubah itu. Jika kamu tidak bisa merubahnya, rubah sikap anda. Jangan mengeluh."
Jelas bahwa perubahan berangkat dari rasa tidak puas terhadap sesuatu yang dirasa kurang yang diikuti dengan sikap mental positif untuk merubahnya. Tidak mengeluh!
Jill Blashack Strahan, Presiden Tastefully Simple, dan Kay Watson, seorang konsultan, memiliki istilah untuk itu yaitu "Divine Discontent" atau 'Ketidakpuasan Ilahi'. Orang-orang sukses, efektif, dan produktif fokus pada 'kaizen; atau perubahan yang terus menerus itu.
Tentu menyenangkan hidup dengan orang-orang 'Divine Discontent' orang-orang yang selalu mencari cara untuk memperbaiki dan tidak pernah sangat puas karena mereka tahu mereka selalu dapat membuat lebih baik.
Mungkin beberapa orang akan berkata, "weleh..., kelihatannya terlalu banyak kerja...selalu mencoba membuat perbaikan. Kenapa tidak menerima fakta saja bahwa hidup memang bisa menyebalkan?
Memang ada sesuatu dalam kehidupan yang tidak dapat dirubah. Dan menerima hal yang tidak bisa dirubah adalah kunci untuk merasa damai dan puas. Tetapi tidak mengeluh, kan?
Bagaimanapun juga, ketika kita mencari cara untuk membuat sesuatu lebih baik maka kita seperti sedang membesarkan otot. Dan itu akan menciptakan hasil positif. Sekali lagi, Divine Discontent atau ketidakpuasan ilahi adalah mengetahui begitu banyak yang dapat anda rubah...untuk lebih baik, dan MELAKUKANnya!
Aksi Nyata:
Temukan sesorang yang bisa anda bantu atau layani minggu ini yang kondisinya lebih buruk dari anda!!
Kembali ke Langkah 1
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
4. Melayani Orang Lain
Tuesday, August 05, 2014 7:49 PM
Langkah 4 Mengatasi Sikap Mengeluh
Berikut ini kisah Bill Lee, seorang Master Speakers International, yang diceritakan kepada Dr. Zimmerman:
"Berdasarkan pengalaman saya ... pengobatan depresi yang paling baik dan paling murah adalah proaktif dalam berbuat sesuatu bagi orang lain yang keadaannya lebih buruk dari anda."
Selanjutnya Bill mengatakan bahwa cara terbaik untuk berhenti mengeluh adalah mulai melayani orang lain.
Beberapa belas tahun yang lalu Bill diperkenalkan pada suatu misi yang bekerja di sebuah rumah yatim piatu Casa Hogar La Familia di Mexico. Pengalamannya dengan anak-anak yang tidak punya dan dibuang orang tua itulah yang menyadarkannya tentang melayani orang lain itu.
"Saya tidak punya cukup kata-kata tentang manfaat personal dalam memberikan pelayanan bagi orang lain. Saya telah belajar banyak tentang kebahagiaan dari 30 anak yang tak memiliki materi apapun. Tak ada mainan, tak ada elektronik, tak punya pakaian bermerek."
"Tapi, anak-anak itu sangat bahagia. Mereka hampir tidak pernah bertengkar ... menangis .... atau mengeluh. Saya tak pernah tidak kagum setiap kembali kesana.... dibandingkan negara-negara lain di dunia ... betapa kayanya kita di negara ini (AS) ... dan betapa banyak waktu kita habiskan untuk mengeluh kita tidak punya lebih banyak."
Padahal hampir semua anak-anak itu ditelantarkan oleh orangtua mereka ...
Because most of these children have been abandoned by their parents ... yang sebenarnya semua mereka punya alasan bagus untuk menjadi kejam dan egois. Nyatanya, mereka tidak begitu. Mereka sungguh murah hati dalam melayani orang lain.
Ambil contoh Arturo. Bill telah mengenalnya sejak umur 5 tahun hingga 16 tahun. Seperti anak lainnya, Arturo tidak memiliki harta pribadi.
Suatu saat seorang kawan Bill memberikan Arturo sebuah topi jerami yang ia beli untuk dipakai saat di Mexico. Saat akan meninggalkan Mexico mereka membeli sebuah kue besar dan mengadakan pesta ulang tahun untuk semua anak yang berulang tahun di bulan itu. Salah seorang anak yang berulang tahun bernama Cesar.
Dalam perayaan itu, Arturo mendatangi orang yang telah memberinya topi jerami dan menyerocos dalam bahasa Spanyol. Orang itu tidak bisa bahasa Spanyol dan dia bertanya kepada Bill apa yang dikatakan Arturo. Bill menyampaikan bahwa Arturo minta ijin untuk memberikan topi tersebut kepada Cesar sebagai hadiah ulang tahun.
Perlu anda ketahui ....Arturo sayang dengan topi itu. Ia memakainya setiap saat ... bahkan ketika ia tidur pun dipakainya. Bagaimanapun, topi jerami itu mewakili 100% segala yang dipunyai Arturo di dun sebagai hadiah.
"Hidup di kehidupan yang memberikan layanan kepada orang lain ... selalu lebih berarti bagi si pemberi .... daripada si penerima." kata Bill mengakhiri.
Jika anda belajar untuk mempraktekkan sikap bersyukur saat anda melayani orang lain, maka anda sedang menghentikan kebiasaan mengeluh.
Bersambung ke step 5
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
3. Berorientasi Pada Tindakan
Tuesday, August 05, 2014 7:49 PM
Langkah 3 Mengatasi Sikap Mengeluh
Orang yang paling bahagia, paling sukses, paling terhormat, dan paling dihargai adalah yang berorientasi pada tindakan. Mereka pada hakikatnya tidak menghabiskan waktu dengan mengeluh.
Daripada membuang waktu dengan mengeluhkan hal yang tidak beres, orang-orang ini menginvestasikan waktu mereka dengan belajar dan bertindak.... dan balajar dan bertindak lagi. Mereka memiliki kebiasaan memunculkan ide-ide bagus dan bertindak melakukan ide-ide tersebut.
Ternyata orang-orang yang tidak mengeluh belajar hal yang sama dengan Presiden AS
Franklin Roosevelt, seperti ucapannya, "Kebahagiaan terletak pada kegembiraan terhadap pencapaian dan sensasi dari usaha kreatif."
Kutipan kata-kata Dr. Branden di langkah 2 (lihat disini) diatas, baru separuh. Lengkapnya begini: "Bagaimana kita menjaga api kehidupan kita? Minimum dibutuhkan 2 hal: kemampuan mengapresiasi hal-hal positif dalam hidup kita .... dan komitmen untuk bertindak. Setiap hari, penting untuk bertanya dn menjawab pertanyaan ini: "Apa yang baik dalam hidup kita?" dan Apa yang perlu kita lakukan?"
Jadi, tanyakan pada diri anda apa yang perlu dilakukan dan bertindaklah. Kembangkan rasa kedaruratan (sense of urgency). Bagaimanapun waktu adalah salah satu komoditi yang paling berharga yang anda miliki, makin baik anda menggunakan waktu anda, semakin pula anda berorientasi pada tindakan, dan semakin kurang mengeluh.
Bersambung ke langkah 4
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
2. Hargai Diri Anda
Tuesday, August 05, 2014 7:48 PM
Langkah 2 Mengatasi Sikap Mengeluh
Mungkin kedengarannya aneh buat anda karena cara dibawah ini justru untuk menghargai diri anda:
- Daripada menjadi musuh terburuk anda, cobalah jadikan terbaik anda.
- Daripada merasa kecewa atas kegagalan anda, cobalah pompa diri anda untuk hal baik yang ada dalam diri anda.
Mungkin ini tidak mudah. Seperti waktu masih kecil kita sering diperingatkan untuk "jangan menepuk dada" atau sombong. Memang itu bukan nasihat yang buruk, karena pada dasarnya kita jadi gagal mendapatkan kredit penghargaan dari orang lain pada diri kita dengan berbuat begitu. Dan hal itu akan membuat kita menutup hati, menguras energi, mengurangi kebahagiaan, dan menyuburkan kebiasaan mengeluh.
Salah satu cara memulai menghargai diri adalah dengan berdiri di depan cermin dan bicara kepada diri anda paling tidak sehari sekali. Katakan pada diri anda, "Kamu baik .... Kamu sabar .... Kamu baik hati ... Kamu pekerja keras ... Kamu rajin..." atau apapun yang mengapresiasi diri anda.
Dengan mengapresiasi diri anda, anda menghindarkan diri dari godaan untuk mengelih!
Mungkin anda tidak merasa nyaman, konyol, dan bodoh. Tetapi faktanya, semakin tidak nyaman anda rasakan, semakin anda perlu berusaha mengapresiasi diri anda. Sejalan dengan waktu, akan menjadi lebih mudah menemukan alasan-alasan untuk menyukai dan mencintai diri anda.
