Source Blog persekutuan-gii
Hamba Tuhan Pooling Jakarta
Kamis, 26 February 2009
Hamba Tuhan Pooling Jakarta
Kamis, 26 February 2009
BETAPA INDAH NAMAMU
Mazmur 8 :1-9
Mazmur 8 :1-9
Ps 8:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud.
Ps(8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
Ps 8:2, (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
Ps 8:3, (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan:
Ps 8:4, (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Ps 8:5, (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Ps 8:6, (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
Ps 8:7, (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
Ps 8:8, (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Ps 8:9, (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Mazmur 8 dibuka dengan suatu rasa kekaguman kepada Allah yang besar, agung, dahsyat (Adonai).
Ayat 2 dan 10 adalah refrain yang dinyanyikan oleh jemaat secara bersama-sama.
Yesus pernah mengutip Mazmur 8:3 dalam Mat. 23:15-16 = Yesus menerima pujian dan sorak-sorai anak-anak yang spontan dan polos.
Ayat 4-9, berbicara mengenai langit yang menyatakan kedahsyatan dan keagungan Tuhan.
Ayat 5, berbicara mengenai manusia yang begitu hina, apalagi kalau dibandingkan dengan Allah yang begitu besar. Maka dipakai istilah �Apakah� bukan �Siapakah.� Manusia begitu hina / rendah, seperti rumput. Walau begitu, Tuhan tetap mengindahkan dan membuat hampir sama seperti allah (elohim). Apa artinya elohim itu? Ada 4 arti: Penghuni surgawi, bersifat ilahi, Allah yang benar dan satu-satunya, Allah secara umum.
Ayat 6, mengingatkan manusia sebagai mahluk yang dicipta serupa dan segambar dengan Allah.
Mazmur 8 ingin mengungkapkan penghormatan Allah yang sangat luar biasa yang telah diberikan kepada manusia yang begitu rendah.
Mengapa? Pasti ada suatu tujuan tertentu, yaitu agar manusia bisa menyembah dan memuliakan Tuhan.
Francis Schaeffer yang berbicara dengan seorang pemuda yang merasa depresi. Schaeffer mengingatkan bahwa manusia itu begitu berharga di mata Tuhan.
Manusia begitu berharga di mata Tuhan, sehingga kita menjadi tujuan khusus / perhatian dan perkenanan Tuhan.
Tapi, kesadaran diri yang begitu berharga di mata Tuhan, bukan alasan untuk memuji dan memuliakan diri, tapi Tuhan.
Jadi, 2 sisi itu perlu diperhatikan, bahwa manusia jangan merasa rendah diri / sebaliknya merasa begitu berharga sehingga memuliakan diri.
Biarlah manusia selalu ingat untuk memuliakan Tuhan.
Mazmur ini adalah mazmur mesianik, yaitu tentang Kristus.
Di sini diperlihatkan bagaimana Allah yang begitu besar, mau merendahkan diri dan datang ke dalam dunia, dan memperlihatkan manusia yang begitu rendah, tapi ditinggikan.
Manusia harus memuliakan Tuhan, �Segala yang bernafas harus memuji Allah.�
Bayi yang di pangkuan ibu, merasakan kedekatan yang begitu intim. Itulah penyembahan kepada Allah, harus didasarkan atas kedekatan yang begitu.
Penyembahan harus dilakukan dengan rutin.
1. Segala yang bernafas harus memuji Allah (Mzm 150:6).
2. Penyembahan yang sejati adalah bersifat hubungan rohani antara manusia danTuhannya.
3. Setan ingin merebut kemuliaan yang diberikan pada Tuhan.
4. Kemuliaan Allah dinyatakan dalam ketaatan manusia pada Tuhan dalam pengelolaan alam dan mahluk lain.
Ayat 1 dan 10 adalah pujian / penyembahan pemazmur yang didasarkan atas pengalaman pribadi pemazmur. Ini bukan basa-basi, tapi keluar dari dalam hati yang terdalam, sehingga ia bisa menuliskan banyak sekali mazmur. Jadi, orang yang begitu dekat dengan Tuhan, maka ia baru bisa menghargai ciptaan Allah yang begitu berharga.
Jadi, kalau kita berkhotbah harus dari pengalaman sendiri, bukan hanya teori, sehingga khotbahnya lebih hidup / berapi-api.
Musuh itu bukan hanya setan, tapi juga orang fasik / bebal.
Mengapa pemazmur bisa memuji Tuhan? Karena di dalam hatinuya ada kekaguman. Kekaguman itu mendorong orang itu untuk mengexpresikan kekagumannya kepada yang dikagumi.Orang mengagumi artis dan menyatakan dengan histeris.
