Hamba Tuhan Pooling Jakarta
Kamis, 16 April 2009
KEMBALI DARI EMAUS
Lukas 24:13-32
Lukas 24:13-32
� Terbukti kekhawatiran banyak orang, bahwa setelah Pemilu Legislatif (9 April 2009), banyak caleg yang stress.
[1].Ada yang stress � Iwan dan Sudrajad di Cirebon, setelah mengeluarkan uang masing-masing Rp. 300 jt dan Rp. 60 jt.
Atau Kristofel Man di Kupang, stress, naik motor, tabrak pohon.
[2].Ada yang menarik kembali sumbangannya, berupa TV, perlengkapan musik rebana, bahkan segel pasar (Sakdianto. Kudus, Partai Hanura).
[3].Ada yang stroke � Junaidi Umbara, Semarang, dari Partai Republikan, setelah khususnya spent ratusan juta.
[4].Ada yang sakit jantung, lalu meninggal.
[5].Ada yang bunuh diri � Sri Hayati, Banjar, Ciamis dari PKB, sedang hamil, gantung diri, karena hanya dapat 8 suara.
� Begitu juga dengan murid-murid Yesus � mukanya �Muram� (v 17).
Mereka (=sebagai team sukses PYK) juga kecewa, karena gagal mengusung �Caleg� nya dalam PYK, Partai Yesus Kristus.
Yesus yang disangka akan menjadi presiden, ternyata mati disalib.
� Cerita, kekecewaan dan suasana seperti ini mau disampaikan Luke pada Theophilus.
Banyak cerita dan perumpamaan dalam injil Lukas ini yang tak ada dalam injil lain.
Itu disebabkan oleh keseriusan Luke untuk menginjili Theophilus.
Ia sendiri adalah seorang intelek.
Ia tak main-main � Ia memilih cerita yang dikondensasi untuk bicara pada gubernur ini (Luk. 1:3).
� Banyak orang kecewa hari ini.
� Kecewa karena bukan alasan dalam dunia ini, tapi karena tak percaya Firman Tuhan.
� Ada 6 kisah dalam Injil Lukas ini yang tak ada dalam injil lain:
[1]. Mengenai Zakharia (Luk. 1) � menekankan ketidakpercayaan seorang imam.
[2]. Mengenai malaikat dan gembala (Luk. 2).
[3]. Mengenai orang Samaria yang baik hati (Luk. 10).
[4]. Mengenai keselamatan (Luk. 15).
[5]. Mengenai Lazarus dan orang kaya (Luk. 16).
[6]. Mengenai jalan ke Emaus (Luk. 24) � menekankan ketidakpercayaan 2 orang murid Yesus / rasul.
Bagian pertama dan terakhir, memiliki kemiripan � ketidakpercayaan rohaniwan.
Seharusnya mereka ini percaya, tapi justru ironis, mereka tak percaya.
Tapi, setelah mereka kembali dari Emmaus, mereka percaya, berkobar, dan berani membagikan iman mereka (v 35).
Kita tak tahu, apa tujuan mereka ke Emmaus:
[a].Apa karena takut, sehingga melarikan diri ke desa kecil?
[b].Apa karena mereka sudah tak mau lagi menjadi murid Yesus = stop, lalu pergi diam-diam, tanpa memberi tahu murid yang lain. Yesus sudah mati.
Karier mereka / harapan mereka secara politik juga mati.
[c].Apa karena ingin mandi air panas? (Garut)?
[d].Apa karena ada business?
[e]. Apa karena ingin berkunjung ke rumah seorang teman?
Sepertinya sih memang karena takut dan mau berhenti jadi murid, maka mereka mendapat �jawabannya.�
Setelah mereka bertemu Yesus, mereka �Bangun� dan kembali ke Yerusalem dengan berani (v 33).
Yerusalem = tempat di mana banyak nabi dibunuh.
� Dalam kisah 2 orang murid ini, Luke memakai kisah penampakan diri Yesus.
Ini adalah kemunculan yang ke 3 setelah Yesus bangkit.
[1]. Kepada Maria Magdalena (Mk. 16, Jn. 20:14).
[2]. Kepada Petrus (Lk. 24:34).
[3]. Kepada 2 orang yang berjalan ke Emaus (Lk. 24:13).
[4]. Kepada 10 murid-Nya di Yerusalem (Jn. 20:19).
[5]. Kepada 11 murid termasuk Thomas (Jn. 20:26, 29).
[6]. Kepada Petrus dan enam murid lainnya di pantai Tiberias (Jn. 21:1).
[7]. Kepada murid-murid di Galilea (Matt. 28:16).
[8]. Kepada lebih dari 500 pengikut-Nya (I Cor. 15).
[9]. Kepada Yakobus (I Cor. 15:6-7).
[10]Terakhir, di Bukit Zaitun, dekat Betania. Yesus memberkati para murid kemudian Ia terangkat ke surga (Lk. 24:51).
� Emmaus � Jerusalem � 7 mil / 12 km (v 13).[1]
Bandung � Padalarang � 18 km.
� Jalan kaki.
Kalau 12 km, jalan kaki, mungkin 2 jam.
� Setelah spend time begitu banyak, dapat apa?
Kalau kamu pergi begitu jauh, pulang dapat apa?
Mereka sungguh beruntung, pakai waktu 1 jam, mendapat �kesegaran� yang baru untuk hidup berjam-jam.
Kesegaran = berkobar-kobar, dinyalakan, terang, hidup.
Tapi, sebaliknya, banyak orang pergi, pakai waktu berjam-jam / berbulan-bulan, pulang tak bawa �Apa-apa,� selain cape, marah, perasaan kapok, tak mau ke sana lagi.
Malah ada yang bunuh diri.
Pemilik Kodak, setelah keliling dunia, bunuh diri, sebelum sampai rumahnya di New York.
Tapi, ke 2 murid ini, mendapat 3 berkat: horizontal, personal dan vertical.
Berkat horizontal � Percaya pentingnya komsel / persekutuan / teman seiman.
God wants us to listen to our spiritual brothers (Lk. 24:22-23).
Itulah perlunya komsel / care group / support group.
Itulah usaha supaya tak lupa, mengulangi dengan menceritakan.
Banyak orang pelupa, tapi tak ada usaha untuk mengingatnya.
Kalau seseorang sendirian, maka imannya akan cepat padam.
Jadi, kalau pelupa dan tak mengerti, lebih baik sharing.
Tuhan mau mendengarkan persoalanmu (v 15).
Apa yang kita cakapkan pada saat kita bertemu dengan teman-teman kita?
Berapa banyak kita sharing firman Tuhan?
Berapa banyak kita ikut komsel?
Berkat personal � percaya bukan hanya tahu.
Orang tak cukup hanya tahu, tapi percaya.
Ke 2 murid ini semua �Tahu� (v 18), tapi tak percaya (v 25).
Orang yang begini dikatakan bodoh.
Bodoh bukan tak tahu, tapi bodoh yang lebih parah, adalah tak percaya.
Kalau bodoh tak tahu, membuat kita susah di dunia.
Tapi bodoh tak percaya, membuat kita susah selamanya.
Inilah yang dimaksudkan Luke dalam menulis bagian ini.
Ia menulis kepada gubernur Romawi, Theophilus.
Luke ingin berkata, �Hai Theophilus, tak cukup hanya tahu, tapi percaya.�
Setelah Luke �Menginjili� Theophilus, khususnya dengan penyampaian ke 3 kemunculan malaikat dalam kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus (lihat khotbah di atas), maka Luke ingin Theophilus percaya.
Banyak masalah keluarga adalah karena istri terlalu percaya pada semua orang, tapi tak percaya 1 orang, kata suaminya.
Berkat vertical � percaya pada Firman Tuhan.
Firman Tuhan menekankan kebangkitan Kristus.
Kita perlu percaya itu � Istilah Ravi Zacharias �Recapturing the wonder.�
God wants us to listen to the word of God (Lk. 24:25-27; II Tim. 3:16-17).
God wants us to spend time with him to know him intimately.
Spend time can not be done only in 5 minutes.