Dan ternyata itu merupakan hal sehat terhebat untuk dilakukan. Bahkan kitab suci mengajarkan sejak 2000 tahun yang lalu bahwa "Anda harus mengasihi tetanggamu seperti Dirimu sendiri."
Psychiatrist Dr. Nathaniel Branden menyetujui ajaran diatas saat ia bertanya, Bagaimana kita menjaga api daalam diri kita tetap hidup? Diperlukan kemampuan mengapresiasi hal positif dalam hidu kita.... setiap hari. Adalah penting untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ini: "Apa yang baik dalam hidup saya?"
Dr. Brandenbenar. Tetapi ia juga menyinggung hal berikutnya yang harus anda kerjakan untuk mengatasi kebiasaan mengeluh. Anda harus .......
Bersambung ke langkah 3
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
1. Berlatih Sikap Bersyukur
Tuesday, August 05, 2014 7:39 PM
Langkah ke 1 Mengatasi Sikap Mengeluh
Anda mungkin pernah mendengar lagu lama (di negeri barat) yang mengatakan, "Hitunglah berkat, satu per satu." Ternyata saran itu tidak hanya secara teologis benar tetapi secara ilmiah benar juga. Penelitian menunjukkan bahwa ketika Anda menghitung tiga berkat sehari, Anda mendapatkan dorongan terukur dalam energi Anda, semangat Anda, dan kebahagiaan Anda secara keseluruhan. Secara fisiologis tidak mungkin stres dan bersyukur pada saat yang sama.
Jadi jika Anda berlatih sikap syukur, Anda tidak bisa negatif.
Cara bersyukur dengan menghitung berkat bisa anda lakukan seperti ini (lihat juga "Cara Mengatasi Sikap Pesimis" disini)
Anda juga akan memberikan energi dan melibatkan rekan kerja Anda dengan membiarkan mereka tahu bahwa anda bersyukur untuk mereka dan pekerjaan mereka.
Membangun sikap Bersyukur:
Selalu berterimakasih dan bersyukur setiap saay.
Ya, setiap saat, di saat yang baik maupun saat yang buruk.
Berterimakasih kepada Tuhan, meski anda mengalami kecelakaan kendaraan - pling tidak anda selamat.
Berterimakasih kepada Yuhan, meskipun bisnis anda tidak berjalan baik - paling tidak anda masih bisa makan.
Terimakasih kepada Tuhan, meski rekening bank anda mengering, - paling tidak anda masih sehat.
Cobalah melihat sisi baik yang ada dalam situasi yang buruk. Pasti ada sesuatu yang dapat dipetik dari sana.
Besambung ke langkah 2
7 Mentlitas Baru Revolusi Mental
Megatasi Kebiasaan Mengeluh
Friday, August 08, 2014 1:25 PM
Bahan: Dr.Alan R. Zimmerman
"Jika anda punya waktu untuk merengek dan mengeluh, berarti anda punya waktu untuk melakukan sesuatu untuk itu." -Anthony J. D'Angelo
Bukan rahasia lagi bahwa dalam masyarakat kita tumbuh subur kebiasaan mengeluh dan merengek. Lihat saja protes dan demo yang marak dimana-mana, mengeluhkan ini dan itu. Juga merengek minta diswdiakan hal karena kurang jatah, kena bencana, dan lain sebagainya.
Bahkan bilapun ekonomi kita baik tetap banyak orang yang bersikap negatif, merengek, mengeluh, dan menggerutu. Ya... ini karena mengeluh sudah menjadi kebiasaan (habit) banyak orang.
Dengan adanya revolusi mental, mari kita mulai gerakan "No Complain, Action Instead" atau dengan kata lain "Stop Mengeluh, Ayo Beraksi".
Kita mulai dengan Puasa Mengeluh. Tidak melontarkan satupun komentar negatif selama 1 minggu. Bisa...??? Mungkin itu hal terberat yang harus anda lakukan, tetapi cobalah dan itu akan memberikan hadiah terbesar yang pernah anda dapatkan..!!
Mungkin anda bertanya bagaimana caranya bisa berhenti mengeluh dan menggantikannya dengan tindakan nyata. Berikut beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan mengeluh dan menggantikannya dengan perbuatan yang lebih positif.
1. Berlatih Bersyukur
2. Hargai Diri Anda
3. Berorientasi Tindakan
4. Layani Orang Lain
5. Ubah Sesuatu Menjadi Lebih Baik
Klik Masing-masing butir diatas untuk penjelasannya lebih lanjut dan lengkap.
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Cara Mengatasi Sikap Pesimis
Saturday, July 26, 2014 6:54 AM
Apakah anda seorang yang pesimistik?
Apakah anda mempunyai tendensi menunjukkan hal-hal yang negatif dalam sebuah situasi tanpa melihat sisi baiknya?
Apakah orang menolak atau menyesal sekelompok dengan anda karena sikap anda?
Untuk sukse merubah sikap anda sangat bergantung pada perubahan pola pikir (mindset), dan untuk sukses merubah pola pikir bergantung pada apakah anda sungguh-sungguh atau tidak ingin berubah.
Berubah dari pesimistik mejadi optimistik bisa saja sulit, tetapi hasilnya anda akan memiliki hidup yang lebih cerah dan lebih nikmat.
Jika anda memang ingin tahu cara merubah dari pesimis menjadi optimis, berikut beberapa langkah yang efektif:
1. Berhenti Fokus Pada Diri Sendiri
2. Hadapi Kekurangan Anda
3. Lihat Sisi Yang Cerah
4. Mulai Bersyukur
5. Temukan Pelatih Kehidupan
6. Berteman Dengan Orang Yang Optimis
7. Tanya Teman Atas Sikap Anda
8. Mengajukan Pertanyaan-Pertanyaan Yang Tepat
9. Minta Bantuan Orang Lain
Berikut ini penjelasannya masing-masing:
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
13. Buat Hidup Tidak Membosankan
Tuesday, August 05, 2014 7:48 PM
Langkah 13 Mengatasi Skap Pasif
JIKA ANDA TIDAK MEMILIKI KEHIDUPAN
ITULAH PENYEBAB ANDA PASIF.
ORANG YANG BOSAN DENGAN HIDUPNYA
TIDAK ANTUSIAS DAN BERGAIRAH.
COBA BUMBUILAH HIDUP ANDA
MASUK KE KEHIDUPAN SOSIAL BARU,
LEBIH SERING KELUAR RUMAH,
COBA HOBBY BARU.
Kembali ke Step
12. Jangan Pernah Berpikir Tidak Bisa
Tuesday, August 05, 2014 7:47 PM
Langkah 12 Mengatasi Sikap Pasif
JANGAN PERNAH BERPIKIR
ANDA TIDAK BISA MELAKUKAN SESUATU
Jadilah
KUAT
BERANI
TEGAS
GIGIH
dalam usaha anda
Terus ke StepBuat Hidup Tak Bosan
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
11. Lebih Berdisiplin
Tuesday, August 05, 2014 7:47 PM
Langkah 11 Mengatasi Sikap Pasif
Jika anda disiplin, kesempatan untuk gagal dalam mencapai apa yang anda inginkan menjadi lebih kecil.
Jika anda tidak dapat meyakinkan diri anda untuk melakukan sesuatu, maka akan sangat berguna bagi anda untuk memaksa melakukannya dengan lingkungan eksternal:
Daftarkan diri anda untuk sesuatu kegiatan, apapun itu! Dengan begitu anda harus berada di suatu pada suatu saat akan memaksa anda menjadi lebih disiplin dalam jadwal anda. Orang yang Pasif sering tidak mengerjakan hal yang benar pada waktu yang seharusnya. Mereka sering mengabaikannya.
Minta anggota keluarga anda selalu mengingatkan anda untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan yang reguler. Anda harus menyadari bahwa hal itu akan menjengkelkan. tetapi memang itulah INTInya, anda akan mulai mengerjakan kegiatan-kegiatan itu karena menghidari kejengkelan diperingatkan itu!
Teruskan ke StepJangan Berpikir Tidak Bisa
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
10. Kenali Hal Positif Dalam Perubahan
Tuesday, August 05, 2014 7:46 PM
Langkah 10 Mengatasi Sikap Pasif
Perubahan membuat hidup kita TIDAK MEMBOSANKAN.
Membuat kita bisa Menikmati HAL BARU.
Mengenali GAYA HIDUP yang berbeda.
Melepaskan diri dari KESULITAN.
Juga MENYEGARKAN KEMBALI hidup kita.
Membuat kita LEBIH HIDUP dan BERGAIRAH.
Saat anda bisa menikmati suatu perubahan yang berarti dalam hidup anda, anda akan tergoda untuk membuat perubahan lainnya.