Bayi juga mengexpresikan keagungan Tuhan, karena Tuhan menciptakan bayi / bakal anak dengan sangat luar biasa dan ajaib.
Anak-anak bisa membungkamkan musuh / orang-orang yang sombong dan tak percaya Tuhan. Orang yang demikian, waktu melihat bayi, mereka diingatkan agar jangan sombong sebagai ciptaan Tuhan.
Mazmur ini sering dibandingkan dengan Kej. 1 dan 2 mengenai relasi Pencipta dengan cipta; kemudian ciptaan (manusia) dan ciptaan yang lain (alam semesta). Sejak peciptaan Tuhan menyatkan bahwa peran manusia dalam dunia begitu penting, dan unik karena walaupun dia adalah ciptaaa tapi dia (manusia) mewakili pencipta di bumi ini menjadi wakil Tuhan untuk mengelola alam. Bukan malaikat yang dipercaya hal itu.
Manusia dipercaya kepercayaan yang begitu besar, karena manusia dicipta serupa dan segambar dengan Allah, sehingga . Manusia yang begitu �mulia� tapi juga sangat terbatas. Manusia diserang virus yang sangat kecil saja, bisa meninggal.
Cerita: Di Tiongkok, Confucius sangat dikagumi. Suatu hari , ia sedang naik kuda, dan melihat anak-anak yang membuat benteng-bentengan dari pasir.
Confucius bilang, �Nak, pindahin kota itu.�
Anak-anak berkata, �Masak kota koq dipindah, kuda yang harus mengelilingi.�
Confucius sangat kaget mendengar jawaban itu, dan merasa kagum karena kepandaian mereka.
Lalu, Confucius berkata, �Kamu tahu siapa saya, bisa kamu hitung bintang di langit?�
Anak-anak menjawab, �Jangan jauh-jauh alis, bulu matamu saja yang setiap membuka mata melihatnya kau tak bisa menghitung.�
Dari sana, ia belajar anak-anak tak bisa diremehkan, karena anak-anak bisa �Menaklukan� ahli filsafat seperti dirinya.
Lao Tze berkata, �Jangan meremehkan anak-anak kecil, karena ada salah satu di antara mereka bisa menjadi raja.�
Pemazmur bilang agar kita memuliakan Tuhan. Bagaimanakah memuliakan Tuhan? Seorang penulis berkata, saat kita menaklukkan hidup kita, merasa tak memiliki apa-apa dan mengagumi Tuhan, saat itulah ia memuliakan Tuhan.
Apa tujuan memuliakan Tuhan? Kemuliaan Tuhan tak bertambah kalau manusia memuliakan-Nya / atau berkurang kalau manusia tak memuliakan-Nya.
Tujuannya adalah untuk manusia sendiri, yaitu sebagai harkat diri manusia itu sendiri. Jadi, kalau manusia tak memuliakan Tuhan, maka ia kehilangan harkat diri sendiri.
Kalau manusia tak memuliakan / menyembah Tuhan, tapi menyembah berkat Tuhan, maka ia sedang menyembah berhala.
Kapan terakhir kali kita merasa kagum? Apa yang kita kagumi? Apakah kita mengagumi Allah / ciptaan-Nya? Pemberinya atau pemberiannya? Sumbernya atau berkat-Nya?
Apa yang dikagumi Allah? Manusia, bahkan bayi.
Bagi manusia, bayi mengagumkan???
Tanda bahwa kita kagum pada Allah adalah 3 hal: Waktu, pujian, kepemilikan. Apakah kita memberikan waktu pada Tuhan? Daud berkata bahwa 1 hari di rumah Tuhan lebih baik dari 1000 hari di tempat lain.
Apakah kita memberikan pujian kepada Tuhan? Apakah kita sadar bahwa segala sesuatu, termasuk diri kita adalah milik Tuhan dan rela bila Tuhan mau memakai �Milik-Nya� (= yaitu diri kita) untuk kemuliaan-Nya? Apakah kita mau melayani-Nya? Apakah kita hanya bergantung pada orang tertentu untuk melayani Tuhan?
Source Blog persekutuan-gii
Hamba Tuhan Pooling Bandung
Jum�at, 27 February 2009
Ada suatu pola yang tampak dalam perikop ini, awal dan akhir dari mazmur 8 ini merupakan kesimpulan dari inti berita yang disampaikan pemazmur dalam nyanyian ini. Nyanyian ini menjadi puji-pujian bagi Tuhan karena keagungan Tuhan dan kemuliaan Tuhan dalam keberadaan manusia.