Orang yang spend time with God, hatinya berkobar-kobar (Lk. 24:32).
Capenya tak terasa, karena hati berkobar.
Bukan tempatnya.
Bukan dari �Emmausnya� / �Warm bath nya,� tapi dari spend time with God nya.
Saat kita memperoleh kebenaran, hati kita pasti berkobar-kobar.
Bukan banyak orang.
Secara pribadi.
Bertanya jawab = menyelidiki.
Lihat hasilnya, orang mau spend time.
Orang rela pergi 2 jam, asal dapat hasil ini.
Gereja yang jauh, rela pergi, asal dapat hasil ini.
Kita bisa ke gereja, tapi hati kita tak berkobar.
Apalagi kita ke tempat yang lain, hati kita tak berkobar, malah cape, karena harus keluar uang banyak.
Dari sini kita sadar, bahwa bukan tempat, orang, lama waktu libur, Olah Raga, etc., yang bisa membuat kita semangat, tapi firman Tuhan.
Terapi yang diberikan
[a].Hadir di tengah mereka � orang Kristen yang lebih dewasa rohani, harus hadir di tengah-tengah jemaat yang lemah iman, ketakutan, putus asa.
[b].Mendengar.
[c].Membuka pengertian dengan kitab suci.
Kesaksian dari 2 murid yang berjumpa dengan Yesus yang sudah bangkit � hatinya sangat berkobar-kobar.
Secara rohani diberi pencerahan.
Mereka mengerti bahwa Tuhan yang bangkit tak hanya menjadi sekedar menjadi pemimpin bangsa Yahudi (nasionalis politis), tapi menjadi Tuhan seluruh dunia / bangsa (universal).
2 murid ini telah melihat kebangkitan Yesus dengan mata sendiri.
Tapi, Yesus tak berlama-lama dengan mereka, karena begitu mereka sadar, Yesus segera menghilang.
Sukacita mereka tak hanya untuk diri, tapi juga dibagikan.
Malam itu juga mereka kembali ke Yerusalem.
Sukacita mereka tak tertahankan, sehingga mereka rela berjalan kaki lagi selama 2 jam untuk kembali ke Yerusalem.
Tuhan Yesus tak hanya menyatakan diri pada murid-murid yang hatinya berkobar, tapi juga mau menyatakan diri pada orang yang putus asa, dingin, bingung, seperti 2 murid yang berjalan ke Emaus ini.
Tuhan memperhatikan orang yang sudah baik / bertumbuh, juga yang belum bertumbuh.
Yesus memperhatikan semua anak-anak-Nya yang iman kuat / lemah.
Cara Tuhan memperhatikan orang yang lemah:
1. Yesus mendekati mereka (v 15).
2. Yesus berjalan bersama mereka.
3. Yesus bercakap-cakap dengan mereka.
4. Yesus mau tinggal dengan mereka.
Jadi, ada pengorbanan dan harga yang harus dibayar, sehingga anak-anak Tuhan dapat dibangkitkan.
Tugas ini bukan hanya tugas hamba Tuhan, tapi juga orang-orang Kristen lain, khususnya yang lebih dewasa dalam rohani.
Jadi, kehadiran orang Kristen itu harus ada pengaruhnya. Sangat disayangkan, bila kehadiran orang Kristen yang tak menjadi pengaruh bagi sekitarnya.
Setelah itu Yesus lenyap = ia memang tak kelihatan, tapi ada dan hidup dalam setiap hati orang percaya.
Tujuan Yesus menampakan pada murid-murid dan ke 2 murid ini:
1. Meyakinkan bahwa Ia sungguh bangkit dan menolong mereka untuk percaya, akan kebangkitanNya sehingga mereka tidak terus tenggelam dalam kekecewaan dan keputusasaan.
2. Setelah mereka percaya, agar melalui kepercayaan mereka itu membawa mereka menikmati dan mengalami berkat kuasa kebangkitan tersebut.
Apa berkat dari kuasa dan kebangkitan itu?
[a] Memberi hidup baru (II Kor. 5:17), di mana mereka sudah dilepaskan dari belenggu dosa dan hukuman maut. Karena kebangkitan Yesus menyatakan Yesus sudah mengalahkan kuasa dosa, iblis dan maut.
[b] Memberi pengharapan dalam hidup mereka. Karena Yesus hidup, maka Dia berkuasa dan mengerti segala pergumulan, kekecewaan, kesedihan kita (Ibr .4:15-16).
3. Supaya mereka bangkit untuk melayani Tuhan, memberitakan Kristus yang hidup. Kristus yang telah bangkit bagi kita, biarlah kita juga bangkit bagi Kristus.
Dalam bagian ini, Yesus menunjukkan kesukaan-Nya �bercanda�. Karena Ia bertanya pada mereka seolah-olah Yesus tak tahu, ada 3 ayat 17, 19, 28
1. Yesus hadir, tapi mata mereka terhalang untuk melihat Yesus. Kehadiran Kristus tak pernah bisa dipahami oleh pengetahuan alami manusia, maka butuh anugerah.
2. Untuk mengenal Yesus, harus lewat kitab suci. Kitab suci mengajarkan kebenaran. Banyak orang percaya Yesus menurut konsepnya sendiri. Orang percaya Yesus yang tak ada penderitaan. Orang Kristen mau menjadi Kristen tanpa salib. Pikul emas mau, tapi tak mau pikul salib. Tak mau pikul salib/sangkal diri. Maka Yesus memberi syarat mutlak orang yang mau ikut Dia, harus sangkal diri / pikul salib. Untuk apa orang memiliki seluruh dunia, tapi kehilangan jiwanya. Kalau orang yang tak berani mati untuk Tuhan, maka ia tak akan berani untuk hidup bagi Tuhan.
3. Yesus hadir dan masih terus menyingkapkan lebih jauh siapa diri-Nya. Yesus hadir di gereja, tapi bukan sebagai Tuhan. Yang menjadi Tuhan adalah pendetanya.
Setiap kali Yesus diungkapkan, maka orang pasti berkobar-kobar, rela mati untuk injil. Banyak orang tak bertemu dengan Tuhan. Mereka bertemu dengan liturgis, nyanyian, tata cara gereja, dll. Mari kita bertobat, supaya Tuhan menjadi Tuhan di gereja dan dalam seluruh hidup kita.
Yang dapat dipelajari dari perikop ini adalah:
Pertama, para murid merasa kecewa. Oleh karena kecewa, mereka pergi, dikatakan �pergi ke sebuah kampung bernama Emaus� (ay 13). Pengharapan mereka kandas, di mana mereka�dahulu mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel� (ay 21).
Para murid kecewa disebabkan karena apa yang mereka harapkan tidak terjadi. Mesias secara politis sebagai juruselamat mereka telah disalibkan, mati dan dikuburkan! Apakah Kristus telah mengecewakan mereka? Kristus tidak mengecewakan karena Tuhan Yesus telah memberitahukan apa yang akan terjadi. Tuhan telah menyatakan �Ia akan dibunuh dan Ia akan dibangkitkan pada hari ke tiga� (Mat 16:21) dan �Ia berkata: KerajaanKu bukan dari dunia ini� (Yoh 18:36) tetapi mereka memaksakan kehendak mereka sendiri yang terjadi. Mereka kecewa karena diri mereka sendiri!
Kedua, Para Murid disadarkan. �terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia� (ay 31), �Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem� (ay 33). Kebutaan disini bukan dalam arti buta secara fisik tetapi mata rohani. Apa yang mampu membukakan mata rohani kita? Perikop ini menjelaskan mata rohani kita dibukakan oleh Firman Tuhan, �Ia menjelaskan kepada mereka apa yang telah tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci� (ay 27). Penjelasan ini mengingatkan dan membuat mereka mengerti akan kebenaran Firman. Jadi betapa pentingnya Firman Tuhan untuk mengenal Dia.
Ketiga, Mereka butuh hati lebih dari pikiran.�Ia berkata�..: Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu� (ay 25). Dibutuhkan hati sehubungan dengan kepercayaan untuk mengenal Dia. Kepekaan hati dibutuhkan untuk dapat menikmati hadiratNya bukan dengan pikiran. Dan semua ini karena anugerahNya.