Teruskan ke StepLebih Berdisiplin
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
9. Percaya Diri-lah
Tuesday, August 05, 2014 7:46 PM
Langkah 9 Mengatasi Sikap Pasif
Anda harus percaya pada diri anda dalam rangka mencapai apa yang anda inginkan.
Jangan menghakimi diri anda terlalu keras, karena setiap manusia pasti punya sesuatu yang bagus dalam dirinya.
Buatlah daftar dari semua pencapaian yang pernah anda raih.
Tidak perlu berupa hal yang impresif luar biasa, bahkan aktivitas kecil seperti mencuci piring pun termasuk.
Dengan begitu anda tahu bahwa anda bisa kok melakukan sesuatu. Jadi percaya diri-lah!
Nyambung ke stepKenali Hal Positifnya
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
8. Angkat Pantat Anda. Berdiri dan Melangkahlah!
Friday, August 08, 2014 6:20 AM
Langkah 8 Mengatasi Sikap Pasif
Sudah jelas kalau diam saja seperti batu berarti anda tidak akan kemana-mana.
Setiap tindakan memerlukan usaha minimal, bahkan untuk berjalan pun anda perlu usaha yaitu menggerakkan kaki anda, melangkah. Tak ada yang bisa diselesaikan tanpa usaha.
Memang lebih mudah menunggu untuk menerima sesuatu kalau itu datang ke kita ketimbang harus berusaha mendapatkannya. Namun dengan mentalitas menunggu seperti itu dapat membawa hidup anda ke arah yang salah.
Jangan heran kalau setelah 10 tahun anda akan menjadi bangkrut, penuh hutang, atau bercerai dengan pasangan hidup anda. Bahkan sampai-sampai tdak mau menjual TV kesayangan satu-satunya benda hiburan anda yang tersisa, untuk membayar hutang... karena begitu malasnya anda menggerakkan jari untuk memperbaiki hidup anda!
Jangan biarkan seluruh hidup anda bergantung pada garis tangan anda, sadarilah bahwa semua orang yang telah sukses memperbaiki hidupnya pada awalnya juga tidak memiliki apa-apa. Para pemimpin, kepala daerah sampai presiden misalnya, harus mendaki menuju puncak karena mereka tidak terlahirkan dengan sudah terpilih dalam Pemilu, kan?
Jadi, Angkat Pantat Anda sekarang, berdiri dan melangkah!
Lanjut ke step Percaya Dirilah
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
7. Mengenali Apa Yang Diperlukan, Dan Dapatkan itu
Tuesday, August 05, 2014 7:45 PM
Langkah 7 Mengtasi Sikap Pasif
Nasihat jangan coba menembak bintang, atau menjadi pemain basket terkenal dunia kalau anda bertubuh pendek, atau menjadi lebih kaya dari Bill Gates kalau ada sangat miskin tidak berlaku disini.
Anda boleh bercita-cita seperti diatas dengan syarat anda harus mengenali syarat-syarat yang harus anda penuhi.
Kalau ingin menembak bintang yang anda perlukan adalah teknologi, kalau anda ingin menjadi pemain basket top dunia padahal tubuh anda pendek maka yg anda perlukan adalah kelincahan dan keterampilan yg luar biasa, dan kalau anda ingin lebih kaya dari Bill Gates padahal anda sangat miskin maka yg anda perlukan adalah ilmu menjadi kaya.
Hal-hal diatas harus anda dapatkan.
Untuk mendapatkan teknologi anda harus belajar dan/atau bekerjasama dengan pemilik teknologi, untuk memiliki keterampilan dan kelincahan yg luar biasa anda harus berlatih keras, dan untuk memiliki ilmu menjadi kaya anda harus menimba ilmu menjadi kaya.
Itu saja!
Bersambung ke stepAngkat Pantat Anda
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
6. Bersikap Lebih Positif
Tuesday, August 05, 2014 7:44 PM
Langkah 6 Mengatasi Skap Pasif
Berhenti mengkhawatirkan begitu banyak tentang segala sesuatu dan berpikir bahwa hal-hal itu tidak akan berakhir dengan baik.
Tindakan positif akan lebih sering memberikan hasil positif daripada tidak ngapa-ngapain, kecuali kalau seluruh alam semesta bersekongkol melawan Anda (dan tentu tidak).
Anda mungkin tidak menjadi orang paling beruntung di sekitar anda, tetapi ada cara untuk meningkatkan keberuntungan Anda.
Berhenti menjalani hidup Anda sesuai dengan Hukum Murphy, yakni memandang sesuatu yang berpotensi salah akan menghasilkan hal yang salah juga. pahami bahwa kita memiliki kekuatan swa sembada sebagai manusia.
Yang mengubah hidup adalah keyakinan pada kekuatan untuk mewarnai masa depan yang positif,
Pikiran manusia memiliki kekuasaan yang luar biasa. Fakta sederhana adalah bahwa kita bisa menjadi apa yang kita antisipasi.
Sadari bahwa orang yang lebih baik dalam mengatur kehidupan mereka, lebih baik pula mempengaruhi nasib mereka.
Bersambung ke StepKenali Yg Anda Perlukan
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
5. Minta Bantuan Jika Perlu
Tuesday, August 05, 2014 7:44 PM
Langkah 5 Mengatasi Sikap Pasif
Kadang-kadang orang akan merasa lebih baik hanya karena memiliki seseorang yang mengerti dan mendukung Anda, dan karenanya Anda merasa seperti Anda bisa berbuat lebih banyak.
Harus ada seseorang yang dekat dengan Anda dan dapat Anda percaya; berbicara kepada mereka tentang keinginan dan harapan Anda, dan memberitahu mereka bahwa Anda ingin mereka ada untuk Anda.
Bahkan jika orang tersebut tidak bisa berbuat banyak untuk membantu Anda, hanya mengetahui Anda tidak sendirian akan membuat Anda merasa lebih baik.
Katakan kepada mereka apa jenis dukungan yang Anda butuhkan jika perlu; karena ada beberapa orang yang tidak akan mengerti kalau Anda tidak hanya sekedar ingin berbicara kepada mereka tentang sesuatu tetapi Anda inginkan bantuan sebenarnya. Bukan hanya dukungan moril dari mereka.
Bersambung keBersikap Positif
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
4. Bangun Motivasi
Tuesday, August 05, 2014 7:43 PM
Langka 4 Mengatasi Sikap Pasif
Anda sudah mempunyai Kemauan dan Juga sudah punya Harapan.
Sekarang yang anda perlukan adalah alasan melakukan sesuatu.
Pikirkan tentang harapan terbesar anda dan bayangkan hal itu telah terpenuhi.
Canangkan beberapa tujuan yang ingin anda capai, dan fokuslah untuk mencapainya.
Secara terus menerus membidik sasaran itu untuk memelihara motivasi anda.
Pasang beberapa tujuan yang masuk akal dan beberapa penghargaan dan hukuman otomatis untuk hal itu.
Beri penghargaan kepada diri anda jika memenuhi tujuan yang ditetapkan dan "Hukum" diri anda jika tidak berhasil.
Tetapkan as waktu jika perlu. Misalnya, jika anda menyelesaikan PR anda sebelum jam 19.00, anda akan menghadiahi diri anda dengan sebatang cokelat, tetapi jika tidak maka tidak nonton TV malam ini.
Ini akan membuat anda termotivasi untuk mencapai suatu tujuan, apakah karena senang mendapatkan hadiah atau takut kena hukuman.
Bersambung keMinta Bantuan Jika Perlu
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
3.Kumpulkan Harapan
Friday, July 25, 2014 7:59 AM
Langkah 3 Mengatasi Sikap Pasif
Berhenti meyakinkan diri anda bahwa anda tdak dapat melakukannya sebelum mencobanya.
Cobalah sesuatu yang kecil tapi bagus untuk latihan mental yakni: Jika anda
tahu ada kemungkinan besar sesuatu akan terjadi, berharaplah itu terjadi.
Ketika hal itu benar-benar terjadi, anda akan merasa lebih baik karena ternyata anda benar.
Mungkin kelihatannya konyol, tetapi sebenarnya sangat berguna dalam mengumpulkan atau memupuk harapan.
Latihlah ini sering-sering, karena akan meningkatkan ekspektasi anda bahwa sesuatu akan terjadi, dan karena itu akan meningkatkan harapan anda.
Bersambung keBangun Motivasi
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
2. Mengumpulkan Kemauan
Tuesday, August 05, 2014 7:41 PM
Langkah 2 Mengatasi Sikap Pasif
Kemauan adalah kemampuan untuk mengendalikan pikiran dan tindakan anda dalam rangka mencapai apa yang ingin anda lakukan. Dengan kata lain, kemampuan untuk bertindak mengejar impian anda dan mengerjakan apa yang benar-benar ingin anda lakukan.
Anda dapat membangunnya dengan mengikuti dorongan hati anda dan bersikap spontan.