Mazmur 8 ini merupakan nyanyian kontemplasi Pemazmur Daud, nyanyian kekaguman Daud, akan kemuliaan dan keagungan Tuhan dan saya melihat bahwa ada yang dinyatakan secara jelas dan ada yang dinyatakan secara tersembunyi (dikatakan tersembunyi karena kemudian kita tahu bahwa bicara tentang nubuatan mesianik di dalamnya). Secara jelas kemuliaan Allah dinyatakan dalam ayat 2 dan 3 yaitu segala yang diciptakan-Nya, dari sesuatu yang besar megah ???angit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang dan ciptaan yang lemah, rentan ??mulut bayi dan anak yang menyusu + ayat 4,5,6 ? manusia biasa. Secara tersembunyi kemuliaan Allah dinyatakan dalam ayat 4,5 dan 6 yang merupakan nubuatan tentang Yesus Kristus (Dalam terjemahan bahasa Inggris lebih jelas terlihat bagaimana ayat 4,5 dan 6 menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus). Hubungan Mazmur 8 dalam PB terlihat Mat 11:25, 21:16, 1Kor 1:27, Ibr 2:6-9 juga 1Kor 15:27, dan Ef 1:22 yang memperlihatkan Allah menjelma menjadi manusia dalam Yesus Kristus dan menjadi lebih rendah dari malaikat, dan dia akan membangkitkan semua miliknya di atas mahkluk sorgawi ketika Dia datang untuk memerintah sorga yang baru dan bumi yang baru. Yesus adalah satu-satunya pribadi yang merefleksikan secara sempurna gambar Allah (Gal 2:20, Kol 1:15).
Melalui perikop ini saya mendapat 3 hal , yaitu:
1. Keserupaan dengan Kristus = merefleksikan citra Allah.
Segala sesuatu yang telah diciptakan, dicipta untuk kemuliaan Tuhan. Manusia adalah ciptaan yang dipandang berharga oleh Tuhan, satu-satunya ciptaan yang dicipta serupa dan segambar dengan Allah. Dalam manusia yang pertama Adam, Allah menyatakan kemuliaan-Nya. Dalam penciptaan Adam Allah dimuliakan. Tetapi Adam gagal menjadi citra Allah karena kejatuhan dalam dosa. Semua manusia telah jatuh dalam dosa, semua yang berdosa telah kehilangan kemuliaan Allah, tidak mampu dalam keberdosaannya untuk memuliakan Allah, manusia yang tidak mampu melihat jejak tangan Tuhan dalam ciptaan dan yang terjadi adalah manusia memuliakan diri. Yesus Kristus disebut sebagai Adam kedua, menjadi satu-satunya pribadi yang mampu dengan sempurna mencitrakan kemuliaan Allah. Karya penebusan Kristus mengembalikan manusia kepada tujuan Allah yang mula-mula yaitu agar manusia kembali memiliki persekutuan dengan Allah dan agar manusia mencitrakan kemuliaan Allah. Menjadi serupa dengan Kristus adalah pencapaian hidup Kristen yang sejati yang memuliakan Tuhan. Karya penebusan Kristus memampukan manusia untuk memuliakan Allah. Firman Tuhan selalu bicara supaya orang percaya menjadi semakin serupa Kristus. Rom 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya...Menjadi serupa dengan Kristus sama artinya dengan merefleksikan citra Allah.
2. Manusia berharga di hadapan Tuhan
Dalam titik inilah pemazmur Daud menyadari bahwa manusia yang begitu rendah, lemah, dan terbatas sesungguhnya ditempatkan oleh Tuhan di tempat yang istimewa (serupa dan segambar dengan Allah), dipandang berharga oleh Tuhan. Pemazmur melihat manusia yang tidak ada artinya dengan kebesaran dan kemuliaan Tuhan diserahkan kekuasaan oleh Allah, tidak ada ciptaan lain selain manusia yang diberi kekuasaan sedemikian rupa seperti kekuasaan yang diberikan Tuhan kepada manusia, manusia sangat diperhatikan oleh Tuhan sehingga kita dapat dibebaskan dari perasaan tidak berharga.
Tidak semua anak Tuhan memiliki konsep gambar diri yang benar. Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi jemaat yang tidak lagi memandang bahwa dirinya berharga, sehingga ia ingin mati. Keputusannya telah membuat dirinya sendiri menderita bahkan menyusahkan orang lain. Akibatnya ia memiliki cara pandang yang salah terhadap dirinya, lingkungannya, sesamanya, dan juga terhadap Tuhan.