Firman Tuhan mengatakan, �Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.� Pertanyaannya adalah apakah �sesuatu� itu? Ada yang berpendapat karena hari sudah sore mendekati gelap malam, jadi murid tidak melihat dengan jelas. Ada juga yang berpendapat, sebelum dan sesudah Yesus bangkit, Ia berbeda, makanya Murid tidak kenal Dia. Tetapi �sesuatu� itu sebenarnya bukan dari faktor eksternal tapi justru dari internal. Pertama, Mereka sedang kecewa, sedih dan berduka (V. 17 b). Penderitaan, kesusahan, kekecewaan bisa menghalangi mata rohani kita untuk �melihat�, atau mengenal Allah.
Kedua, Mereka tidak memiliki pengharapan lagi. Pengharapan mereka adalah Mesias secara politis yang dapat membebaskan mereka dari belenggu penjajahan Romawi. Pada waktu Yesus di salib dan mati, mati pula lah pengharapan, impian mereka. Kalau Yesus mati, apa yang mereka bisa harapkan lagi? Dan hal-hal inilah yang membuat mereka terhalang untuk tidak mengenal Dia.� Tapi Kristus bangkit memberikan pengharapan yang sejati.
Source Blog persekutuan-gii
Hamba Tuhan Pooling Bandung
Jum�at, 17 April 2009
Amsal 13:12a �Harapan yang tertunda menyedihkan hati.�
Itulah yang terjadi dengan kedua murid ini. Mereka sedang dirundung kekecewaaan, kedukaan yang sangat dalam. Betapa tidak, akhir hidup Yesus tidak seperti yang mereka harapkan. Bukan happy ending, tetapi ironis, tragis. Dulu, ketika Yesus masih di tengah-tengah mereka, mereka punya harapan yang besar. Harapan Yesus sebagai Mesias, pembebas dari penjajahan, penyembuh penyakit, penjawab segala masalah, guru hikmat, pemberi makan dan semua harapan yang besar.
Tetapi sekarang? Harapan itu pupus tanpa bekas ketika mereka melihat Yesus disiksa tanpa perlawanan, mati disalib sebagai kriminal, dikubur dikuburan pinjaman.
Mereka merasa ditinggalkan tanpa kesiapan sama sekali. Hidup yang cerah ceria, optimis berbalik menjadi gelap, suram. Mereka menuju ke Emaus, mungkin dalam perjalanan pulang kampung. Mereka ingin memulai hidup yang baru, tanpa Yesus. Sekarang Yesus menjadi masa lalu. Menjadi bahan diskusi, bahan nostalgia. Bukan kebetulan Emaus terletak di sebelah Barat Yerusalem, artinya mereka sedang berjalan menuju arah matahari terbenam. Perjalanan itu seolah gambaran dari kehidupan mereka yang menuju kesuraman. Seperti matahari terbenam, iman mereka juga sedang terbenam. Pengalaman ikut Yesus selama sekian waktu itu seperti manis tebu. Manis di awal, sepah diakhir.
Mereka berharap besar pada Yesus, tetapi kemudian kecewa. Apanya yang salah? Apa tidak boleh berharap pada Tuhan? Bukankah Yesus mengajar kita untuk berdoa, berharap padaNya? Kalau bukan pada Yesus, pada siapa lagi harus berharap?
Masalahnya bukan tidak boleh berharap, tetapi pada Yesus yang bagaimana kita menaruh harapan itu? Dengan kata lain, siapa Yesus yang kita kenal? Kalau kita kenal Yesus secara salah, maka harapannya pasti salah.
Murid-murid punya harapan yang salah tentang Yesus karena salah mengenal Yesus. Kedua murid Emaus itu terpesona dengan segala peristiwa dimana Yesus dimuliakan, terutama peristiwa transfigurasi. Mereka tidak menerima fakta bahwa peristiwa penyaliban adalah realitas yang harus dihadapi Yesus. Sekarang Yesus sudah mati. Sudah tiga hari berlalu. Bagi orang Yahudi, hari ketiga adalah hari roh benar-benar meninggalkan tubuh, sehingga setelah hari ketiga seorang benar-benar mati. Sekarang, mereka dengar kubur itu kosong, Yesus sudah bangkit, itu pun kata perempuan yang tidak bisa dipercaya (lihat ay.11). Katanya�! Mereka tidak bertemu langsung dengan Yesus sendiri. Kubur kosong tanpa pemunculan Yesus tidak ada artinya. Lagipula, tidak ada seorang pun murid berharap Yesus akan bangkit termasuk para wanita karena tujuan mereka datang untuk membalsemi mayat Yesus, bukan ingin bertemu Yesus yang bangkit.
Orang akan kecewa 100% jika ikut Yesus dengan konsep yang salah. Karena konsepnya salah, maka otomatis harapannya tidak akan terpenuhi.
Banyak orang mengalami goncangan iman karena salah mengerti tentang Kristus. Salah mengerti tentang Kristus karena salah mengerti kitab suci. Kitab suci hanya dimengerti sebagian-sebagian.
Itu sebab Yesus harus mengoreksi mereka. Yesus hadir di tengah perjalanan mereka. Dia mengajar ulang. Yesus menjelaskan isi kitab suci, �seluruh kitab suci mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi�, tidak pilah-pilih (25). Artinya, jangan memperlakukan Alkitab secara selektif sesuai selera. Bukan kita yang mengatur firman Tuhan itu harus bermakna begini-begitu, tetapi firman Tuhan yang mengatur kita harus begini-begitu. Yesus yang menjadi Tuan. Hal itu dipertegas dengan perbuatanYesus memecahkan roti untuk makan malam bersama. Orang yang memecahkan roti adalah tuan rumah. Jadi Ia mengambil peran seorang tuan rumah, padahal Dia yang diundang.
Yesus mengajarkan bahwa jalan menuju kemuliaan adalah melalui salib. Glory thru lowly, from lowly to glory. Kita maunya punya Tuhan yang memulai dari kemuliaan dan berakhir dalam kemuliaan. Glory thru glory, from glory to glory. Sedangkan Yesus, memulai dari kehinaan, melewati kehinaan dan berakhir dalam kemuliaan. Orang Kristen juga inginnya ikut Yesus sejak awal dapat mahkota mulia, terus mulia sepanjang hidup, sampai mati di surga menikmati kemuliaan.
Percakapan singkat itu mengubah hidup kedua murid itu. Tadinya mereka letih lesu, kehilangan semangat hidup, tetapi segera setelah pengalaman bertemu Yesus, mereka langsung bangkit lagi. Hati mereka berkobar-kobar kembali, mereka bersemangat, antusias menyambut kebangkitan Yesus. Malam itu juga mereka kembali ke Yerusalem, berjalan dua jam lagi, padahal mereka sudah cukup lelah berjalan kira-kira dua jam. Mereka tidak bisa menunggu sampai besok untuk menceritakan bahwa Yesus sudah bangkit. Kalau benar-benar ada Yesus dalam hidup kita, hidup tidak akan sama lagi. If Jesus is in you, life will never be the same. Ada gairah hidup, semangat hidup, kekuatan hidup.
� Disebutkan bahwa murid ini mendapati ke 11 murid, dan juga disebutkan bahwa Tuhan menampakan diri kepada Simon. Dan Simon yang disebutkan dalam perikop ini jelas bukan simon Petrus. Pengalaman kedua murid ini takkala melihat Tuhan Yesus memecahkan roti, membuat mereka mengenal Yesus Kristus, padahal mereka tidak masuk dalam perjamuan terakhir, maka ada kemungkinan bahwa mereka melihat perjamuan yang lain. Nilai yang didapatkan bahwa Tuhan menampakan diri untuk membuka mata rohani murid-muridnya melalui apa yang dilakukan-Nya
� Kelahiran Tuhan Yesus ditujukan kepada orang-orang sederhana, dan kebangkitan Tuhan Yesus pun dinyatakan kepada orang-orang yang sederhana dan mengubahkan hidup mereka, dan memiliki dampak yang luar biasa. Tuhan Yesus memakai orang-orang sederhana untuk rencanaNya
Ev. Irene
Pengalaman hari Natal waktu kecil dengan santa claus dan piet hitam, dan sempat menangis karena takut ancaman hukuman, padahal santa claus saat itu adalah ayah sendiri. Demikian pula akan Pengenalan akan Tuhan, yang terkadang dangkal dan terbatas namun manusia bahkan kadang-kadang merasa sombong lebih mengenal (ay.19). Hanya anugrah Allah lah yang membuat manusia dapat mengenalNya karena Ia sendiri yang membuka diriNya untuk dikenal.