Kemauan adalah kemampuan yang hanya dapat anda miliki an latihan. Makin sering anda berlatih, makin bisa anda menikmatinya dan mendapatkan alasan untuk melakukannya lebih jauh.
Pilihlah "Sekarang atau Tidak Sama Sekali" sebagai motto anda sejak saat ini. Yakinkan diri anda untuk melakukan sesuatu Segera Pada Saat Itu Juga, dan bayangkan jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi. Ini cara yang sangat efektif untuk mengumpulkan keberanian melakukan sesuatu.
Mulailah dengan mencapai tujuan jangka pendek, semisal meyakinkan diri anda mencuci pakaian hari ini dan tidak menunggunya hingg esok, atau belajar 15 menit setiap hari untuk suatu ujian yang penting. Setelah anda berhasil menyelesaikan hal kecil itu, anda bisa lanjut ke yang lebih besar seperti pindah ke suatu tempat yang anda impikan atau menabung untuk DP untuk membeli mobil idaman anda, atau apapun impian besar yang anda miliki.
Bersambung keMembangun Harapan
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
1. Mengenali Kenapa Anda Cenderung Bersikap Pasif
Tuesday, August 05, 2014 7:40 PM
Langkah 1 Mengatasi Sikap PASIF
Sikap pasif disebabkan berbagai hal: kurangnya kemauan, kurangnya harapan, kurang dukungan dari orang lain, sikap negatif, kemalasan, atau kurangnya sarana yg diperlukan. Coba ingat kecenderungan anda bertindak saat anda akan mengerjakan sesuatu. Jika ada sesuatu yg menghalangi anda untuk bertindak, pikirkan tentang bayangan pertama yang muncul di pikiran anda. Perhatikan perbedaan halus diantara penyebab-penyebab itu. Ingatlah, terkadang para penyebab itu saling kombinasi. Makin banyak penyebab yg anda temukan, makin sulit bagi anda untuk mengerjakan sesuatu.
Jika anda pikir "Saya tidak bisa mengerjakan itu, jadi ngapain musti segera mengerjakan", berarti anda kurang kemauan. Anda tidak dapat mengumpulkan cukup kemauan utk mengerjakan itu, meski anda sebenarnya bisa melakukannya.
Jika anda pikir "Gak bakal berhasil. Gak akan pernah,; mungkin sekarang juga gak bakal berhasil', itu berarti anda kurang punya harapan. Anda pikir karena anda pernah tidak bisa dulu, sekarangpun tidak bakal bisa, meskipun anda sudah punya lebih pengalaman saat ini dan anda tidak bisa memperkirakan apa bisa berhasil atau tidak. Bagaimanapun anda satu-satunya yang akan membuatnya berhasil.
Jika anda pikir "Saya tidak bisa mengerjakannya sendiri, dan tidak ada orang yg membantu", berarti anda tidak mendapat cukup dukungan dari orang lain. Anda merasa tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Jika anda pikir "Gak bakal berakhir baik. Sebaiknya gak usah lakukan daripada beresiko atau dapat akibat buruk', berarti anda bersikap NEGATIF. Anda membangun skenario di pikiran anda, meyakinkan diri anda bahwa hal buruk akan terjadi, itu pasti terjadi. Anda selalu berpikir seberapa baik pun usaha anda, hasilnya akan selalu jelek.
Jika anda pikir "Saya tidak bisa mengerjakannya karena membutuhkan sesuatu yg saya tak punya", berarti anda kekurangan sarana untuk melakukan itu Bisa obyektif bisa juga tidak lho... Beberapa orang memang benar-benar kurang punya sarana itu, tetapi banyak pula yg hanya kurang kemauan untuk mencapai itu. Dan ..
Jika anda pikir "Ini terlalu banyak usaha yg harus dikeluarkan. Nantinya akan beres kok', berarti anda terlalu malas untuk mengerjakannya. Anda sangat percaya "nasib" dan berpikir kalau memang nasibnya berhasil ya rejeki tak kemana-mana.... meski tidak anda kerjakan.
Bersambung ke Langkah Step 2Mengumpulkan Kemauan
7 Mentalitas Baru Revolusi Mental
Pelatihan Revolusi Mental Bagi PNS
Saturday, July 26, 2014 2:09 PM
PELATIHAN MINDSETTING
UNTUK REVOLUSI MENTAL
BAGI PNS
PENGANTAR
Sebagai pegawai pemerintah peserta pelatihan mengemban tanggung jawab yang besar dalam menyukseskan Reformasi Birokrasi di lingkungan unit kerjanya menuju Birokrasi berkelas dunia. Untuk itu diperlukan pemahaman dan penguasaan yang mendalam atas Reformasi Birokrasi berikut tuntutannya agar mampu mendorong terciptanya perubahan yang bersifat Mendasar, Strategik dan Menyeluruh.
Sebagaimana telah dirumuskan, rancangan Reformasi Birokrasi dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah dalam upaya merubah mind set (pola pikir), mengembangkan skenario perubahan, mengelola serta memimpin perubahan secara nyata. Pemahaman atas implikasi gelombang perubahan dari Era Industrial ke Era Informasi hendaknya dikuasai benar karena menyangkut segala aspek pengelolaan organisasi masa kini yang bertolak belakang dengan berbagai paradigma pengelolaan organisasi yang selama ini dikenal dan digeluti.
Agar Program Reformasi Birokrasi dapat dikelola dengan baik di masing-masing unit kerja, para peserta akan mempelajari paradigma dan pola pikir yang dituntut dalam Program Reformasi Birokrasi, berikut langkah-langkah sistematis dalam melakukan perubahan pola pikir.
TUJUAN PELATIHAN
Tujuan pembelajaran umum:
Pada akhir pelatihan, peserta mampu merubah dan memiliki pola pikir baru dalam rangka memimpin dan/atau mengelola Reformasi Birokrasi di unit kerjanya serta menyelaraskannya dengan program reformasi birokrasi secara menyeluruh di lingkungan Kementerian masing-masing..
Tujuan pembelajaran khusus:
Pada akhirpelatihan ini, peserta mampu:
1. Merubah pola pikir dari pola pikir Era Industrial menjadi pola pikir pengelolaan birokrasi model Era Informasi.
2. Menguasai Skenario komprehensif Reformasi Birokrasi
3. Memahami secara lengkap perbedaan cara pandang kurva pertama dan kurva kedua Badan Pembina Konstruksi.
Memimpin dan/atau mengelola perubahan dengan prinsip “Improvement Starts With I”.
POKOK BAHASAN
Pelatihan terdiri atas pokok-pokok materisebagai berikut:
Tiga Era Gelombang Ekonomi
Tuntutan Era Ekonomi Gelombang Ketiga (Era Digital)
Paradoks Indonesia
Respons Proaktif Organisasi
Respons Proaktif Individu
Dua Kurva Kehidupan dan Migrasi Ke Kurva Kedua (Era Informasi)
Paradigma dan Pergeserannya
Membangun Rasa Kedaruratan (Sense of Urgency)
Membangun 7 Semangat Baru Revolusi Mental
Menerapkan 7 Perubahan Mentalitas
KONSEP PELATIHAN
Lama pelatihan 2,5 hari (20 jam pelajaran)
Pendekatan Adult Learning
Teori (60%), exercises, assignments (49%)
Indoor and outdoor
Double looping approach
Fasilitator berpengalaman
Dilengkpi dengan Video (inspirational, examples)
Rumah Indonesia Hebat
Wednesday, July 23, 2014 12:54 PM
Indonesia adalah Rumah Kita
Dan Indonesia Hebat digambarkan dengan Konsep Rumah Hebat ini
1. FORMULA KEMENANGAN (THE WINNING FORMULA)
Pondasi utama Rumah Indonesia Hebat adalah visi, misi, Tata Nilai, Strategi dan Target-Target Utama yang dicanangkan oleh Pemerintah Baru (Jokowi-JK).
2. REVOLUSI MENTAL
Diatas pondasi Formula Kemenangan dilakukan REVOLUSI MENTAL sebagai bagian dari PEMBANGUNAN BUDAYA NASIONAL (Nation Culture Building) yang tidak terpisahkan. Revolusi Mental akan menjadi dasar bagi segala kegiatan produktif bangsa Indonesia.
3. PEMERINTAH YG MELAYANI dan IKLIM YG PRODUKTIF
Dengan terjadinya Revolusi Mental akan memungkinkan terbentuknya PEMERINTAH YANG MELAYANI dan penciptaan IKLIM YANG PRODUKTIF melalui berbagai sistem dan kebijakan Pemerintah. Sementara itu rakyat pun tercerahkan dengan Revolusi Mental sehingga timbul 7 Semangat Baru dan 7 Mentalitas Baru.