3. Ada tanggung jawab besar dalam kuasa yang besar
Tuhan memberi manusia kuasa atas ciptaan Tuhan (kej 1:28), tetapi kuasa yang besar harus dibarengi dengan tanggung jawab yang besar pula, dan kuasa itu adalah untuk melayani. Melalui hal ini, firman Tuhan mengingatkan bagaimana seharusnya dengan bijak kita menggunakan segala sumber daya dan kepercayaan yang Tuhan beri dengan bertanggung jawab, karena segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan suatu saat nanti.
Ditulis oleh raja Daud untuk mengagungkan, meninggikan Allah.
Mengapa harus memuji Allah?
Daud melihat keagungan dan kekuatan Allah. Keagungan Allah diperlihatkan melalui kepedulian dan rencana penebusan Allah. Ayat 2 dan 10, Daud mengawali dan mengakhiri dgn pujian: Allah yang kekal, Allah yang Mahakuasa. Kemudian Daud menyebut Allah yang mulia: excellent, powerful, terkenal, ini yang menjadi dasar Allah layak diagungkan. Eksistensi dunia ini adalah akibat dari zat yang kekal yaitu Allah sendiri.
Daud melihat kepada karya Allah, hasil ciptaan Allah, dia melihat langit, bulan dan bintang. Daud kemudian fokus pada manusia yang dicipta hampir seperti Allah, untuk mengusahakan, menguasai bumi. Nubuatan ini bisa diarahkan kepada diri Yesus Kristus.
Dlm sejarah pengetahuan dan filsafat ada 3 misteri: kehidupan, gerak dan keberadaan. Tidak ada seorangpun yang bisa mengurai misteri ini. Namun dalam Firman Tuhan, 3 misteri ini dijawab dengan baik: Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita berada. Paulus: Lihat Kis 17: 28.
Kebesaran Allah vs keterbatasan manusia. Mengenal diri, tahu diri, posisi di mana saya berdiri adalah kunci utama untuk memahami kebesaran Allah.
Apakah engkau menikmati kuasa dalam pujian? Seringkali jemaat sulit memuji, kalau kita memuji dengan hati yang tulus pasti bisa baik. Kalau ingin menikmati, maka letaknya bukan di pujian tapi di diri kita:
1. Apakah kita punya relasi yang dalam dengan Tuhan, kalau punya pasti bisa memuji Tuhan dengan baik seperti Daud.
2. Harus sadar bahwa dia spesial di mata Tuhan. Ini menjadi pemahaman Daud, dia melihat dirinya sebagai ciptaan yang terutama. Tuhan telah memberikan kepada kita kuasa untuk mengagungkan nama Tuhan.
Intinya di ayat 2 dan 10; pemazmur sedang mengagumi kemuliaan Allah, kemuliaan Allah muncul karena pengamatannya melalui ciptaan Allah. Lalu pemazmur merefleksikan ciptaan itu kepada dirinya. Lalu dia bertanya bagaimana dengan manusia? Manusia dibuat hampir sama dengan Allah, manusia yang diberi kuasa atas ciptaan yang lain harusnya memuliakan Tuhan.
Ini adalah mazmur kekaguman kepada Allah: pengalaman orang percaya dalam hidupnya harus bisa mengagumi Allah ditengah2 perkembangan teknologi yang begitu luar biasa. Awal tahun ini lembaga science di dalam evolusi merayakan 200 th Charles Darwin, dibandingkan dengan pengetahuan ternyata manusia kurang merasa kagum kepada Allah.
Titik tolak: ayat ke 4, kalau kita tidak bisa menempatkan diri seperti pemazmur maka kita tidak bisa mengagumi, titiknya adalah bukan siapakah manusia tetapi apakah manusia, manusia harus merendahkan diri sedemikian baru bisa memuliakan Allah.
Kemuliaan Allah: terlihat di seluruh alam semesta, kita tidak bisa melihat kemuliaan Tuhan karena kita telah jatuh dalam dosa.
Efek mengenal kemuliaan Allah:
1 Menyadari keberadaan diri di hadapan Allah, orang sombong tidak bisa memuji Allah.
2 Menggantungkan diri di hadapan Allah, jika manusia sudah tahu siapa dirinya: hanya apakah, bukan siapakah dan kemudian bergantung pada Allah pasti bisa mengagumi Allah.