4 hal yang didapat dari bagian ini;
1. Serupa tapi tidak sama. Tuhan Yesus tidak saja bangkit, namun juga menarik semua orang. Ada pengenalan pribadi-pribadi. Panggilan Tuhan Yesus, sama kepada Simon Petrus, Paulus, untuk membuat mereka kembali kepada Tuhan Yesus
2. Hai orang bodoh. Perkataan ini keras, dalam Alkitab ada juga ditujukan kepada yang membangun di atas pasir, 5 gadis bodoh, tentang orang Farisi, dan orang kaya bodoh.
3. Hambatan untuk mengenal Tuhan Yesus. (1) 2 orang murid ini mengalami kekecewaan, (2) Keragu-raguan, mereka ditegur oleh Tuhan Yesus (ay.38) (3) Ketamakan, orang Farisi karena jabatan dan lain-lain tidak mengenal Yesus dan bahkan menyalibkan-Nya.
4. Hanya Anugrah saja. Untuk mengenal Yesus perlu dibukakan, untuk mengerti Kitab Suci (ay.44-45) pun merupakan anugrah, untuk mendapatkan perlindungan (mazmur 127) dan berkat (Hagai ps 2)
Kondisi 2 orang murid yang berjalan ke Emaus, mengambarkan sisi kedagingan dan kemanusiaan kita. Di tengah kekacauan dan ketidakpastian yang terjadi, 2 murid pergi meninggalkan Yerusalem, dari 2 hal diatas maka dari perikop ini didapatkan ada 2 hal;
1. Iman mereka lamban (ay.25) Tuhan itu hidup, Dia sudah bangkit dari kematian, Dia sudah menang mengalahkan maut! Banyak orang yang bersikap kehilangan pengharapan, tidak punya iman dan kepastian dan hidup dalam keragu-raguan
2. (ay.31) Karena mereka tidak melihat dengan mata iman. Inilah yang seringkali kita alami, mata rohani kita dibutakan, disesatk oleh berbagai hal dan keadaan di sekitar. Mereka tidak melihat dengan mata iman, mata rohani disesatkan oleh persoalan dalam hidup kita. Kisah dari Fanny Crossby, �meskipun mataku buta, namun aku dapat melihat terang Tuhan�
Waktu pergi ke Emaus mereka bodoh, namun setelah itu menjadi pintar. Ketidakmengertian mereka akan penyaliban Yesus, dibukakan oleh Tuhan Yesus dan dimengertikan melalui pembukaan pikiran mereka, tidak lagi melalui pikiran dan cara pandang mereka (dunia) tapi sebaliknya melihat melalui titik tolak dari Allah. Perubahan pola pikir inilah yang mengubahkan mereka sehingga mereka mengerti
Jarak antara Yerusalem ke Emaus 7 mill/sekitar 10 Km. Jarak yang lumayan jauh ditempuh oleh Kleopas dan temannya dengan berjalan kaki pergi dan pulang pada malam harinya ke Yerusalem demi mengabarkan berita kebangkitan Yesus Kristus kepada teman-temannya. Mengapa kedua murid Yesus kembali ke Yerusalem?
1. Karena mereka sudah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus yang sudah bangkit (Lukas 24:25-32). Ada 2 hal yang menghalangi mereka mengenal Yesus (1) Presuposisi mereka tentang tujuan kedatangan Mesias itu sangat keliru dan Yesus Kristus menjelaskannya pada ay.25-27 (2) mereka tidak percaya nubuat Firman Tuhan (ay.25) kemudian ay.30-31,35 mata mereka terbuka dan mengenal Yesus.
2. Karena mereka ingin mengabarkan berita kebangkitan Yesus kepada teman-teman mereka (Lukas 24:33-35)
Gambaran Orang2 yang tertutup dan lambat, bodoh jauh dari kepandaian rohani, lamban tidak cepat untuk melihat akan hal-hal;
1. Ecounter dan kehadiran dari Tuhan Yesus, pengalaman mereka yang khusus berjumpa dengan Yesus yang hidup tidak mereka alami, dan hanya konsep yang mereka ketahui/dengar saja.
2. Mereka mengalami Firman yang luar biasa, Tuhan Yesus yang berkhotbah, Firman yang koheren dan sesuai dengan apa yang disampaikan nabi2. Firman itu (1) mencerahkan, (2) yang tertutup jadi terbuka, (3) hati mereka jadi berkobar-kobar, (4). Mengesahkan/menvalidasi apa yang sudah dinyatakan
3. Kuasa Yesus, Kuasa kebangkitan. Mereka tidak ada antusias awalnya, saat mendengarberita itu. Namun setelah dibukakan maka mereka melihat fakta itu sebagai kebenaran yang luar biasa, dan kuasa kebangkitan tidak mutlak dengan emosi, namun kebenaran yang teguh dan membawa mereka dapat menyaksikannya kepada murid-murid yang lain
(1) 2 murid yang selama ini mengikuti Yesus, pergi ke Emaus, harapan mereka kandas, pikiran mereka kacau, hati mereka gundah gulana, iman mereka lemah lesu. Mereka bodoh karena tidak mengetahui realita yang sesungguhnya tentang wahyu Allah dan karya Allah di dalam dunia melalui Kristus.
(2) Yesus datang sebagai pendamping, pendengar, mentor yang menjabarkan Firman Tuhan, dan Tuhan yang mencelikan mta rohani mereka
(3)Kedua murid mengalami proses yang mengubahkan mereka, dari mata rohani yang terselubung (ay.14) sampai ke mata rohani yang dibukakan /dicelikan (ay.30) Proses yang mengubahkan ini berfokus pada Kristus yang bangkit, sehingga mereka mengalami hidup yang diubahkan yaitu; hati yang berkobar2, iman yang dimanis penuh vitalitas.
Setiap jemaat perlu mengalami proses bertemu dengan Tuhan melalui penjabaran Firman Tuhan yang komperensif
Dari Perikop ini, kita melihat Proses Pengenalan Tuhan Yesus ;
1. Menganggap Tuhan Yesus orang asing
2. Orang Nazaraety yang hina
3. Nabi yang berkuasa (dalam perkataan) dalam karya pekerjaan-Nya
4. Ia dibenci, di-iri, disalibkan
5. Harapan yang gagal total,
6. Yesus yang belum ditemukan, somebody yang belum dikenal.
7. Mesias yang dijanjikan
Dari sudut yang lain, kita dapat menekankan bahwa Tuhan Yesus membukakan�.;
1. Jalan terbuka, berkat menjadi nyata
2. Mulut terbuka, menurunkan Firman Allah
3. Hati Terbuka, mengerti kehendak Allah
4. Mata Terbuka, Mengenal Dia dengan Jelas
5. Kesempatan terbuka, era baru bersaksi bagi DIa
Dari Tema, dapat ditekankan tentang Emaus
1. Kembali dari keragu-raguan
2. Kembali dari kebimbangan
3. Kembali dari kekecewaan
4. Kembali dari Kesusahan
5. Kembali dari kesesakkan
6. Kembali dari kesedihan
7. Kembali dari kegagalan
8. Kembali dari Ketidakpastian
9. Kembali dari Ketidakberdayaan
10. Kembali dari Kebodohan
11. Kembali dari Kelambanan (edisi bahasa lama : bantut)
12. Kembali dari Keputusa-asaan
Kembali kemana?
1. Emaus, kota harapan pembaharuan, dan kesaksian
Bukan hanya kita yang kenal Firman Tuhan, tapi semua bisa dapat mengenalNya. Kisah Stefanus pun mampu mengajarkan kebenaran Firman Tuhan kepada yang lain
[1] Bible Works 7.