4. NILAI YG TINGGI BAGI PELANGGAN (HIGH CUSTOMER VALUE).
Rakyat sebagai pelaku perubahan dan pembangunan yang telah tercerahkan dengan 7 Semangat Baru dan 7 Mentalitas Baru didukung oleh Pemerintah Yang Melayani serta Iklim Yang Produktif akan mampu menciptakan kegiatan-kegiatan yang efektif dan memberikan Nilai Yang Tinggi Bagi Pelanggan mereka. Ini akan menghasilkan PRESTASI yang luar biasa karena dilakukan dengan cara-cara yang tidak biasa (Business Not As Usual).
5. PROSES BISNIS YANG PINTAR (SMART PROCESS BUSINESS)
Rakyat sebagai pelaku perubahan dan pembangunan yang telah tercerahkan dengan 7 Semangat Baru dan 7 Mentalitas Baru didukung oleh Pemerintah Yang Melayani serta Iklim Yang Produktif akan mampu menciptakan Proses Kerja yang PINTAR (Cepat, Sederhana, Fleksibel dan Adaptabel) yang akan memberikan EFISENSI Yang Tinggi atau Biaya yang Rendah Bagi Pelanggan mereka. Ini diperoleh dari cara luar biasa karena dilakukan dengan menggunakan Teknologi Informasi (e-everything).
6. TERWUJUDNYA INDONESIA HEBAT
Kumpulan dari PRESTASI Luar Biasa dimbangi EFISIENSI yang Tinggi akan membawa kepada Terwujudnya INDONESIA HEBAT.
MARI KITA BANGUN
RUMAH INDONESIA HEBAT - RUMAH KITA.
Bangsa Berprestasi, Bukan Sekedar Penonton
Saturday, August 30, 2014 7:49 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 7 -
Sepakbola, sebagai olahraga yg paling populer hanya mampu menjadikan kita bangsa penonton.
Stadion selalu penuh terisi, tayangan sepakbola internasional ramai ditonton disana-sini.
Tapi, kok lemari prestasi kita minim diisi...?
Namun, harapan mulai dinyalakan.
Sekelompok anak muda yang dikumpulkan dengan cara tak biasa, lalu dilatih dengan disiplin dan cara yang inovatif. Tim Nasional U 19 mampu membuat kita kembali menegakkan kepala. Meski saat ini masih di tingkat regional tapi siapa tahu kedepannya akan berbicara secara internasional.
Ini adalah inspirasi bagi kita semua!
Bahwa suatu saat nanti kita bukan bangsa penonton.
Bahwa prestasi negara kita bisa sejajar dengan negara-negara yang biasanya hanya kita tonton saja.
TKI Berkualitas dan Bermartabat, Bukan Budak!
Saturday, August 30, 2014 7:48 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 6 -
Di dalam negeri cari kerja susah, di luar negeri cari kerja malah bertarung nyawa.
Dan negara kita sering telat menangani kasus ini,
Kalau sudah jatuh korban baru bertindak.
Sementara bukan itu inti permasalahannya.
TKI kita buth dilindungi, itu pasti!
Tapi alangkah lebih baik kita melindungi mereka dengan persiapan dan pelatihan yg cukup,
sehingga TKI kita memiliki daya tawar yang kuat dan tak lagi rentan.
Inspirasi dalam hal ini bisa kita temui di sebuah akademi keperawatan di Kolaka Sulawesi Tenggara.
TKI yg diberangkatkan adalah mereka yang sudah terampil dan terlatih, memiliki kemampuan dan profesional yang memang dibutuhkan masyarakat internasional.
Pelatihan dan pemberian keterampilan profesional membuat mereka memiliki daya tawar untuk mendapatkan penghargaan atas pekerjaan mereka.
Jika inspirasi Kolaka ini sudah menyebar ke seluruh Indonesia, maka saat itulah pahlawan devisa negara tak perlu lagi pulang bersimbah darah dan air mata
Koperasi Mampu Menjadi Pilar Ekonomi
Saturday, August 30, 2014 7:48 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 5 -
Kita kadang lupa bahwa pendiri bangsa kita yaitu Bung Hatta telah meninggalkan model ekonomi yg pro rakyat bernama Koperasi.
Daripada meributkan tentang ekonomi rakyat dan ekonomi liberal sebenarnya kita sudah punya blue print ekonomi yang jelas-jelas berpihak kepada rakyat.
Sebuah koperasi di daerah Pangalengan Bandung berhasil membuktikan bahwa kekuatan ekonomi koperasi mampu menyejahterakan lebih banyak orang.
Bahkan sampai puluhan ribu anggota masyarakat.
Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPDS) ini mampu bersaing, bahkan mampu membuat industri-industri besar tergantung pada mereka.
Tidak dapat dielakkan lagi bahwa ini adalah bukti kekuatan rakyat bisa menandingi kepemilikan modal yang besar yang dimiliki para petinggi industri bahkan tingkat multi nasional.
Meeka adalah inspirasi bagi ekonomi yang kuat dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat!
Dari Desa Menggemgam Dunia
Saturday, August 30, 2014 7:47 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 4 -
Di Indonesia semua orang ingin jadi orang kota, ingin kaya, ingin canggih, akses yang cepat, yang semuanya itu katanya tidak bisa didapat di desa.
Anak muda hari ini pun beramai-ramai berangkat ke kota sehingga para petani dan nelayan hari ini diisi oleh orang-orang tua yang jumlahnya makin surut.
Padahal sebagai negara maritim dan agraris, pusat-pusat ekonomi Indonesia harusnya berada di pundak petani dan nelayan yang tinggal di desa.
Ternyata tidak semanya tinggal di desa berarti ketinggalan!
Di kampung Taman Jogjakarta dan sebuah sekolah alternatif di Salatiga Jawa Tengah, orang desa pun bisa menggenggam dunia.
Para penghuni desa ini sudah melek internet sehingga desanya mendapat julukan kampung cyberg.
Dengan fasilitas yang ada di tempatnya anak-anak tersebut mampu berprestasi tidak hanya di tingkat nasional yapi juga di tingkat internasional.
Uniknya lagi mereka tidak punya keinginan menjadi orang kota.
Mereka masih bercita-cita menjadi petani
Namun petani yang siap bersaing di tingkat dunia kemampuan informasi dan wawasan luas yg dimiliki.
Semangat Kebhinekaan Masih Ada
Saturday, August 30, 2014 7:46 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 3 -
Ada alasan kenapa kita punya semnoyan Bhineka Tunggal Ika karena memang pada kenyataannya kita berbeda etnis, agama dan suku.
Tapi justru itulah yg menjadi panji kekuatan kita.
Namun akhir-akhir ini perbedaan kerap menjadi penyulut masalah.
Kita saling mengucilkan, saling jegal, bahkan baku hantam hanya karena perbedaan.
Masihkah Bhineka Tunggal Ika punya tempat di Indonesia?
Sebuah sekolah di kota Medan mengingatkan kita kembali tentang keragaman.
Di tempat yg dikenal sebagai sekolah pembauran ini anak-anak dari latar belakang berbeda baik suku, agama, ataupun ras menyatu dan belajar bersama.
Perbedaan fisik dan keyakinan tidak lagi menjadi masalah.
Mereka tersenyum dan saling berpegangan tangan.
Tersenyum dan bangga di bawah kibaran bendera Merah Putih.
Anak-anak dan sekolah ini adalah inspirasi bagi kita bahwa sebagai bangsa kita tidaklah berbeda!
Semangat Kemandirian: Produksi Pangan di Lahan Gersang
Saturday, August 30, 2014 7:45 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 2 -
Selain kisah tentang ketahanan energi (lihat disini), ada cerita lain dari Yogyakarta kali ini tentang Ketahanan Pangan.
Anak-anak bangsa kita telah berhasil menanam berbagai tanaman di atas pasir.
Dengan menggunakan teknologi sendiri mereka menggunakan garis pantai sebagai medium tanam yang subur.
Disana padi, bawang, jagung, tomat sampai tanaman industri tidak tumbuh diatas tanah, tapi di... PASIR!
Ya... pasir pun memberikan kehidupan... Kurang subur apalagi Indonesia ini...!
Nah... semangat kemandirian dari daerah-daerah ini perlu kita pelihara dan besarkan. Sementara ketergantungan harus dihilangkan!
Tak Perlu Impor, Kita Bisa Sediakan Sendiri!
Wednesday, July 23, 2014 6:57 AM
- CONTOH REVOLUSI MENTAL 2 -
Sebagai negara yang katanya kaya kita justru banyak hidup dari impor.
Jika yang kita impor adalah barang yg tidak bisa kita sediakan itu sih wajar. tapi kok kita justru mengimpor barang yg sebenarnya bisa kita sediakan sendiri. Bahkan jumlahnya terus meningkat!
Apa sih yg sebenarnya terjadi?
Misalkan saja tentang BBM,
Masyarakat dibuat tercengang dengan kenaikan BBM.
Padahal Idonesia memiliki tambang bahan bakar yg tersebar di berbagai daerahnya.