3 Memiliki tujuan dan arah hidup.
4 Menikmati kemuliaan Tuhan, ini adalah suatu keintiman dan relasi dengan Tuhan, ini suatu kenikmatan.
Ps(8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
Ps 8:2, (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh dan pendendam.
Ps 8:3, (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan:
Ps 8:4, (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Ps 8:5, (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
Ps 8:6, (8-7) Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
Ps 8:7, (8-8) kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang;
Ps 8:8, (8-9) burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Ps 8:9, (8-10) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Mazmur 8 dibuka dengan suatu rasa kekaguman kepada Allah yang besar, agung, dahsyat (Adonai).
Ayat 2 dan 10 adalah refrain yang dinyanyikan oleh jemaat secara bersama-sama.
Yesus pernah mengutip Mazmur 8:3 dalam Mat. 23:15-16 = Yesus menerima pujian dan sorak-sorai anak-anak yang spontan dan polos.
Ayat 4-9, berbicara mengenai langit yang menyatakan kedahsyatan dan keagungan Tuhan.
Ayat 5, berbicara mengenai manusia yang begitu hina, apalagi kalau dibandingkan dengan Allah yang begitu besar. Maka dipakai istilah �Apakah� bukan �Siapakah.� Manusia begitu hina / rendah, seperti rumput. Walau begitu, Tuhan tetap mengindahkan dan membuat hampir sama seperti allah (elohim). Apa artinya elohim itu? Ada 4 arti: Penghuni surgawi, bersifat ilahi, Allah yang benar dan satu-satunya, Allah secara umum.
Ayat 6, mengingatkan manusia sebagai mahluk yang dicipta serupa dan segambar dengan Allah.
Mazmur 8 ingin mengungkapkan penghormatan Allah yang sangat luar biasa yang telah diberikan kepada manusia yang begitu rendah.
Mengapa? Pasti ada suatu tujuan tertentu, yaitu agar manusia bisa menyembah dan memuliakan Tuhan.
Francis Schaeffer yang berbicara dengan seorang pemuda yang merasa depresi. Schaeffer mengingatkan bahwa manusia itu begitu berharga di mata Tuhan.
Manusia begitu berharga di mata Tuhan, sehingga kita menjadi tujuan khusus / perhatian dan perkenanan Tuhan.
Tapi, kesadaran diri yang begitu berharga di mata Tuhan, bukan alasan untuk memuji dan memuliakan diri, tapi Tuhan.
Jadi, 2 sisi itu perlu diperhatikan, bahwa manusia jangan merasa rendah diri / sebaliknya merasa begitu berharga sehingga memuliakan diri.
Biarlah manusia selalu ingat untuk memuliakan Tuhan.
Mazmur ini adalah mazmur mesianik, yaitu tentang Kristus.
Di sini diperlihatkan bagaimana Allah yang begitu besar, mau merendahkan diri dan datang ke dalam dunia, dan memperlihatkan manusia yang begitu rendah, tapi ditinggikan.
Manusia harus memuliakan Tuhan, �Segala yang bernafas harus memuji Allah.�
Bayi yang di pangkuan ibu, merasakan kedekatan yang begitu intim. Itulah penyembahan kepada Allah, harus didasarkan atas kedekatan yang begitu.
Penyembahan harus dilakukan dengan rutin.
1. Segala yang bernafas harus memuji Allah (Mzm 150:6).
2. Penyembahan yang sejati adalah bersifat hubungan rohani antara manusia danTuhannya.
3. Setan ingin merebut kemuliaan yang diberikan pada Tuhan.
4. Kemuliaan Allah dinyatakan dalam ketaatan manusia pada Tuhan dalam pengelolaan alam dan mahluk lain.
Ayat 1 dan 10 adalah pujian / penyembahan pemazmur yang didasarkan atas pengalaman pribadi pemazmur. Ini bukan basa-basi, tapi keluar dari dalam hati yang terdalam, sehingga ia bisa menuliskan banyak sekali mazmur. Jadi, orang yang begitu dekat dengan Tuhan, maka ia baru bisa menghargai ciptaan Allah yang begitu berharga.
Jadi, kalau kita berkhotbah harus dari pengalaman sendiri, bukan hanya teori, sehingga khotbahnya lebih hidup / berapi-api.
Musuh itu bukan hanya setan, tapi juga orang fasik / bebal.
Mengapa pemazmur bisa memuji Tuhan? Karena di dalam hatinuya ada kekaguman. Kekaguman itu mendorong orang itu untuk mengexpresikan kekagumannya kepada yang dikagumi.Orang mengagumi artis dan menyatakan dengan histeris.