[1].Ada yang stress � Iwan dan Sudrajad di Cirebon, setelah mengeluarkan uang masing-masing Rp. 300 jt dan Rp. 60 jt.
Atau Kristofel Man di Kupang, stress, naik motor, tabrak pohon.
[2].Ada yang menarik kembali sumbangannya, berupa TV, perlengkapan musik rebana, bahkan segel pasar (Sakdianto. Kudus, Partai Hanura).
[3].Ada yang stroke � Junaidi Umbara, Semarang, dari Partai Republikan, setelah khususnya spent ratusan juta.
[4].Ada yang sakit jantung, lalu meninggal.
[5].Ada yang bunuh diri � Sri Hayati, Banjar, Ciamis dari PKB, sedang hamil, gantung diri, karena hanya dapat 8 suara.
� Begitu juga dengan murid-murid Yesus � mukanya �Muram� (v 17).
Mereka (=sebagai team sukses PYK) juga kecewa, karena gagal mengusung �Caleg� nya dalam PYK, Partai Yesus Kristus.
Yesus yang disangka akan menjadi presiden, ternyata mati disalib.
� Cerita, kekecewaan dan suasana seperti ini mau disampaikan Luke pada Theophilus.
Banyak cerita dan perumpamaan dalam injil Lukas ini yang tak ada dalam injil lain.
Itu disebabkan oleh keseriusan Luke untuk menginjili Theophilus.
Ia sendiri adalah seorang intelek.
Ia tak main-main � Ia memilih cerita yang dikondensasi untuk bicara pada gubernur ini (Luk. 1:3).
� Banyak orang kecewa hari ini.
� Kecewa karena bukan alasan dalam dunia ini, tapi karena tak percaya Firman Tuhan.
� Ada 6 kisah dalam Injil Lukas ini yang tak ada dalam injil lain:
[1]. Mengenai Zakharia (Luk. 1) � menekankan ketidakpercayaan seorang imam.
[2]. Mengenai malaikat dan gembala (Luk. 2).
[3]. Mengenai orang Samaria yang baik hati (Luk. 10).
[4]. Mengenai keselamatan (Luk. 15).
[5]. Mengenai Lazarus dan orang kaya (Luk. 16).
[6]. Mengenai jalan ke Emaus (Luk. 24) � menekankan ketidakpercayaan 2 orang murid Yesus / rasul.
Bagian pertama dan terakhir, memiliki kemiripan � ketidakpercayaan rohaniwan.
Seharusnya mereka ini percaya, tapi justru ironis, mereka tak percaya.
Tapi, setelah mereka kembali dari Emmaus, mereka percaya, berkobar, dan berani membagikan iman mereka (v 35).
Kita tak tahu, apa tujuan mereka ke Emmaus:
[a].Apa karena takut, sehingga melarikan diri ke desa kecil?
[b].Apa karena mereka sudah tak mau lagi menjadi murid Yesus = stop, lalu pergi diam-diam, tanpa memberi tahu murid yang lain. Yesus sudah mati.
Karier mereka / harapan mereka secara politik juga mati.
[c].Apa karena ingin mandi air panas? (Garut)?
[d].Apa karena ada business?
[e]. Apa karena ingin berkunjung ke rumah seorang teman?
Sepertinya sih memang karena takut dan mau berhenti jadi murid, maka mereka mendapat �jawabannya.�
Setelah mereka bertemu Yesus, mereka �Bangun� dan kembali ke Yerusalem dengan berani (v 33).
Yerusalem = tempat di mana banyak nabi dibunuh.
� Dalam kisah 2 orang murid ini, Luke memakai kisah penampakan diri Yesus.
Ini adalah kemunculan yang ke 3 setelah Yesus bangkit.
[1]. Kepada Maria Magdalena (Mk. 16, Jn. 20:14).
[2]. Kepada Petrus (Lk. 24:34).
[3]. Kepada 2 orang yang berjalan ke Emaus (Lk. 24:13).
[4]. Kepada 10 murid-Nya di Yerusalem (Jn. 20:19).
[5]. Kepada 11 murid termasuk Thomas (Jn. 20:26, 29).
[6]. Kepada Petrus dan enam murid lainnya di pantai Tiberias (Jn. 21:1).
[7]. Kepada murid-murid di Galilea (Matt. 28:16).
[8]. Kepada lebih dari 500 pengikut-Nya (I Cor. 15).
[9]. Kepada Yakobus (I Cor. 15:6-7).
[10]Terakhir, di Bukit Zaitun, dekat Betania. Yesus memberkati para murid kemudian Ia terangkat ke surga (Lk. 24:51).
� Emmaus � Jerusalem � 7 mil / 12 km (v 13).[1]
Bandung � Padalarang � 18 km.
� Jalan kaki.
Kalau 12 km, jalan kaki, mungkin 2 jam.
� Setelah spend time begitu banyak, dapat apa?
Kalau kamu pergi begitu jauh, pulang dapat apa?
Mereka sungguh beruntung, pakai waktu 1 jam, mendapat �kesegaran� yang baru untuk hidup berjam-jam.
Kesegaran = berkobar-kobar, dinyalakan, terang, hidup.
Tapi, sebaliknya, banyak orang pergi, pakai waktu berjam-jam / berbulan-bulan, pulang tak bawa �Apa-apa,� selain cape, marah, perasaan kapok, tak mau ke sana lagi.
Malah ada yang bunuh diri.
Pemilik Kodak, setelah keliling dunia, bunuh diri, sebelum sampai rumahnya di New York.
Tapi, ke 2 murid ini, mendapat 3 berkat: horizontal, personal dan vertical.
Berkat horizontal � Percaya pentingnya komsel / persekutuan / teman seiman.
God wants us to listen to our spiritual brothers (Lk. 24:22-23).
Itulah perlunya komsel / care group / support group.
Itulah usaha supaya tak lupa, mengulangi dengan menceritakan.
Banyak orang pelupa, tapi tak ada usaha untuk mengingatnya.
Kalau seseorang sendirian, maka imannya akan cepat padam.
Jadi, kalau pelupa dan tak mengerti, lebih baik sharing.
Tuhan mau mendengarkan persoalanmu (v 15).
Apa yang kita cakapkan pada saat kita bertemu dengan teman-teman kita?
Berapa banyak kita sharing firman Tuhan?
Berapa banyak kita ikut komsel?
Berkat personal � percaya bukan hanya tahu.
Orang tak cukup hanya tahu, tapi percaya.
Ke 2 murid ini semua �Tahu� (v 18), tapi tak percaya (v 25).
Orang yang begini dikatakan bodoh.
Bodoh bukan tak tahu, tapi bodoh yang lebih parah, adalah tak percaya.
Kalau bodoh tak tahu, membuat kita susah di dunia.
Tapi bodoh tak percaya, membuat kita susah selamanya.
Inilah yang dimaksudkan Luke dalam menulis bagian ini.
Ia menulis kepada gubernur Romawi, Theophilus.
Luke ingin berkata, �Hai Theophilus, tak cukup hanya tahu, tapi percaya.�
Setelah Luke �Menginjili� Theophilus, khususnya dengan penyampaian ke 3 kemunculan malaikat dalam kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus (lihat khotbah di atas), maka Luke ingin Theophilus percaya.
Banyak masalah keluarga adalah karena istri terlalu percaya pada semua orang, tapi tak percaya 1 orang, kata suaminya.
Berkat vertical � percaya pada Firman Tuhan.
Firman Tuhan menekankan kebangkitan Kristus.
Kita perlu percaya itu � Istilah Ravi Zacharias �Recapturing the wonder.�
God wants us to listen to the word of God (Lk. 24:25-27; II Tim. 3:16-17).
God wants us to spend time with him to know him intimately.
Spend time can not be done only in 5 minutes.
Orang yang spend time with God, hatinya berkobar-kobar (Lk. 24:32).
Capenya tak terasa, karena hati berkobar.
Bukan tempatnya.