Begitupun dengan bahan pangan,
Kenapa sih kita harus mengimpor barang kebutuhan pokok, padahal kita cukup kaya dan mampu menghasilkannya sendiri.
Desa Purworejo di derah Blitar Jawa Timur berhasil melepaskan ketergantungan bahan bakar terutama gas!
Mereka memanfaatkan kotoran sapi menjadi energi terbarukan yg bisa menggantikan gas untuk keperluan sehari-hari,
Sehingga jika harga gas elpiji hari ini naik atau langka..., mereka tidak terlalu peduli tuh!
Mandiri Secara Lokal Meski Minim Dukungan Pusat
Saturday, August 30, 2014 7:43 AM
- Contoh Revolusi Mental 1-
Banyak yg bicara negara sering absen dari masalah rakkyatnya.
Kantor pelayanan administrasi berdiri megah tapi pelayanannya penuh pungli.
Rumah sakit begitu banyak tapi pelayanannya tebang pilih,
Transportasi umum, hmmmm ... tidak usah ditanyakan lagi...
Jika di kota besar dengan anggaran yang besar saja negara absen,
Bagaimana dengan daerah kecil...
Bagaimana dengan daerah terluar yg berbatasan langsung dengan negara lain...
Hampir dipstikan kondisinya lebih parah!
Padahal daerah ini semestinya menjadi etalase Indonesia di mata negara lain.
Namun ada sebuah kisah lokal yg sukses terjadi di Tarakan Kalimantan Utara
Sebuah pulau kecil di tengah laut salah satu batas paling utara Indonesia.
Meski terpencil dan terluar, Tarakanmampu menyediakan fasilitas dan infrastruktur yg baik tanpa banyak dibantu Pemerintah Pusat.
Puskesmas bersertifikat internasional lengkap dengan fasilitasnya.
Begitu pula dengan listrik yg mengalir 24 jam, bahkan rakyat rela membayar lebih tinggi untuk listrik tersebut.
Nah, semangat Tarakan ini harus menjadi contoh bagi daerah lain,
dan Negara wajib mendukung inspirasi dari Tarakan ini!!!!
Revolusi Mental: Pondasi Bangsa Untuk Perubahan
Tuesday, August 05, 2014 5:42 PM
Revolusi mental seharusnya dijadikan pondasi peradaban bangsa yang merdeka.
Inilah revolusi untuk mengubah rasa percaya diri bangsa yang berjuang menjadi bangsa yang merdeka, lepas dari belenggu kelam, lepas dari belenggu penjajahan fisik maupun pikiran yang menganggap masa lalu lebih baik ketimbang hari ini.
Sebuah revolusi harusnya membawa kita bergerak dari masa lalu, bukan diam diatas puing masa lalu.
Untuk itulah revolusi mental didirikan diatas pondasi masa depan Indonesia, tidak perlu berkaca ke luar negeri. Bahan pondasinya sudah ada tapi masih berserakan di seluruh penjuru negeri.
Inilah yang harus kita kumpulkan dan kita rangkai untuk menjadi sebuah pondasi masa depan, sehingga sudut pandang kita sebagai bangsa Indonesia bisa berubah dari bangsa yang suka mengeluh dan pesimis menjadi bangsa yang optimis.
Contoh kisah optimis yang sukses ini sebenarnya sudah ada namun ini perlu diangkat ke level nasional bukan hanya untuk diberi penghargaan tetapi jadi contoh kebijakan secara nasional.
Jika dulu para pendiri bangsa yang berani menatap dunia bahkan hanya berbekal rakyat yang 95% buta huruf kenapa hari ini kita tidak berani bermimpi menaklukan dunia.
Menaklukan dunia berarti kita harus menjadi negara maju, Tapi untuk menjadi negara maju kita tidak harus meniru negara luar.
Ingat lho, bahwa megara ini juga punya banyak puncak-puncak karya anak bangsa yang bisa diangkat ke tingkat nasional.
Dari sanalah kita bangun semangat perubahan berupa revolusi mental.
Revolusi alam pikiran yang bersumber dari bangsa sendiri.
Revolusi Mental: Pemimpin Seperti Kopi
Wednesday, July 23, 2014 4:19 PM
Satu biji kopi tidak akan menghasilkan secangkir kopi, tetapi harus bersatu dengan yang lain.
Mereka harus melepaskan ego masing-masing. Bersatu untuk menghasilkan tujuan yg lebih besar.
Memberikan kenikmatan bagi orang yg meminumnya.
Tidak hanya bersatu dengan sesamanya, tetapi untuk bisa dinikmati sesuai selera kopi rela menyatu dengan bahan lainnya (gula susu, vanilla, cream dll).
Apakah itu akan membunuh rasa kopi?
Distitulah kekuatan sesungguhnya.
Meski telah dicampur, kopi tidak kehilangan jati dirinya.
Kopi tetaplah kopi dengan citarasa khasnya.
Semua orang berhak menikmati kopi, karena kopi tidak mengenal kelas atau golongan.
Mulai dari petani di warung kecil di desa, rakyat yang berkeluh di pinggir jalan, karyawan di kantin kantor, hingga bos-bos berdasi di cafe kelas, atas semua minum secangkir kopi tanpa batasan.
Untuk mendapatkan secangkir kopi yg nikmat itu perlu proses yg panjang.
Kita harus menunggu pohon kopi tumbuh, berbuah, hingga masak. Kemudian dipanen, dijemur lalu dikupas kulitnya. Penderitaannya tidak sampai disitu! Biji kopi masih harus digoreng lalu digiling hingga halus.
Proses penderitaan inilah yang membuat seorang kopi berkualitas.
Cerita kopi tsb mirip dengan lahirnya pemimpin yg berkualitas.
Layaknya kopi, pemimpin harus melalui proses yg panjang.
Ditempa dengan kesulitan namun harus siap menghadapinya dengan gagasan, bukan cacian apalagi kutukan.
Saat itulah kita akhirnya mendapatkan pemimpin seperti kopi, yg berjuamg dari bawah dengan dukungan masyarakat. Mudah membaur dan tidak berjarak dengan siapapun, serta kehadirannya dirasakan oleh rakyat.
Proses pembuatan kopi yg panjang itu sebanding dengan hasil yg didapat.
Tidak ada yg dapat menggantikan nikmatnya secangkir kopi dipagi hari.
Secangkir kopi pagi menambah semangat hidup.
Kopi menemani manusia menghasilkan karya dan ide-ide besar.
Nah, Pemimpin kopi inilah yang bisa menghasilkan pemikiran Revolusi Mental!
Revolusi Mental - Menghadirkan Negara Yang Bekerja
Wednesday, July 23, 2014 4:19 PM
Revolusi mental adalah perubahan Sikap, Perilaku dan Etos kerja.
Perubahan setiap individu tsb akan dilengkapi pemerintah dalam penyelenggaraan negara.
Hasilnya sebagai bangsa akan Sinergis, Produktif dan Efektif.
Inilah yang disebut Menghadirkan Negara Yang Bekerja.
Disaat warganegara resah karena konflik suku, ras dan agama, Negara memberikan ketegasan hukum dan perlindungan kepada hak-hak azasi warganegara.
Disaat warganegara bekerja lebih giat, Negara menjamin tingkat upah yang lebih baik, kompetitif sesuai kompetensi dan prestasi.
Disaat warganegara tertib membayar pajak sesuai kemampuan dan produktivitas masing-masing, Negara menjamin keselamatan warganya dengan pelayanan dasar kesehatan, pendidikan, jaminan hari tua, serta sarana dan fasilitas umum.
Disaat warganegara tertib memenuhi berbagai kewajibannya, Negara menyediakan pelayanan yang cepat, efektif dan transparan melalui pajak online, PBB online, dsb.
Disaat kita semua mengurangi ketagihan thd barang-barang konsumsi impor, Negara mendorong sentra-sentra produksi barang dan jasa lokal untuk menghasilkan produk-produk dan layanan yang berdaya saing.
Upaya itu didukung oleh jaminan efektivitas birokrasi untuk menggenjot iklim investasi dalam negeri lewatperijinan yang praktis, mudah, efisien dan bebas korupsi melalui sistem yg transparan dengan teknologi informasi dari tingkay pusat hingga daerah.
Demi meningkatkan produktivitas sumberdaya ajalm tanpa menghancurkan alam dan kualitas lingkungan hidup negara akan mengerahkan daya upaya untuk membangun infrastruktur yg tidak merusak.
Nah, itulah sebagian contoh perubahan sikap, perilaku dan etos kerja kita sebagai warganegara akan saling melengkapi dengan perubahan sistemik yang didorong Jokowi untuk menghadirkan negara yang bekerja.
Bergeraknya masyarakat dan negara secara bersama-sama akan membuat kita meloncat bukan sekedar bergerak menjadi negara dan bangsa maju, menjadi teladan dunia.