Bayi juga mengexpresikan keagungan Tuhan, karena Tuhan menciptakan bayi / bakal anak dengan sangat luar biasa dan ajaib.
Anak-anak bisa membungkamkan musuh / orang-orang yang sombong dan tak percaya Tuhan. Orang yang demikian, waktu melihat bayi, mereka diingatkan agar jangan sombong sebagai ciptaan Tuhan.
Mazmur ini sering dibandingkan dengan Kej. 1 dan 2 mengenai relasi Pencipta dengan cipta; kemudian ciptaan (manusia) dan ciptaan yang lain (alam semesta). Sejak peciptaan Tuhan menyatkan bahwa peran manusia dalam dunia begitu penting, dan unik karena walaupun dia adalah ciptaaa tapi dia (manusia) mewakili pencipta di bumi ini menjadi wakil Tuhan untuk mengelola alam. Bukan malaikat yang dipercaya hal itu.
Manusia dipercaya kepercayaan yang begitu besar, karena manusia dicipta serupa dan segambar dengan Allah, sehingga . Manusia yang begitu �mulia� tapi juga sangat terbatas. Manusia diserang virus yang sangat kecil saja, bisa meninggal.
Cerita: Di Tiongkok, Confucius sangat dikagumi. Suatu hari , ia sedang naik kuda, dan melihat anak-anak yang membuat benteng-bentengan dari pasir.
Confucius bilang, �Nak, pindahin kota itu.�
Anak-anak berkata, �Masak kota koq dipindah, kuda yang harus mengelilingi.�
Confucius sangat kaget mendengar jawaban itu, dan merasa kagum karena kepandaian mereka.
Lalu, Confucius berkata, �Kamu tahu siapa saya, bisa kamu hitung bintang di langit?�
Anak-anak menjawab, �Jangan jauh-jauh alis, bulu matamu saja yang setiap membuka mata melihatnya kau tak bisa menghitung.�
Dari sana, ia belajar anak-anak tak bisa diremehkan, karena anak-anak bisa �Menaklukan� ahli filsafat seperti dirinya.
Lao Tze berkata, �Jangan meremehkan anak-anak kecil, karena ada salah satu di antara mereka bisa menjadi raja.�
Pemazmur bilang agar kita memuliakan Tuhan. Bagaimanakah memuliakan Tuhan? Seorang penulis berkata, saat kita menaklukkan hidup kita, merasa tak memiliki apa-apa dan mengagumi Tuhan, saat itulah ia memuliakan Tuhan.
Apa tujuan memuliakan Tuhan? Kemuliaan Tuhan tak bertambah kalau manusia memuliakan-Nya / atau berkurang kalau manusia tak memuliakan-Nya.
Tujuannya adalah untuk manusia sendiri, yaitu sebagai harkat diri manusia itu sendiri. Jadi, kalau manusia tak memuliakan Tuhan, maka ia kehilangan harkat diri sendiri.
Kalau manusia tak memuliakan / menyembah Tuhan, tapi menyembah berkat Tuhan, maka ia sedang menyembah berhala.
Kapan terakhir kali kita merasa kagum? Apa yang kita kagumi? Apakah kita mengagumi Allah / ciptaan-Nya? Pemberinya atau pemberiannya? Sumbernya atau berkat-Nya?
Apa yang dikagumi Allah? Manusia, bahkan bayi.
Bagi manusia, bayi mengagumkan???
Tanda bahwa kita kagum pada Allah adalah 3 hal: Waktu, pujian, kepemilikan. Apakah kita memberikan waktu pada Tuhan? Daud berkata bahwa 1 hari di rumah Tuhan lebih baik dari 1000 hari di tempat lain.
Apakah kita memberikan pujian kepada Tuhan? Apakah kita sadar bahwa segala sesuatu, termasuk diri kita adalah milik Tuhan dan rela bila Tuhan mau memakai �Milik-Nya� (= yaitu diri kita) untuk kemuliaan-Nya? Apakah kita mau melayani-Nya? Apakah kita hanya bergantung pada orang tertentu untuk melayani Tuhan?
Source Blog persekutuan-gii
Hamba Tuhan Pooling Bandung
Jum�at, 27 February 2009
Ada suatu pola yang tampak dalam perikop ini, awal dan akhir dari mazmur 8 ini merupakan kesimpulan dari inti berita yang disampaikan pemazmur dalam nyanyian ini. Nyanyian ini menjadi puji-pujian bagi Tuhan karena keagungan Tuhan dan kemuliaan Tuhan dalam keberadaan manusia.