Bukan dari �Emmausnya� / �Warm bath nya,� tapi dari spend time with God nya.
Saat kita memperoleh kebenaran, hati kita pasti berkobar-kobar.
Bukan banyak orang.
Secara pribadi.
Bertanya jawab = menyelidiki.
Lihat hasilnya, orang mau spend time.
Orang rela pergi 2 jam, asal dapat hasil ini.
Gereja yang jauh, rela pergi, asal dapat hasil ini.
Kita bisa ke gereja, tapi hati kita tak berkobar.
Apalagi kita ke tempat yang lain, hati kita tak berkobar, malah cape, karena harus keluar uang banyak.
Dari sini kita sadar, bahwa bukan tempat, orang, lama waktu libur, Olah Raga, etc., yang bisa membuat kita semangat, tapi firman Tuhan.
Terapi yang diberikan
[a].Hadir di tengah mereka � orang Kristen yang lebih dewasa rohani, harus hadir di tengah-tengah jemaat yang lemah iman, ketakutan, putus asa.
[b].Mendengar.
[c].Membuka pengertian dengan kitab suci.
Kesaksian dari 2 murid yang berjumpa dengan Yesus yang sudah bangkit � hatinya sangat berkobar-kobar.
Secara rohani diberi pencerahan.
Mereka mengerti bahwa Tuhan yang bangkit tak hanya menjadi sekedar menjadi pemimpin bangsa Yahudi (nasionalis politis), tapi menjadi Tuhan seluruh dunia / bangsa (universal).
2 murid ini telah melihat kebangkitan Yesus dengan mata sendiri.
Tapi, Yesus tak berlama-lama dengan mereka, karena begitu mereka sadar, Yesus segera menghilang.
Sukacita mereka tak hanya untuk diri, tapi juga dibagikan.
Malam itu juga mereka kembali ke Yerusalem.
Sukacita mereka tak tertahankan, sehingga mereka rela berjalan kaki lagi selama 2 jam untuk kembali ke Yerusalem.
Tuhan Yesus tak hanya menyatakan diri pada murid-murid yang hatinya berkobar, tapi juga mau menyatakan diri pada orang yang putus asa, dingin, bingung, seperti 2 murid yang berjalan ke Emaus ini.
Tuhan memperhatikan orang yang sudah baik / bertumbuh, juga yang belum bertumbuh.
Yesus memperhatikan semua anak-anak-Nya yang iman kuat / lemah.
Cara Tuhan memperhatikan orang yang lemah:
1. Yesus mendekati mereka (v 15).
2. Yesus berjalan bersama mereka.
3. Yesus bercakap-cakap dengan mereka.
4. Yesus mau tinggal dengan mereka.
Jadi, ada pengorbanan dan harga yang harus dibayar, sehingga anak-anak Tuhan dapat dibangkitkan.
Tugas ini bukan hanya tugas hamba Tuhan, tapi juga orang-orang Kristen lain, khususnya yang lebih dewasa dalam rohani.
Jadi, kehadiran orang Kristen itu harus ada pengaruhnya. Sangat disayangkan, bila kehadiran orang Kristen yang tak menjadi pengaruh bagi sekitarnya.
Setelah itu Yesus lenyap = ia memang tak kelihatan, tapi ada dan hidup dalam setiap hati orang percaya.
Tujuan Yesus menampakan pada murid-murid dan ke 2 murid ini:
1. Meyakinkan bahwa Ia sungguh bangkit dan menolong mereka untuk percaya, akan kebangkitanNya sehingga mereka tidak terus tenggelam dalam kekecewaan dan keputusasaan.
2. Setelah mereka percaya, agar melalui kepercayaan mereka itu membawa mereka menikmati dan mengalami berkat kuasa kebangkitan tersebut.
Apa berkat dari kuasa dan kebangkitan itu?
[a] Memberi hidup baru (II Kor. 5:17), di mana mereka sudah dilepaskan dari belenggu dosa dan hukuman maut. Karena kebangkitan Yesus menyatakan Yesus sudah mengalahkan kuasa dosa, iblis dan maut.
[b] Memberi pengharapan dalam hidup mereka. Karena Yesus hidup, maka Dia berkuasa dan mengerti segala pergumulan, kekecewaan, kesedihan kita (Ibr .4:15-16).
3. Supaya mereka bangkit untuk melayani Tuhan, memberitakan Kristus yang hidup. Kristus yang telah bangkit bagi kita, biarlah kita juga bangkit bagi Kristus.
Dalam bagian ini, Yesus menunjukkan kesukaan-Nya �bercanda�. Karena Ia bertanya pada mereka seolah-olah Yesus tak tahu, ada 3 ayat 17, 19, 28
1. Yesus hadir, tapi mata mereka terhalang untuk melihat Yesus. Kehadiran Kristus tak pernah bisa dipahami oleh pengetahuan alami manusia, maka butuh anugerah.
2. Untuk mengenal Yesus, harus lewat kitab suci. Kitab suci mengajarkan kebenaran. Banyak orang percaya Yesus menurut konsepnya sendiri. Orang percaya Yesus yang tak ada penderitaan. Orang Kristen mau menjadi Kristen tanpa salib. Pikul emas mau, tapi tak mau pikul salib. Tak mau pikul salib/sangkal diri. Maka Yesus memberi syarat mutlak orang yang mau ikut Dia, harus sangkal diri / pikul salib. Untuk apa orang memiliki seluruh dunia, tapi kehilangan jiwanya. Kalau orang yang tak berani mati untuk Tuhan, maka ia tak akan berani untuk hidup bagi Tuhan.
3. Yesus hadir dan masih terus menyingkapkan lebih jauh siapa diri-Nya. Yesus hadir di gereja, tapi bukan sebagai Tuhan. Yang menjadi Tuhan adalah pendetanya.
Setiap kali Yesus diungkapkan, maka orang pasti berkobar-kobar, rela mati untuk injil. Banyak orang tak bertemu dengan Tuhan. Mereka bertemu dengan liturgis, nyanyian, tata cara gereja, dll. Mari kita bertobat, supaya Tuhan menjadi Tuhan di gereja dan dalam seluruh hidup kita.
Yang dapat dipelajari dari perikop ini adalah:
Pertama, para murid merasa kecewa. Oleh karena kecewa, mereka pergi, dikatakan �pergi ke sebuah kampung bernama Emaus� (ay 13). Pengharapan mereka kandas, di mana mereka�dahulu mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel� (ay 21).
Para murid kecewa disebabkan karena apa yang mereka harapkan tidak terjadi. Mesias secara politis sebagai juruselamat mereka telah disalibkan, mati dan dikuburkan! Apakah Kristus telah mengecewakan mereka? Kristus tidak mengecewakan karena Tuhan Yesus telah memberitahukan apa yang akan terjadi. Tuhan telah menyatakan �Ia akan dibunuh dan Ia akan dibangkitkan pada hari ke tiga� (Mat 16:21) dan �Ia berkata: KerajaanKu bukan dari dunia ini� (Yoh 18:36) tetapi mereka memaksakan kehendak mereka sendiri yang terjadi. Mereka kecewa karena diri mereka sendiri!
Kedua, Para Murid disadarkan. �terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia� (ay 31), �Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem� (ay 33). Kebutaan disini bukan dalam arti buta secara fisik tetapi mata rohani. Apa yang mampu membukakan mata rohani kita? Perikop ini menjelaskan mata rohani kita dibukakan oleh Firman Tuhan, �Ia menjelaskan kepada mereka apa yang telah tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci� (ay 27). Penjelasan ini mengingatkan dan membuat mereka mengerti akan kebenaran Firman. Jadi betapa pentingnya Firman Tuhan untuk mengenal Dia.
Ketiga, Mereka butuh hati lebih dari pikiran.�Ia berkata�..: Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu� (ay 25). Dibutuhkan hati sehubungan dengan kepercayaan untuk mengenal Dia. Kepekaan hati dibutuhkan untuk dapat menikmati hadiratNya bukan dengan pikiran. Dan semua ini karena anugerahNya.