Ayo kita dorong terus Revolusi Mental !!
7 Mentalitas Yang Mulai Kita Rubah
Tuesday, July 29, 2014 5:48 PM
Mari kita mulai dari DIRI SENDIRI!
Dan mulailah sekarang juga.
Kalau tidak sekarang kapan lagi?
Cobalah dengan perubahan mental berikut ini:
Dari PASIF menjadi AKTIF
Dari PESIMIS menjadi OPTIMIS
Dari MENGELUH menjadi FOKUS PADA SOLUSI
Dari MALAS-MALASAN menjadi GIAT BEKERJA
Dari MUDAH MENYERAH menjadi PANTANG MENYERAH
Dari BERORIENTASI HASIL menjadi BERORIENTASI PROSES
Dari PENONTON menjadi PELAKU
Yep, mari kita mulai dengan 7 butir diatas.
Kita mulai dari Lingkungan terkecil: KELUARGA, Lingkungan TETANGGA, Lingungan TEMPAT BEKERJA menuju Lingkungan KOTA dan NEGARA!
Revolusi Mental BUKAN hal yang MUSTAHIL!
Ia bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
MAU?????
AYO KITA MULAI dari SEKARANG!
25 Poin Revo-Mental Jokowi
Wednesday, July 23, 2014 4:20 PM
Berikut ini beberapa catatan penting dalam konsepsi Revolusi Mental Jokowi :
Ekonomi semakin berkembang dan masyarakat banyak yang bertambah makmur namun masyarakat tidak bahagia dan semakin galau terlihat dari maraknya protes di jalan-jalan di kota besar dan kecil dan juga di ruang publik lainnya, termasuk media massa dan media sosial.
Reformasi yang dilaksanakan baru sebatas melakukan perombakan yang sifatnya institusional. Ia belum menyentuh paradigma, mindset, ataubudaya politik kita dalam rangka pembangunan bangsa (nation building).
Nation building tidak mungkin maju kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apa pun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah tidak akan membawa kesejahteraan.
Kita melakukan amandemen atas UUD 1945, membentuk sejumlah komisi independen (termasuk KPK), melaksanakan otonomi daerah dan telah banyak memperbaiki undang-undang nasional dan daerah, serta juga sudah melaksanakan pemilu secara berkala di tingkat nasional/daerah dalam rangka perbaikan pengelolaan negara yang demokratis dan akuntabel, namun di saat yang sama, sejumlah tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represif Orde Baru masih berlangsung sampai sekarang, mulai dari korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan,sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis.
Korupsi menjadi faktor utama yang membawa bangsa ini ke ambang kebangkrutan ekonomi di tahun 1998 sehingga harus ditebus oleh bangsa ini dengan harga diri kita, namun hingga kini praktik korupsi masih berlangsung, malah ada gejala semakin luas.
Ironis, sifat intoleransi malah tumbuh subur di tengah kebebasan (demokrasi) yang dinikmati masyarakat.
Ironis, pertumbuhan ekonomi yang pesat malah memacu sifat kerakusan dan keinginan sebagian masyarakat untuk cepat kaya sehingga menghalalkan segala cara, termasuk pelanggaran hukum.
Jelas bahwa reformasi yang hanya menyentuh faktor kelembagaan negara, tidak akan cukup untuk menghantarkan Indonesia ke arah cita-cita bangsa seperti diproklamasikan oleh para pendiri bangsa.
Apabila kita gagal melakukan perubahan dan memberantas praktik korupsi, intoleransi, kerakusan, keinginan cepat kaya secara instan, pelecehan hukum, dan sikap oportunis, semua keberhasilan reformasi ini segera lenyap bersama kehancuran bangsa.
Revolusi mental menciptakanparadigma, budaya politik, dan pendekatan nation building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan.
Revolusi mental memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin—dan selayaknya setiap revolusi—diperlukan pengorbanan oleh masyarakat.
Revolusi mental dapat menggunakan konsep Trisakti yang diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, ”Indonesia yang berdaulat secara politik”, ”Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan ”Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”.
Negara dan pemerintahan yang terpilih melalui pemilihan yang demokratis harus benar-benar bekerja bagi rakyat dan bukan bagi segelintir golongan kecil.
Kita harus menciptakan sebuah sistem politik yang akuntabel, bersih dari praktik korupsi dan tindakan intimidasi.
Semaraknya politik uang dalam proses pemilu sedikit banyak memengaruhi kualitas dan integritas dari mereka yang dipilih sebagai wakil rakyat. Kita perlu memperbaiki cara kita merekrut pemain politik, yang lebih mengandalkan keterampilan dan rekam jejak ketimbang kekayaan atau kedekatan mereka dengan pengambil keputusan.
Kita juga memerlukan birokrasi yang bersih, andal, dan kapabel, yang benar-benar bekerja melayani kepentingan rakyat danmendukung pekerjaan pemerintah yang terpilih.
Demikian juga dengan penegakan hukum, yang penting demi menegakkan wibawa pemerintah dan negara, menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum.
Dalam rangka penegakan kedaulatan politik perlu peran TNI yang kuat dan terlatih untuk menjaga kesatuan dan integritas teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kebijakan ekonomi liberal yang sekadar mengedepankan kekuatan pasar telah menjebak Indonesia sehingga menggantung pada modal asing, sementara sumber daya alam dikuras oleh perusahaan multinasional bersama para ”komprador” Indonesia-nya. Karena itu Indonesia harus berusaha melepaskan diri dari ketergantungan yang mendalam pada investasi/modal/bantuan dan teknologi luar negeri dan juga pemenuhan kebutuhan makanan dan bahan pokok lainnya dari impor.
Banyak elite politik kita terjebak menjadi pemburu rente sebagai jalan pintas yang diambil tanpa memikirkan konsekuensi terhadap petani di Indonesia. Ironis kalau Indonesia dengan kekayaan alamnya masih mengandalkan impor pangan. Indonesia secara ekonomi harus dapat berdiri di atas kaki sendiri, sesuai dengan amanat Trisakti. Ketahanan pangan dan ketahanan energi merupakan dua hal yang sudah tidak dapat ditawar lagi.
Kita juga perlu meneliti ulang kebijakan investasi luar negeri yang angkanya mencapai tingkat rekor beberapa tahun terakhir ini karena ternyata sebagian besar investasi diarahkan ke sektor ekstraktif yang padat modal, tidak menciptakan banyak lapangan kerja, tetapi mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.
Pilar ketiga Trisakti adalah membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia. Indonesia tidak boleh membiarkan bangsanya larut dengan arus budaya yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita.
Sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup di negara ini.
Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah, dan tepat sasaran oleh negara dapat membantu membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia.
Revolusi mental harus dimulai dari masing-masing kita sendiri dan Revolusi mental harus menjadi sebuah Gerakan Nasional.
Revolusi Mental Jokowi
Wednesday, July 23, 2014 4:20 PM
Oleh: Joko Widodo
INDONESIA saat ini menghadapi suatu paradoks pelik yang menuntut jawaban dari para pemimpin nasional. Setelah 16 tahun melaksanakan reformasi, kenapa masyarakat kita bertambah resah dan bukannya tambah bahagia, atau dalam istilah anak muda sekarang semakin galau?
Dipimpin bergantian oleh empat presiden antara 1998 dan 2014, mulai dari BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia telah mencatat sejumlah kemajuan di bidang ekonomi dan politik. Mereka memimpin di bawah bendera reformasi yang didukung oleh pemerintahan yang dipilih rakyat melalui proses yang demokratis.
Ekonomi semakin berkembang dan masyarakat banyak yang bertambah makmur. Bank Dunia bulan Mei ini mengatakan ekonomi Indonesia sudah masuk 10 besar dunia, jauh lebih awal dari perkiraan pemerintah SBY yang memprediksi baru terjadi tahun 2025. Di bidang politik, masyarakat sudah banyak menikmati kebebasan serta hak-haknya dibandingkan sebelumnya, termasuk di antaranya melakukan pergantian pemimpinnya secara periodik melalui pemilu yang demokratis.
Namun, di sisi lain, kita melihat dan merasakan kegalauan masyarakat seperti yang dapat kita saksikan melalui protes di jalan-jalan di kota besar dan kecil dan juga di ruang publik lainnya, termasuk media massa dan media sosial. Gejala apa ini?
Pemimpin nasional dan pemikir di Indonesia bingung menjelaskan fenomena bagaimana keresahan dan kemarahan masyarakat justru merebak. Sementara, oleh dunia, Indonesia dijadikan model keberhasilan reformasi yang menghantarkan kebebasan politik serta demokrasi bersama pembangunan ekonomi bagi masyarakatnya.