Mazmur 8 ini merupakan nyanyian kontemplasi Pemazmur Daud, nyanyian kekaguman Daud, akan kemuliaan dan keagungan Tuhan dan saya melihat bahwa ada yang dinyatakan secara jelas dan ada yang dinyatakan secara tersembunyi (dikatakan tersembunyi karena kemudian kita tahu bahwa bicara tentang nubuatan mesianik di dalamnya). Secara jelas kemuliaan Allah dinyatakan dalam ayat 2 dan 3 yaitu segala yang diciptakan-Nya, dari sesuatu yang besar megah ???angit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang dan ciptaan yang lemah, rentan ??mulut bayi dan anak yang menyusu + ayat 4,5,6 ? manusia biasa. Secara tersembunyi kemuliaan Allah dinyatakan dalam ayat 4,5 dan 6 yang merupakan nubuatan tentang Yesus Kristus (Dalam terjemahan bahasa Inggris lebih jelas terlihat bagaimana ayat 4,5 dan 6 menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus). Hubungan Mazmur 8 dalam PB terlihat Mat 11:25, 21:16, 1Kor 1:27, Ibr 2:6-9 juga 1Kor 15:27, dan Ef 1:22 yang memperlihatkan Allah menjelma menjadi manusia dalam Yesus Kristus dan menjadi lebih rendah dari malaikat, dan dia akan membangkitkan semua miliknya di atas mahkluk sorgawi ketika Dia datang untuk memerintah sorga yang baru dan bumi yang baru. Yesus adalah satu-satunya pribadi yang merefleksikan secara sempurna gambar Allah (Gal 2:20, Kol 1:15).
Melalui perikop ini saya mendapat 3 hal , yaitu:
1. Keserupaan dengan Kristus = merefleksikan citra Allah.
Segala sesuatu yang telah diciptakan, dicipta untuk kemuliaan Tuhan. Manusia adalah ciptaan yang dipandang berharga oleh Tuhan, satu-satunya ciptaan yang dicipta serupa dan segambar dengan Allah. Dalam manusia yang pertama Adam, Allah menyatakan kemuliaan-Nya. Dalam penciptaan Adam Allah dimuliakan. Tetapi Adam gagal menjadi citra Allah karena kejatuhan dalam dosa. Semua manusia telah jatuh dalam dosa, semua yang berdosa telah kehilangan kemuliaan Allah, tidak mampu dalam keberdosaannya untuk memuliakan Allah, manusia yang tidak mampu melihat jejak tangan Tuhan dalam ciptaan dan yang terjadi adalah manusia memuliakan diri. Yesus Kristus disebut sebagai Adam kedua, menjadi satu-satunya pribadi yang mampu dengan sempurna mencitrakan kemuliaan Allah. Karya penebusan Kristus mengembalikan manusia kepada tujuan Allah yang mula-mula yaitu agar manusia kembali memiliki persekutuan dengan Allah dan agar manusia mencitrakan kemuliaan Allah. Menjadi serupa dengan Kristus adalah pencapaian hidup Kristen yang sejati yang memuliakan Tuhan. Karya penebusan Kristus memampukan manusia untuk memuliakan Allah. Firman Tuhan selalu bicara supaya orang percaya menjadi semakin serupa Kristus. Rom 8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya...Menjadi serupa dengan Kristus sama artinya dengan merefleksikan citra Allah.
2. Manusia berharga di hadapan Tuhan
Dalam titik inilah pemazmur Daud menyadari bahwa manusia yang begitu rendah, lemah, dan terbatas sesungguhnya ditempatkan oleh Tuhan di tempat yang istimewa (serupa dan segambar dengan Allah), dipandang berharga oleh Tuhan. Pemazmur melihat manusia yang tidak ada artinya dengan kebesaran dan kemuliaan Tuhan diserahkan kekuasaan oleh Allah, tidak ada ciptaan lain selain manusia yang diberi kekuasaan sedemikian rupa seperti kekuasaan yang diberikan Tuhan kepada manusia, manusia sangat diperhatikan oleh Tuhan sehingga kita dapat dibebaskan dari perasaan tidak berharga.
Tidak semua anak Tuhan memiliki konsep gambar diri yang benar. Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi jemaat yang tidak lagi memandang bahwa dirinya berharga, sehingga ia ingin mati. Keputusannya telah membuat dirinya sendiri menderita bahkan menyusahkan orang lain. Akibatnya ia memiliki cara pandang yang salah terhadap dirinya, lingkungannya, sesamanya, dan juga terhadap Tuhan.