Firman Tuhan mengatakan, �Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.� Pertanyaannya adalah apakah �sesuatu� itu? Ada yang berpendapat karena hari sudah sore mendekati gelap malam, jadi murid tidak melihat dengan jelas. Ada juga yang berpendapat, sebelum dan sesudah Yesus bangkit, Ia berbeda, makanya Murid tidak kenal Dia. Tetapi �sesuatu� itu sebenarnya bukan dari faktor eksternal tapi justru dari internal. Pertama, Mereka sedang kecewa, sedih dan berduka (V. 17 b). Penderitaan, kesusahan, kekecewaan bisa menghalangi mata rohani kita untuk �melihat�, atau mengenal Allah.
Kedua, Mereka tidak memiliki pengharapan lagi. Pengharapan mereka adalah Mesias secara politis yang dapat membebaskan mereka dari belenggu penjajahan Romawi. Pada waktu Yesus di salib dan mati, mati pula lah pengharapan, impian mereka. Kalau Yesus mati, apa yang mereka bisa harapkan lagi? Dan hal-hal inilah yang membuat mereka terhalang untuk tidak mengenal Dia.� Tapi Kristus bangkit memberikan pengharapan yang sejati.
Source Blog persekutuan-gii
Hamba Tuhan Pooling Bandung
Jum�at, 17 April 2009
Amsal 13:12a �Harapan yang tertunda menyedihkan hati.�
Itulah yang terjadi dengan kedua murid ini. Mereka sedang dirundung kekecewaaan, kedukaan yang sangat dalam. Betapa tidak, akhir hidup Yesus tidak seperti yang mereka harapkan. Bukan happy ending, tetapi ironis, tragis. Dulu, ketika Yesus masih di tengah-tengah mereka, mereka punya harapan yang besar. Harapan Yesus sebagai Mesias, pembebas dari penjajahan, penyembuh penyakit, penjawab segala masalah, guru hikmat, pemberi makan dan semua harapan yang besar.
Tetapi sekarang? Harapan itu pupus tanpa bekas ketika mereka melihat Yesus disiksa tanpa perlawanan, mati disalib sebagai kriminal, dikubur dikuburan pinjaman.
Mereka merasa ditinggalkan tanpa kesiapan sama sekali. Hidup yang cerah ceria, optimis berbalik menjadi gelap, suram. Mereka menuju ke Emaus, mungkin dalam perjalanan pulang kampung. Mereka ingin memulai hidup yang baru, tanpa Yesus. Sekarang Yesus menjadi masa lalu. Menjadi bahan diskusi, bahan nostalgia. Bukan kebetulan Emaus terletak di sebelah Barat Yerusalem, artinya mereka sedang berjalan menuju arah matahari terbenam. Perjalanan itu seolah gambaran dari kehidupan mereka yang menuju kesuraman. Seperti matahari terbenam, iman mereka juga sedang terbenam. Pengalaman ikut Yesus selama sekian waktu itu seperti manis tebu. Manis di awal, sepah diakhir.
Mereka berharap besar pada Yesus, tetapi kemudian kecewa. Apanya yang salah? Apa tidak boleh berharap pada Tuhan? Bukankah Yesus mengajar kita untuk berdoa, berharap padaNya? Kalau bukan pada Yesus, pada siapa lagi harus berharap?
Masalahnya bukan tidak boleh berharap, tetapi pada Yesus yang bagaimana kita menaruh harapan itu? Dengan kata lain, siapa Yesus yang kita kenal? Kalau kita kenal Yesus secara salah, maka harapannya pasti salah.
Murid-murid punya harapan yang salah tentang Yesus karena salah mengenal Yesus. Kedua murid Emaus itu terpesona dengan segala peristiwa dimana Yesus dimuliakan, terutama peristiwa transfigurasi. Mereka tidak menerima fakta bahwa peristiwa penyaliban adalah realitas yang harus dihadapi Yesus. Sekarang Yesus sudah mati. Sudah tiga hari berlalu. Bagi orang Yahudi, hari ketiga adalah hari roh benar-benar meninggalkan tubuh, sehingga setelah hari ketiga seorang benar-benar mati. Sekarang, mereka dengar kubur itu kosong, Yesus sudah bangkit, itu pun kata perempuan yang tidak bisa dipercaya (lihat ay.11). Katanya�! Mereka tidak bertemu langsung dengan Yesus sendiri. Kubur kosong tanpa pemunculan Yesus tidak ada artinya. Lagipula, tidak ada seorang pun murid berharap Yesus akan bangkit termasuk para wanita karena tujuan mereka datang untuk membalsemi mayat Yesus, bukan ingin bertemu Yesus yang bangkit.
Orang akan kecewa 100% jika ikut Yesus dengan konsep yang salah. Karena konsepnya salah, maka otomatis harapannya tidak akan terpenuhi.
Banyak orang mengalami goncangan iman karena salah mengerti tentang Kristus. Salah mengerti tentang Kristus karena salah mengerti kitab suci. Kitab suci hanya dimengerti sebagian-sebagian.
Itu sebab Yesus harus mengoreksi mereka. Yesus hadir di tengah perjalanan mereka. Dia mengajar ulang. Yesus menjelaskan isi kitab suci, �seluruh kitab suci mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi�, tidak pilah-pilih (25). Artinya, jangan memperlakukan Alkitab secara selektif sesuai selera. Bukan kita yang mengatur firman Tuhan itu harus bermakna begini-begitu, tetapi firman Tuhan yang mengatur kita harus begini-begitu. Yesus yang menjadi Tuan. Hal itu dipertegas dengan perbuatanYesus memecahkan roti untuk makan malam bersama. Orang yang memecahkan roti adalah tuan rumah. Jadi Ia mengambil peran seorang tuan rumah, padahal Dia yang diundang.
Yesus mengajarkan bahwa jalan menuju kemuliaan adalah melalui salib. Glory thru lowly, from lowly to glory. Kita maunya punya Tuhan yang memulai dari kemuliaan dan berakhir dalam kemuliaan. Glory thru glory, from glory to glory. Sedangkan Yesus, memulai dari kehinaan, melewati kehinaan dan berakhir dalam kemuliaan. Orang Kristen juga inginnya ikut Yesus sejak awal dapat mahkota mulia, terus mulia sepanjang hidup, sampai mati di surga menikmati kemuliaan.
Percakapan singkat itu mengubah hidup kedua murid itu. Tadinya mereka letih lesu, kehilangan semangat hidup, tetapi segera setelah pengalaman bertemu Yesus, mereka langsung bangkit lagi. Hati mereka berkobar-kobar kembali, mereka bersemangat, antusias menyambut kebangkitan Yesus. Malam itu juga mereka kembali ke Yerusalem, berjalan dua jam lagi, padahal mereka sudah cukup lelah berjalan kira-kira dua jam. Mereka tidak bisa menunggu sampai besok untuk menceritakan bahwa Yesus sudah bangkit. Kalau benar-benar ada Yesus dalam hidup kita, hidup tidak akan sama lagi. If Jesus is in you, life will never be the same. Ada gairah hidup, semangat hidup, kekuatan hidup.
� Disebutkan bahwa murid ini mendapati ke 11 murid, dan juga disebutkan bahwa Tuhan menampakan diri kepada Simon. Dan Simon yang disebutkan dalam perikop ini jelas bukan simon Petrus. Pengalaman kedua murid ini takkala melihat Tuhan Yesus memecahkan roti, membuat mereka mengenal Yesus Kristus, padahal mereka tidak masuk dalam perjamuan terakhir, maka ada kemungkinan bahwa mereka melihat perjamuan yang lain. Nilai yang didapatkan bahwa Tuhan menampakan diri untuk membuka mata rohani murid-muridnya melalui apa yang dilakukan-Nya
� Kelahiran Tuhan Yesus ditujukan kepada orang-orang sederhana, dan kebangkitan Tuhan Yesus pun dinyatakan kepada orang-orang yang sederhana dan mengubahkan hidup mereka, dan memiliki dampak yang luar biasa. Tuhan Yesus memakai orang-orang sederhana untuk rencanaNya
Ev. Irene
Pengalaman hari Natal waktu kecil dengan santa claus dan piet hitam, dan sempat menangis karena takut ancaman hukuman, padahal santa claus saat itu adalah ayah sendiri. Demikian pula akan Pengenalan akan Tuhan, yang terkadang dangkal dan terbatas namun manusia bahkan kadang-kadang merasa sombong lebih mengenal (ay.19). Hanya anugrah Allah lah yang membuat manusia dapat mengenalNya karena Ia sendiri yang membuka diriNya untuk dikenal.