Izinkan saya melalui tulisan singkat ini menyampaikan pandangan saya menguraikan permasalahan bangsa ini dan menawarkan paradigma baru untuk bersama mengatasinya. Saya bukan ahli politik atau pembangunan. Untuk itu, pandangan ini banyak berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama ini, baik sebagai Wali Kota Surakarta maupun Gubernur DKI Jakarta. Oleh karena itu, keterbatasan dalam pandangan ini mohon dimaklumi.
Sebatas kelembagaan
Reformasi yang dilaksanakan di Indonesia sejak tumbangnya rezim Orde Baru Soeharto tahun 1998 baru sebatas melakukan perombakan yang sifatnya institusional. Ia belum menyentuh paradigma, mindset, atau budaya politik kita dalam rangka pembangunan bangsa (nation building). Agar perubahan benar-benar bermakna dan berkesinambungan, dan sesuai dengan cita-cita Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur, kita perlu melakukan revolusi mental.
Nation building tidak mungkin maju kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apa pun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia dengan salah kaprah tidak akan membawa kesejahteraan. Sejarah Indonesia merdeka penuh dengan contoh di mana salah pengelolaan (mismanagement) negara telah membawa bencana besar nasional.
Kita melakukan amandemen atas UUD 1945. Kita membentuk sejumlah komisi independen (termasuk KPK). Kita melaksanakan otonomi daerah. Dan, kita telah banyak memperbaiki sejumlah undang-undang nasional dan daerah. Kita juga sudah melaksanakan pemilu secara berkala di tingkat nasional/daerah. Kesemuanya ditujukan dalam rangka perbaikan pengelolaan negara yang demokratis dan akuntabel.
Namun, di saat yang sama, sejumlah tradisi atau budaya yang tumbuh subur dan berkembang di alam represif Orde Baru masih berlangsung sampai sekarang, mulai dari korupsi, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis. Kesemuanya ini masih berlangsung, dan beberapa di antaranya bahkan semakin merajalela, di alam Indonesia yang katanya lebih reformis.
Korupsi menjadi faktor utama yang membawa bangsa ini ke ambang kebangkrutan ekonomi di tahun 1998 sehingga Indonesia harus menerima suntikan dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang harus ditebus oleh bangsa ini dengan harga diri kita. Terlepas dari sepak terjang dan kerja keras KPK mengejar koruptor, praktik korupsi sekarang masih berlangsung, malah ada gejala semakin luas.
Demikian juga sifat intoleransi yang tumbuh subur di tengah kebebasan yang dinikmati masyarakat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat malah memacu sifat kerakusan dan keinginan sebagian masyarakat untuk cepat kaya sehingga menghalalkan segala cara, termasuk pelanggaran hukum.
Jelas reformasi, yang hanya menyentuh faktor kelembagaan negara, tidak akan cukup untuk menghantarkan Indonesia ke arah cita-cita bangsa seperti diproklamasikan oleh para pendiri bangsa. Apabila kita gagal melakukan perubahan dan memberantas praktik korupsi, intoleransi, kerakusan, keinginan cepat kaya secara instan, pelecehan hukum, dan sikap oportunis, semua keberhasilan reformasi ini segera lenyap bersama kehancuran bangsa.
Perlu revolusi mental
Dalam pembangunan bangsa, saat ini kita cenderung menerapkan prinsip-prinsip paham liberalisme yang jelas tidak sesuai dan kontradiktif dengan nilai, budaya, dan karakter bangsa Indonesia. Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya politik, dan pendekatan nation building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan.
Penggunaan istilah ”revolusi” tidak berlebihan. Sebab, Indonesia memerlukan suatu terobosan budaya politik untuk memberantas setuntas-tuntasnya segala praktik-praktik yang buruk yang sudah terlalu lama dibiarkan tumbuh kembang sejak zaman Orde Baru sampai sekarang. Revolusi mental beda dengan revolusi fisik karena ia tidak memerlukan pertumpahan darah. Namun, usaha ini tetap memerlukan dukungan moril dan spiritual serta komitmen dalam diri seorang pemimpin—dan selayaknya setiap revolusi—diperlukan pengorbanan oleh masyarakat.
Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, ”Indonesia yang berdaulat secara politik”, ”Indonesia yang mandiri secara ekonomi”, dan ”Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”. Terus terang kita banyak mendapat masukan dari diskusi dengan berbagai tokoh nasional tentang relevansi dan kontektualisasi konsep Trisakti Bung Karno ini.
Kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat sila keempat Pancasila haruslah ditegakkan di Bumi kita ini. Negara dan pemerintahan yang terpilih melalui pemilihan yang demokratis harus benar-benar bekerja bagi rakyat dan bukan bagi segelintir golongan kecil. Kita harus menciptakan sebuah sistem politik yang akuntabel, bersih dari praktik korupsi dan tindakan intimidasi.
Semaraknya politik uang dalam proses pemilu sedikit banyak memengaruhi kualitas dan integritas dari mereka yang dipilih sebagai wakil rakyat. Kita perlu memperbaiki cara kita merekrut pemain politik, yang lebih mengandalkan keterampilan dan rekam jejak ketimbang kekayaan atau kedekatan mereka dengan pengambil keputusan.
Kita juga memerlukan birokrasi yang bersih, andal, dan kapabel, yang benar-benar bekerja melayani kepentingan rakyat dan mendukung pekerjaan pemerintah yang terpilih. Demikian juga dengan penegakan hukum, yang penting demi menegakkan wibawa pemerintah dan negara, menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukum. Tidak kalah pentingnya dalam rangka penegakan kedaulatan politik adalah peran TNI yang kuat dan terlatih untuk menjaga kesatuan dan integritas teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di bidang ekonomi, Indonesia harus berusaha melepaskan diri dari ketergantungan yang mendalam pada investasi/modal/bantuan dan teknologi luar negeri dan juga pemenuhan kebutuhan makanan dan bahan pokok lainnya dari impor. Kebijakan ekonomi liberal yang sekadar mengedepankan kekuatan pasar telah menjebak Indonesia sehingga menggantung pada modal asing. Sementara sumber daya alam dikuras oleh perusahaan multinasional bersama para ”komprador” Indonesia-nya.
Reformasi 16 tahun tidak banyak membawa perubahan dalam cara kita mengelola ekonomi. Pemerintah dengan gampang membuka keran impor untuk bahan makanan dan kebutuhan lain. Banyak elite politik kita terjebak menjadi pemburu rente sebagai jalan pintas yang diambil yang tidak memikirkan konsekuensi terhadap petani di Indonesia. Ironis kalau Indonesia dengan kekayaan alamnya masih mengandalkan impor pangan. Indonesia secara ekonomi seharusnya dapat berdiri di atas kaki sendiri, sesuai dengan amanat Trisakti. Ketahanan pangan dan ketahanan energi merupakan dua hal yang sudah tidak dapat ditawar lagi. Indonesia harus segera mengarah ke sana dengan program dan jadwal yang jelas dan terukur. Di luar kedua sektor ini, Indonesia tetap akan mengandalkan kegiatan ekspor dan impor untuk menggerakkan roda ekonomi.
Kita juga perlu meneliti ulang kebijakan investasi luar negeri yang angkanya mencapai tingkat rekor beberapa tahun terakhir ini karena ternyata sebagian besar investasi diarahkan ke sektor ekstraktif yang padat modal, tidak menciptakan banyak lapangan kerja, tetapi mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.
Pilar ketiga Trisakti adalah membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia. Sifat ke-Indonesia-an semakin pudar karena derasnya tarikan arus globalisasi dan dampak dari revolusi teknologi komunikasi selama 20 tahun terakhir. Indonesia tidak boleh membiarkan bangsanya larut dengan arus budaya yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita.
Sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan beradab, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup di negara ini. Akses ke pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat yang terprogram, terarah, dan tepat sasaran oleh nagara dapat membantu kita membangun kepribadian sosial dan budaya Indonesia.
Dari mana kita mulai
Kalau bisa disepakati bahwa Indonesia perlu melakukan revolusi mental, pertanyaan berikutnya adalah dari mana kita harus memulainya. Jawabannya dari masing-masing kita sendiri, dimulai dengan lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara.
Revolusi mental harus menjadi sebuah gerakan nasional. Usaha kita bersama untuk mengubah nasib Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar merdeka, adil, dan makmur. Kita harus berani mengendalikan masa depan bangsa kita sendiri dengan restu Allah SWT. Sebab, sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu bangsa kecuali bangsa itu mengubah apa yang ada pada diri mereka.
Saya sudah memulai gerakan ini ketika memimpin Kota Surakarta dan sejak 2012 sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah teman yang sepaham juga sudah memulai gerakan ini di daerahnya masing-masing. Insya Allah, usaha ini dapat berkembang semakin meluas sehingga nanti benar-benar menjadi sebuah gerakan nasional seperti yang diamanatkan oleh Bung Karno, memang revolusi belum selesai. Revolusi Mental Indonesia baru saja dimulai.
JOKO WIDODO
Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(Sumber: Kompas cetak)
0 komentar:
Posting Komentar