3. Ada tanggung jawab besar dalam kuasa yang besar
Tuhan memberi manusia kuasa atas ciptaan Tuhan (kej 1:28), tetapi kuasa yang besar harus dibarengi dengan tanggung jawab yang besar pula, dan kuasa itu adalah untuk melayani. Melalui hal ini, firman Tuhan mengingatkan bagaimana seharusnya dengan bijak kita menggunakan segala sumber daya dan kepercayaan yang Tuhan beri dengan bertanggung jawab, karena segala sesuatu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan suatu saat nanti.
Ditulis oleh raja Daud untuk mengagungkan, meninggikan Allah.
Mengapa harus memuji Allah?
Daud melihat keagungan dan kekuatan Allah. Keagungan Allah diperlihatkan melalui kepedulian dan rencana penebusan Allah. Ayat 2 dan 10, Daud mengawali dan mengakhiri dgn pujian: Allah yang kekal, Allah yang Mahakuasa. Kemudian Daud menyebut Allah yang mulia: excellent, powerful, terkenal, ini yang menjadi dasar Allah layak diagungkan. Eksistensi dunia ini adalah akibat dari zat yang kekal yaitu Allah sendiri.
Daud melihat kepada karya Allah, hasil ciptaan Allah, dia melihat langit, bulan dan bintang. Daud kemudian fokus pada manusia yang dicipta hampir seperti Allah, untuk mengusahakan, menguasai bumi. Nubuatan ini bisa diarahkan kepada diri Yesus Kristus.
Dlm sejarah pengetahuan dan filsafat ada 3 misteri: kehidupan, gerak dan keberadaan. Tidak ada seorangpun yang bisa mengurai misteri ini. Namun dalam Firman Tuhan, 3 misteri ini dijawab dengan baik: Di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita berada. Paulus: Lihat Kis 17: 28.
Kebesaran Allah vs keterbatasan manusia. Mengenal diri, tahu diri, posisi di mana saya berdiri adalah kunci utama untuk memahami kebesaran Allah.
Apakah engkau menikmati kuasa dalam pujian? Seringkali jemaat sulit memuji, kalau kita memuji dengan hati yang tulus pasti bisa baik. Kalau ingin menikmati, maka letaknya bukan di pujian tapi di diri kita:
1. Apakah kita punya relasi yang dalam dengan Tuhan, kalau punya pasti bisa memuji Tuhan dengan baik seperti Daud.
2. Harus sadar bahwa dia spesial di mata Tuhan. Ini menjadi pemahaman Daud, dia melihat dirinya sebagai ciptaan yang terutama. Tuhan telah memberikan kepada kita kuasa untuk mengagungkan nama Tuhan.
Intinya di ayat 2 dan 10; pemazmur sedang mengagumi kemuliaan Allah, kemuliaan Allah muncul karena pengamatannya melalui ciptaan Allah. Lalu pemazmur merefleksikan ciptaan itu kepada dirinya. Lalu dia bertanya bagaimana dengan manusia? Manusia dibuat hampir sama dengan Allah, manusia yang diberi kuasa atas ciptaan yang lain harusnya memuliakan Tuhan.
Ini adalah mazmur kekaguman kepada Allah: pengalaman orang percaya dalam hidupnya harus bisa mengagumi Allah ditengah2 perkembangan teknologi yang begitu luar biasa. Awal tahun ini lembaga science di dalam evolusi merayakan 200 th Charles Darwin, dibandingkan dengan pengetahuan ternyata manusia kurang merasa kagum kepada Allah.
Titik tolak: ayat ke 4, kalau kita tidak bisa menempatkan diri seperti pemazmur maka kita tidak bisa mengagumi, titiknya adalah bukan siapakah manusia tetapi apakah manusia, manusia harus merendahkan diri sedemikian baru bisa memuliakan Allah.
Kemuliaan Allah: terlihat di seluruh alam semesta, kita tidak bisa melihat kemuliaan Tuhan karena kita telah jatuh dalam dosa.
Efek mengenal kemuliaan Allah:
1 Menyadari keberadaan diri di hadapan Allah, orang sombong tidak bisa memuji Allah.
2 Menggantungkan diri di hadapan Allah, jika manusia sudah tahu siapa dirinya: hanya apakah, bukan siapakah dan kemudian bergantung pada Allah pasti bisa mengagumi Allah.
3 Memiliki tujuan dan arah hidup.
4 Menikmati kemuliaan Tuhan, ini adalah suatu keintiman dan relasi dengan Tuhan, ini suatu kenikmatan.
0 komentar:
Posting Komentar