4 hal yang didapat dari bagian ini;
1. Serupa tapi tidak sama. Tuhan Yesus tidak saja bangkit, namun juga menarik semua orang. Ada pengenalan pribadi-pribadi. Panggilan Tuhan Yesus, sama kepada Simon Petrus, Paulus, untuk membuat mereka kembali kepada Tuhan Yesus
2. Hai orang bodoh. Perkataan ini keras, dalam Alkitab ada juga ditujukan kepada yang membangun di atas pasir, 5 gadis bodoh, tentang orang Farisi, dan orang kaya bodoh.
3. Hambatan untuk mengenal Tuhan Yesus. (1) 2 orang murid ini mengalami kekecewaan, (2) Keragu-raguan, mereka ditegur oleh Tuhan Yesus (ay.38) (3) Ketamakan, orang Farisi karena jabatan dan lain-lain tidak mengenal Yesus dan bahkan menyalibkan-Nya.
4. Hanya Anugrah saja. Untuk mengenal Yesus perlu dibukakan, untuk mengerti Kitab Suci (ay.44-45) pun merupakan anugrah, untuk mendapatkan perlindungan (mazmur 127) dan berkat (Hagai ps 2)
Kondisi 2 orang murid yang berjalan ke Emaus, mengambarkan sisi kedagingan dan kemanusiaan kita. Di tengah kekacauan dan ketidakpastian yang terjadi, 2 murid pergi meninggalkan Yerusalem, dari 2 hal diatas maka dari perikop ini didapatkan ada 2 hal;
1. Iman mereka lamban (ay.25) Tuhan itu hidup, Dia sudah bangkit dari kematian, Dia sudah menang mengalahkan maut! Banyak orang yang bersikap kehilangan pengharapan, tidak punya iman dan kepastian dan hidup dalam keragu-raguan
2. (ay.31) Karena mereka tidak melihat dengan mata iman. Inilah yang seringkali kita alami, mata rohani kita dibutakan, disesatk oleh berbagai hal dan keadaan di sekitar. Mereka tidak melihat dengan mata iman, mata rohani disesatkan oleh persoalan dalam hidup kita. Kisah dari Fanny Crossby, �meskipun mataku buta, namun aku dapat melihat terang Tuhan�
Waktu pergi ke Emaus mereka bodoh, namun setelah itu menjadi pintar. Ketidakmengertian mereka akan penyaliban Yesus, dibukakan oleh Tuhan Yesus dan dimengertikan melalui pembukaan pikiran mereka, tidak lagi melalui pikiran dan cara pandang mereka (dunia) tapi sebaliknya melihat melalui titik tolak dari Allah. Perubahan pola pikir inilah yang mengubahkan mereka sehingga mereka mengerti
Jarak antara Yerusalem ke Emaus 7 mill/sekitar 10 Km. Jarak yang lumayan jauh ditempuh oleh Kleopas dan temannya dengan berjalan kaki pergi dan pulang pada malam harinya ke Yerusalem demi mengabarkan berita kebangkitan Yesus Kristus kepada teman-temannya. Mengapa kedua murid Yesus kembali ke Yerusalem?
1. Karena mereka sudah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus yang sudah bangkit (Lukas 24:25-32). Ada 2 hal yang menghalangi mereka mengenal Yesus (1) Presuposisi mereka tentang tujuan kedatangan Mesias itu sangat keliru dan Yesus Kristus menjelaskannya pada ay.25-27 (2) mereka tidak percaya nubuat Firman Tuhan (ay.25) kemudian ay.30-31,35 mata mereka terbuka dan mengenal Yesus.
2. Karena mereka ingin mengabarkan berita kebangkitan Yesus kepada teman-teman mereka (Lukas 24:33-35)
Gambaran Orang2 yang tertutup dan lambat, bodoh jauh dari kepandaian rohani, lamban tidak cepat untuk melihat akan hal-hal;
1. Ecounter dan kehadiran dari Tuhan Yesus, pengalaman mereka yang khusus berjumpa dengan Yesus yang hidup tidak mereka alami, dan hanya konsep yang mereka ketahui/dengar saja.
2. Mereka mengalami Firman yang luar biasa, Tuhan Yesus yang berkhotbah, Firman yang koheren dan sesuai dengan apa yang disampaikan nabi2. Firman itu (1) mencerahkan, (2) yang tertutup jadi terbuka, (3) hati mereka jadi berkobar-kobar, (4). Mengesahkan/menvalidasi apa yang sudah dinyatakan
3. Kuasa Yesus, Kuasa kebangkitan. Mereka tidak ada antusias awalnya, saat mendengarberita itu. Namun setelah dibukakan maka mereka melihat fakta itu sebagai kebenaran yang luar biasa, dan kuasa kebangkitan tidak mutlak dengan emosi, namun kebenaran yang teguh dan membawa mereka dapat menyaksikannya kepada murid-murid yang lain
(1) 2 murid yang selama ini mengikuti Yesus, pergi ke Emaus, harapan mereka kandas, pikiran mereka kacau, hati mereka gundah gulana, iman mereka lemah lesu. Mereka bodoh karena tidak mengetahui realita yang sesungguhnya tentang wahyu Allah dan karya Allah di dalam dunia melalui Kristus.
(2) Yesus datang sebagai pendamping, pendengar, mentor yang menjabarkan Firman Tuhan, dan Tuhan yang mencelikan mta rohani mereka
(3)Kedua murid mengalami proses yang mengubahkan mereka, dari mata rohani yang terselubung (ay.14) sampai ke mata rohani yang dibukakan /dicelikan (ay.30) Proses yang mengubahkan ini berfokus pada Kristus yang bangkit, sehingga mereka mengalami hidup yang diubahkan yaitu; hati yang berkobar2, iman yang dimanis penuh vitalitas.
Setiap jemaat perlu mengalami proses bertemu dengan Tuhan melalui penjabaran Firman Tuhan yang komperensif
Dari Perikop ini, kita melihat Proses Pengenalan Tuhan Yesus ;
1. Menganggap Tuhan Yesus orang asing
2. Orang Nazaraety yang hina
3. Nabi yang berkuasa (dalam perkataan) dalam karya pekerjaan-Nya
4. Ia dibenci, di-iri, disalibkan
5. Harapan yang gagal total,
6. Yesus yang belum ditemukan, somebody yang belum dikenal.
7. Mesias yang dijanjikan
Dari sudut yang lain, kita dapat menekankan bahwa Tuhan Yesus membukakan�.;
1. Jalan terbuka, berkat menjadi nyata
2. Mulut terbuka, menurunkan Firman Allah
3. Hati Terbuka, mengerti kehendak Allah
4. Mata Terbuka, Mengenal Dia dengan Jelas
5. Kesempatan terbuka, era baru bersaksi bagi DIa
Dari Tema, dapat ditekankan tentang Emaus
1. Kembali dari keragu-raguan
2. Kembali dari kebimbangan
3. Kembali dari kekecewaan
4. Kembali dari Kesusahan
5. Kembali dari kesesakkan
6. Kembali dari kesedihan
7. Kembali dari kegagalan
8. Kembali dari Ketidakpastian
9. Kembali dari Ketidakberdayaan
10. Kembali dari Kebodohan
11. Kembali dari Kelambanan (edisi bahasa lama : bantut)
12. Kembali dari Keputusa-asaan
Kembali kemana?
1. Emaus, kota harapan pembaharuan, dan kesaksian
Bukan hanya kita yang kenal Firman Tuhan, tapi semua bisa dapat mengenalNya. Kisah Stefanus pun mampu mengajarkan kebenaran Firman Tuhan kepada yang lain
[1] Bible Works 7.
0 komentar:
Posting Komentar